pengertian ulumul qur an
Sign up for access to the world's latest research
Abstract
Alquran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. Tuhan semesta alam, kepada Rasul dan Nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril as untuk disampingkan kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman. 1 Secara lughawi, Alquran berarti bacaan. Nama-nama lain dari kitab suci ini adalah al furqan (pembeda) al zikr (peringatan), al kitab (tulisan) atau sesuatu yang ditulis, dan lain-lain, tetapi nama yang paling terkenal adalah al-Qur an. Bila seseorang mendengarkan kata Alquran atau Qur an disebut, ia segara mengetahui bahwa yang dimaksud adalah kalam Allah. Pemberian nama Alquran ini berasal dari Allah dan disebutkan berulang rulang di dalam berbagai surah yang mencapai 68 kali. 2 Alquran dalam bahasa arab mempunyai daya tarik dan keindahan yang deduktif. Didapatkan dalam gaya bahasa yang singkat dan cemerlang, bertenaga ekspresif, berenergi eksplosif, dan bermakna kata demi kata.
Related papers
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur'an adalah kitab sumber dasar hukum Islam, bukanlah kitab hukum Islam. Oleh karena itu, untuk menemukan hukum yang terkandung di dalamnya, diperlukan adanya suatu penafsiran. Dalam menafsirkan al-Qur'an terdapat beberapa kaidah penafsiran, agar isi atau kandungan serta pesan-pesan al-Qur'an dapat ditangkap dan dipahami secara baik sesuai dengan tingkat kemampuan manusia. Dalam diskursus 'ulum al-Qur'an ini, para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai ada atau tidaknya kaidah-kaidah yang dapat dijadikan pedoman dalam menafsirkan al-Qur'an. Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa kemampuan menafsirkan al-Qur'an bukan berdasarkan kepada kaidah-kaidah tertentu, tetapi harus digali langsung dari al-Qur'an atas petunjuk Nabi dan para sahabatnya. Sedangkan pendapat lain mangatakan bahwa dalam menafsirkan al-Qur'an diperlukan kaidah-kaidah tertentu, terutama kaidah bahasa. Dari dua pendapat diatas, mayoritas ulama cenderung mendukung pendapat kedua. Alasannya, dengan menguasai kaidah-kaidah penafsiran dapat memudahkan seseorang dalam menafsirkan al-Qur'an. Sebaliknya, pendapat pertama cenderung mempersulit seseorang yang ingin memperdalam al-Qur'an. Kaidah-kaidah penafsiran itu ada tiga macam yaitu kaidah dasar, kaidah syar'i dan kaidah kebahasaan. Kaidah dasar ialah menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, dengan hadits nabi, pendapat sahabat, dan dengan pandapat tabi'in. Sedangkan kaidah syar'i ialah menafsirkan al-Qur'an dengan ijtihad, diantaranya ialah: mantuq dan mafhum, mutlaq dan muqayyad, mujmal dan mufhassal dan lain-lain. Sedangkan kaidah kebahasan ialah kaidah yang menjadi alternatif dalam menafsirkan al-Qur'an. Kaidah kebahasaan ini mencakup kaidah isim dan fi'il, amr dan nahy, istifham, dlamir, mufrad dan jamak, muzakkar dan muannats, taqdim dan ta'khir dan lain-lain. Namun yang akan penulis ungkapkan dalam tulisan ini hanya kaidah isim dan fi'il. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan isim dan fi'il dalam al-Qur'an? 2. Apa fungsi dari kaidah isim dan fi'il terhadap penafsiran al-Qur'an? 3. Apa contoh atau bentuk isim dan fi'il dalam al-Qur'an? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari kaidah isim dan fi'il dalam kaidah kebahasaan. 2. Untuk mengetahui tujuan dari kaidah isim dan fi'il dalam kaidah kebahasaan. 3. Dapat menyebutkan beberapa contoh dari isim dan fi'il dalam beberapa ayat al-Qur'an.
an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Setidaknya itulah yang diindikasikan oleh surat al Baqarah ayat 185. Di samping itu, dalam ayat dan surat yang sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi penjelasan (bayyinaat) dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda (furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an tersebut. Al Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. dengan media malaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai petunjuk, al Qur`an dijaga keasliannya oleh Allah swt. Salah satu hikmah dari penjagaan keaslian dan kesucian al Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar-menurut Sang Pencipta Allah 'azza wa jalla sehingga kemudian selamat, baik di sini, di dunia ini dan di sana , di akhirat sana . Bagaimana mungkin manusia dapat menjelajahi sebuah hutan belantara dengan selamat dan tanpa tersesat apabila peta yang diberikan tidak digunakan, didustakan, ataupun menggunakan peta yang jelas-jelas salah atau berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya? Oleh karena itu, keaslian dan kebenaran al Qur`an terdeterminasi dengan pertimbangan di atas agar manusia tidak tersesat dalam mengarungi kehidupannya ini dan selamat dunia-akhirat. Kemampuan setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al Qur'an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gemilang dan ayat-ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah suatu hal yang tidak dipertentangan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna yang zahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global, sedangkan kalangan cendekiawan dan terpelajar akan dapat mengumpulkan pula dari pandangan makna-makna yang menarik. Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur'an mendapatkan perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau mentakwil tarkib (susunan kalimat) dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang mudah dipahami.
Al-Quran, kalam Tuhan yang dijadikan sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan umat Islam, tentunya harus dipahami secara mendalam. Pemahaman Al-Quran dapat diperoleh dengan mendalami atau menguasai ilmu-ilmu yang tercangkup dalam ulumul quran. Dan menjadi salah satu bagian dari cabang keilmuan ulumul quran adalah ilmu yang membahas tentang Muhkam Mutasyabbih ayat. Sehubungan dengan persoalan ini, Ibn Habib An-Naisabari pernah mengemukakan tiga pendapat mengenai kaitan ayat-ayat Al-Qur'an terhadap muhkam-mutasyabih. Pertama, seluruh ayat Al-Qur'an adalah muhkam berdasarkan firman Allah dalam QS. Hud : 1, sebagai berikut : ) ر ر ي ي ب ب خ خ م م ي كي حب خ ن ي لمد ل ن ي م ب ت ي ل خ ص ص ف م م ل ث م تمه م ي ا ت ي م خ ك حب ي ا م ب م ت كخ ب ر خ ل ا 1 ( Kedua, seluruh ayat Al-Qur'an adalah mutasyabih berdasarkan firman Allah dalam QS. Az-Zumar : 39, sebagai berikut : ) تعلمون فسوف مل عا اني نتكم مكا علي اعملوا م ب يو ق خ ي ل ي ق م 39 ( Ketiga, pendapat yang paling tepat, ayat-ayat Al-Qur'an terbagi dalam dua bagian, yaitu muhkan dan mutasyabihberdasarkan firman Allah dalam QS. 'Ali Imran : 7, sebagai berikut : مما م ممون فيتبع ممغ زي ممم به قلو في الذين ا فاما متشبهت خر ا و الكتب م ا هن محكمت يت ا منه الكتب عليك ل انز لذي ا هو ال كر يذ وما ربنا عند من كل به منا ا لون يقو العلم فى سخون والر ال ال ويله تأ يعلم وما ويله وابتغاء الفتنة ابتغاء منه به تشا اولوااللباب Muhkam Mutasyabbih ayat hendaknya dapat dipahami secara mendalam. Hal ini dikarenakan, dua hal ini termasuk dalam objek yang urgen dalam kajian/pemahaman Al-Quran.
Al Qur'an yang ditururunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat JIbril merupakan surat dari Allah kepada seluruh manusia. Pesan Al Qur'an tidak terbatas pada pewarnaan kehidupan orang-orang tertentu, untuk lingkungan serta kurun waktu tertentu, akan tetapi diperuntukkan kepada seluruh umat manusia.
RESUME BUKU ULUMUL QUR'AN karangan Dr. Naqiya Mukhtar, M.Ag
hadits pada masa sahabat dan tabi'in
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Kitab terakhir ini merupakan sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap Muslim. Al-Qur'an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (Hablum min Allah wa hablum min an-nas), serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah), diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguhsungguh dan konsisten. Al-Qur'an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Diturunkan dalam bahasa Arab, baik lafal maupun uslubnya. Suatu bahasa yang kaya kosa kata dan sarat makna. Kendati Al-Qur'an berbahasa Arab, tidak berarti semua orang Arab atau orang yang mahir dalam bahasa Arab, dapat memahami Al-Qur'an secara rinci.Al-Qur'an adalah kitab yang agung, memiliki nilai sastra yang tinggi. Meskipun diturunkan kepada bangsa Arab yang lima belas abad lalu terkenal dengan jiwa yang kasar. Al-Qur'an mampu meruntuhkan dominasi sya'irsya'ir Sastrawan Arab, hingga tidak berdaya dihadapan Al-Qur'an. 2 Kitab suci Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam harus dipahami dengan benar. Hasbi Ash-Shidieqi menyatakan untuk dapat memahami Al-Qur'an dengan sempurna, bahkan untuk menterjemahkannya sekalipun, diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan, yang disebut Ulum Al-Qur'an.

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.