Ulumul Qur'an - Jadal dalam Al-Qur'an
Sign up for access to the world's latest research
Abstract
Kelas 2 C : Kelompok 7 Firdayani Nirma Siti Sarah PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKARTA TA 2015/2016 KATA PENGANTAR
Related papers
Makalah ini disusun oleh Mahasiswa IAIN MANADO guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur'an yang berjudul "NUZULUL QUR'AN"
محمد عارف الأعلى, 2025
Keindahan bahasa Al-Qur’an merupakan salah satu tanda kemukjizatan Al-Qur’an. Ketika Rasulullah Saw menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an, sebagian kaum kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara membuat ungkapan-ungkapan (Syair) yang sengaja mereka buat untuk merendahkan keberadaan Nabi Saw dalam menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat itu. Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Sehingga bisa dipahami bahwa, jika jiwa manusia itu bersih dari sifat tercela, dia akan mudah menerima kebenaran dari siapapun terutama yang datangnya dari Allah Swt. Sehingga tidak diperlukan argument atau alasan agar kebenaran itu bisa diterima. Akan tetapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela dan dengki, maka kebenaran itu akan sulit diterima dan masuk kedalam hatinya. Sehingga diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat menerimanya. Salah satu cara yang digunakan untuk memperkuat argumentasi itu dengan Qasam atau “sumpah”. Uslub (kata) Qasam banyak terdapat di dalam Al-Qur'an. Adanya kalimat Qasam dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai bentuk ikut-ikutan terhadap tradisi bangsa Arab ketika itu, Akan tetapi untuk menguatkan informasi wahyu yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad Saw. dengan kondisi jiwa bangsa Arab yang berbeda-beda sebagai penerima wahyu. Ada yang memiliki kesiapan jiwa yang jernih serta hati yang suci sehingga dengan mudah mau menerima kebenaran hanya dalam waktu yang singkat. Namun ada pula yang memiliki jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan kegelapan sehingga susah menerima petunjuk dan kebenaran tersebut. Maka orang seperti ini perlu diberikan peringatan dengan kalimat yang keras, sehingga diharapkan dapat berubah dan menerima kebenaran. Maka “sumpah” ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan kesadaran kepada mereka, kesadaran untuk menerima kebenaran yang datangnya dari Allah Swt. Berdasarkan paparan di atas muncul pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan Qasam Al-Qur`an itu? Apa saja yang menjadi unsur-unsur sebuah Qasam dalam Al-Qur`an? Jenis-jenis qasam apa saja yang terdapat di dalam Al-Qur`an? Mengapa qasam itu mesti ada dalam Al-Qur'an? Hal-hal inilah yang akan penulis paparkan dalam makalah ini. Kata Kunci: Ulumul Quran, Aqsam Al-Quran, Pembagian Al-Qur’an, Studi Tafsir, Studi Tematik Al-Qur’an, Hukum Al-Qur’an, Metodologi Studi Al-Qur’an, Pendidikan Islam, Penelitian Al-Qur’an, Pemahaman Al-Qur’an, Ilmu Al-Qur’an, Kajian Akademik Al-Qur’an, أقسام القرآن
Puji syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Cahaya yangmenerangi hati sehingga timbullah suatu keimanan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Sang revolusioner abadi, Nabi Muhammad saw. Semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir kelak. Kemudian, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titik Rahmawati, M.Ag, selaku dosen pengajar mata kuliah Ulumul Hadist yang telah memberikan solusi-solusi serta memberikan tenggang waktu untuk mengumpulkan makalah ini. Semoga segala pengertian, pengorbanan dan perhatian yang bapak berikan kepada Mahasiswa-Mahasiswi senantiasa mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Hal ini disebabkan, pengetahuan penulis yang masih terbatas dan pemahaman yang relatif minim. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan sumbang saran dari bapak selaku pembimbing. Makalah ini dibuat dengan judul "Pengertian Shahabat dan Tabi'in" Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca, khususnya pada mata kuliah ini. Semarang, Maret 2015 Penulis BAB I PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan. Sebagaian surat di dalam Al- Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut yaitu Makki dan Madani. Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan: 1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul) 2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin) 3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul) 4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna) Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya bahasa Makiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Qur’an. Dan untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.
Al-Quran merupakan pedoman umat Islam yang berisi petunjuk dan tuntunan yang berguna untuk mengatur kehidupan di dunia dan akhirat. Ia merupak an kitab otentik dan unik. Redaksi, susunan maupun kandungan maknanya berasal dari wahyu, sehingga ia terpelihara dan terjamin sepanjang zaman.
محمد عارف الأعلى, 2025
Ilmu Qira’at merupakan salah satu cabang penting dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang perbedaan cara membaca Al-Qur’an sebagaimana diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan diwariskan melalui para imam qira’at. Kajian ini menyingkap makna Qira’at, konsep Sab’ah Ahruf, serta ragam qira’at yang berkembang, baik dari segi kuantitas (Sab’ah, ‘Asyrah, dan Arba’ah ‘Asyarah) maupun kualitas (Mutawatir, Masyhur, Ahad, Syadz, dan Maudhu’). Penelitian ini menegaskan bahwa variasi bacaan Al-Qur’an bukan sekadar perbedaan teknis, melainkan bagian dari keindahan, keluasan rahmat, dan fleksibilitas syariat Islam dalam menghadapi keragaman umat. Dengan memahami Ilmu Qira’at, pembaca tidak hanya memperluas wawasan akademis, tetapi juga memperdalam penghayatan spiritual terhadap Al-Qur’an. Kata Kunci : Ulumul Qur'an , Ulumul Al-Qur'an , Al-Qur'an , Qira'at Sab'ah , Tujuh Qira'at Al-Qur'an , Ilmu Qira’at , Sab’ah Ahruf , Bacaan Al-Qur’an ,Tafsir dan Qira’at , Qur’anic Studies , القراءات القرآنية , علوم القرآن The Science of Qira’at is a significant branch of Qur’anic Studies (Ulumul Qur’an) that explores the differences in Qur’anic recitations as revealed to Prophet Muhammad (PBUH) and transmitted through the great Qira’at Imams. This study highlights the definition of Qira’at, the concept of Sab’ah Ahruf, and the various classifications of Qira’at—both in terms of quantity (Sab’ah, ‘Asharah, and Arba’ah ‘Asharah) and quality (Mutawatir, Mashhur, Ahad, Syadz, and Maudhu’). It emphasizes that the diversity of Qur’anic recitations is not merely a technical variation but a manifestation of the beauty, mercy, and inclusiveness of Islam in addressing human diversity. By studying Qira’at, readers gain not only academic enrichment but also a deeper spiritual connection with the Qur’an.
rekapitulasi kata Qul di dalam Al quran
Rangkuman perkuliahan Semester 1 mata kuliah Ulumul Qur'an
Al-Qur'an merupakan sumber rujukan utama yang menempati posisi sentral bagi seluruh disiplin ilmu ke Islaman. Kitab suci ini, di samping menjadi al-huda (petunjuk), juga sebagai al-bayyinah (penjelas) serta menjadi al-furqan (pemisah antara yang benar dan yang salah) yang diturunkan dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun lamanya.

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.