BIMBINGAN KARIR

menjelaskan bahwa pembinaan merupakan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Walaupun individu sudah melewati proses seleksi yang ketat, ketika menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mereka sering menghadapi masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Mathis (2002:112) mendeskripsikan pembinaan sebagai suatu proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan tertentu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi. Menurut William dan Davis (2003:311), karir didefinisikan sebagai keseluruhan pekerjaan yang pernah dijalani seseorang sepanjang masa kerjanya. Pada dasarnya, pembinaan karir adalah usaha individu dalam menapaki jenjang posisi yang semakin tinggi di bidang pekerjaannya. Selain itu, pembinaan karir juga merupakan upaya organisasi dalam mengelola sumber daya manusia supaya mampu mengisi jabatan-jabatan penting dalam organisasi. Pembinaan karir dapat dipandang dari dua sisi, yaitu individu dan institusi. Perencanaan karir yang berfokus pada individu lebih menitikberatkan pada perkembangan karir pribadi, sedangkan yang berpusat pada institusi menekankan pada pekerjaan serta identifikasi jalur karir yang memberikan kemajuan logis bagi individu dalam organisasi. Menurut Juliani (2022), pembinaan karir adalah peningkatan kemampuan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai target karir yang direncanakan. Perusahaan perlu mengelola dan mengembangkan karir dengan baik agar dapat memotivasi pegawai melakukan yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang dapat menurunkan produktivitas. Pengelolaan serta pembinaan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia, sehingga kinerja individu juga meningkat dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Karir merupakan istilah teknis dalam administrasi personalia, yang mencakup seluruh pekerjaan atau jabatan yang dimiliki seseorang selama masa kerja. Keberhasilan karir dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan formal, pengalaman kerja, sikap atasan, prestasi kerja, pekerjaan kosong, lowongan jabatan, serta produktivitas kerja.

This article aims to determine the nature of career development as a planned effort made to achieve harmony between individual career needs and organizational development. Career development is a continuous process in planning a person's career towards the desired career achievement target through various stages and career paths. This study uses a literature review method to analyze various concepts, theories, and practices of career development. The results of the study indicate that career development includes aspects of individual and institutional planning that are integrated with each other, including self-assessment, opportunity exploration, goal setting, action planning, and evaluation. The basic concept of career development includes a series of integrated activities that include planning, directing, developing, and monitoring individual career progress in line with organizational goals. In preparing a career development program, it was found that systematic stages are needed starting from needs analysis, career path planning, implementation of development programs, to evaluation of program effectiveness.

biasa diasumsikan sebagai kemajuan (advanced) dalam suatu organisasi. Konsep karir telah digunakan sebagai rujukan ilmu pengetahuan tentang perilaku. Banyak definisi-definisi tentang karir yang diartikan secara berbeda oleh para ahli sesuai dengan tempat dan kondisi dari masing-masing penulis. Menurut Handoko (2000:121-122), bahwa istilah karir digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masingmasing peranan atau status dan dalam literatur ilmu pengetahuan peri-laku karir terdapat dalam tiga pengertian, sebagai berikut : 1. Karir sebagai suatu urutan promosi atau pemindahan (transfer) ke jabatanjabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau lokasi-lokasi yang lebih baik dalam menyilang hirarki hubungan kerja selama kehidupan kerja seseorang. 2. Karir sebagai penunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistimatik dan jalur-jalur karir. 3. Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja. Dalam konteks ini semua orang dengan sejarah kerja mereka disebut mempunyai karir.

Karier merupakan sejumlah posisi kerja yang dijabat seseorang selama siklus kehidupan pekerjaan sejak dari posisi paling bawah hingga posisi paling atas (Sinambela, 2016:253). Sedangkan menurut Bernardin dan Russel (2013) karier adalah persepsi sikap

Kematangan karir merupakan aspek penting dalam perkembangan peserta didik, khususnya siswa kelas X yang berada pada tahap eksplorasi awal terhadap dunia kerja dan pendidikan lanjutan. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memegang peranan strategis dalam membantu siswa mengenal potensi diri, memahami informasi karir, serta mengambil keputusan yang tepat terkait masa depan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran guru BK dalam mengembangkan kematangan karir siswa kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK di SMA Negeri 2 Semarapura telah menjalankan fungsi-fungsi utama seperti pemberian layanan informasi karir, konseling individu, dan pengembangan program perencanaan karir yang sistematis. Namun, masih terdapat beberapa kendala seperti keterbatasan waktu tatap muka dan rendahnya kesadaran siswa terhadap pentingnya perencanaan karir. Dengan optimalisasi peran guru BK serta dukungan dari pihak sekolah dan orang tua, kematangan karir siswa dapat ditingkatkan secara signifikan.

"Fenomena Salah Jurusan: Analisis Faktor Penyebab dan Dampaknya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa di Perguruan Tinggi Indonesia"

Fenomena salah jurusan merupakan permasalahan yang sering terjadi di lingkungan perguruan tinggi Indonesia, dimana mahasiswa merasa tidak sesuai dengan program studi yang dipilihnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena salah jurusan dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain survei deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari 385 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64,2% mahasiswa mengalami ketidaksesuaian dengan jurusan yang dipilih. Faktor utama penyebab salah jurusan meliputi: (1) kurangnya informasi yang akurat tentang program studi (78,3%), (2) tekanan dari orang tua atau keluarga (67,8%), (3) keterbatasan pilihan akibat nilai yang tidak memadai (58,9%), (4) mengikuti tren atau prestise jurusan (45,2%), dan (5) kurangnya pemahaman tentang minat dan bakat diri sendiri (72,1%). Dampak yang ditimbulkan menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami salah jurusan memiliki IPK rata-rata 2,89 dibandingkan dengan mahasiswa yang sesuai jurusan dengan IPK rata-rata 3,24 (p<0,05). Selain itu, tingkat dropout dan perpindahan jurusan lebih tinggi pada kelompok yang mengalami ketidaksesuaian (23,4% vs 8,7%).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena salah jurusan berdampak signifikan terhadap prestasi akademik dan perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Rekomendasi yang diberikan meliputi peningkatan program bimbingan konseling di sekolah menengah, penyediaan informasi yang komprehensif tentang program studi, dan pengembangan sistem asesmen minat-bakat yang lebih efektif. Implikasi penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kebijakan pendidikan tinggi yang lebih responsif terhadap kebutuhan dan karakteristik mahasiswa.

Kurikulum di Finlandia salah satu prinsip kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama. di Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak dibedakan antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik itu sekolah favorit atau tidak. jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja karena semua sekolah sama.

Teori pemilihan karier Hoppock berupa sepuluh pokok pikiran yang dijadikan tulang punggung dari teori tersebut. Sepuluh pokok pikiran dalam teori Hoppock tersebut merupakan dasar pilihan yang tepat dalam memilih karier. Kesepuluh pokok pikiran tersebut yaitu : (1). Pekerjaan itu dipilih sesuai kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan baik secara fisik ataupun psikis. (2) Pekerjaan yang dipilih diyakini akan paling baik untuk memenuhi kebutuhan. (3) Pekerjaan atau jabatan tertentu akan dipilih seseorang untuk pertama kali ia menyadari bahwa pekerjaan itu dapat membatunya dalam memenuhi kebutuhannya. (4) Kebutuhan yang timbul mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan pada tujuan tertentu. (5) Pilihan pekerjaan akan menjadi lebih baik apabila individu mampu memperkirakan bagaimana pekerjaan yang dipilih tersebut akan memenuhi kebutuhannya. (6) Informasi mengenai kondisi pribadi berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan karena individu mengetahui apa yang ia inginkan dan menge...

The study aims to discover the relationship between students’ perception about career guidance services and students’ independency in planning career. This research used correlational design with 37 samples of students taken using Simple Random Sampling method. The data collection method uses the scale of students’ independency in career planning and students’ perception scale about career guidance services which analyzed using descriptive statistical and regression analysis method. The results show that students’ independency in planning career is high category (M= 188,14) and students’ perception about career guidance services is very high category (M=194,32). The correlation coefficient obtained results (R = 0.620) in the strong / high category, the contribution to the influence of students’ perception on the career guidance services with students’ independency in career planning is (R2 = 0,385), and the significance value is (p = 0,000). Therefore, when the students’ perceptions...

Adulthood is a time when someone has a clear orientation for the future of him/herself both in finding a life partner, job, and career. The success or failure of a person to perform the adjustment that will affect many aspects of life are closely related to the prestige from the perspective of another person, an individual's self-concept, happiness, and also the effect on each member of his family. The main problems with the adjustment on job in the early adulthood are selection of work, stability achievement in choice and adjustment to the work situation. The extent of success of the men and women performing this adjustment can be judged from the performance, changes in voluntary work and the satisfaction derived from the job.

Bimbingan dan Konseling merupakan pergerakan kemanusiaan bagi negara modern. Profesi Bimbingan dan Konseling memiliki historis dalam karangan rentetan waktu. Kerangka historis pada artikel penelitian ini mengacu pada pergerakan ilmu bimbingan dan konseling dari gambaran tokoh, kondisi dan organisasi mengarah pada profesi dan dinamika keilmuan bimbingan dan konseling dalam dekade abad ke 20. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode studi literatur dengan pendekatan perspektif kualitatif emik berorientasi pada analisis deret waktu didasarkan pada pergerakan ilmu bimbingan dan konseling dari tahun 1900 hingga 1990-an.

This research aims to analyze the decision-making process in choosing a major, views about PAUD, and the career outcome expectations of male PIAUD IAIN Ponorogo students. This research uses qualitative phenomenology by collecting data from four male students who are still active in the PIAUD IAIN Ponorogo department through interviews. Data were analyzed using interpretative phenomenological techniques based on social cognitive career theory (SCCT) to find themes that emerged from respondents' expressions. The research results show that there are respondents whose decision-making process is carried out by other people, this is a characteristic of collectivist culture. One respondent made his own decision based on his work. Knowledge about PAUD is obtained from work experience, family and education. The research results also show that there is still a view that early childhood education is more suitable for girls. There are differences in outcome expectations in the physical aspect between respondents, but they agree that they have expectations in the social aspect and self-evaluation.

Pembinaan karir guru adalah proses, cara, dan perbuatan dalam membina guru yang dilakukan melalui alur sistematis dan terarahuntuk meningkatkan kompetensi sesuai jabatan fungsi sona lnya dan/atau jabatan lain nya melaluia lurkarir vertikal, horizontal, dan diagonal. Pembinaan atau pengembangan kari rmerupakan hal yang penting bagi seorang guru dan pendidik karena hal ini sangat berpengaruh setidak nya terhadap kepuasan kerjadan peningkatan penghasilan.

Pembinaan karir guru adalah proses, cara, dan perbuatan dalam membina guru yang dilakukan melalui alur sistematis dan terarahuntuk meningkatkan kompetensi sesuai jabatan fungsi sona lnya dan/atau jabatan lain nya melaluia lurkarir vertikal, horizontal, dan diagonal. Pembinaan atau pengembangan kari rmerupakan hal yang penting bagi seorang guru dan pendidik karena hal ini sangat berpengaruh setidak nya terhadap kepuasan kerjadan peningkatan penghasilan.

Secara bahasa pembinaan berasal dari kata "bina" yang berarti sama dengan "bangun". Jadi pembinaan dalam arti kegunaanya yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Sedangkan secara istilah pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusai akan berusaha untuk menata ulang pola kehidupannya

Pembinaan karir merupakan upaya yang dilakukan oleh individu dan organisasi untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan posisi dalam dunia kerja. Menurut William dan Davis (2003), karir mencakup seluruh pekerjaan yang dijalani seseorang sepanjang hidupnya. Pembinaan karir memiliki dua perspektif, yaitu individu dan institusi, yang bertujuan untuk merencanakan perkembangan karir seseorang dan mengelola sumber daya manusia dalam organisasi. Pembinaan karir terdiri dari lima tahapan: Growth (usia 14), Exploratory (15-24), Establishment (25-44), Maintenance (45-64), dan Decline (65+), yang masing-masing memiliki fokus pengembangan yang berbeda sesuai dengan usia dan pengalaman. Dalam konteks pengelolaan sumber daya manusia, pembinaan karir juga berhubungan dengan pendidikan, pelatihan, promosi, dan mutasi sebagai bagian dari upaya mengembangkan kompetensi pegawai. Di sisi lain, sistem pendidikan, khususnya kurikulum, memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu untuk sukses dalam dunia kerja. Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengacu pada berbagai landasan filosofi, sosiologi, psikologi, teori perkembangan, dan peraturan yang mendasari pengembangan kompetensi anak. Prinsip umum dalam pengembangan kurikulum mencakup relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi, dan efektivitas yang harus diintegrasikan dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di tingkat pendidikan. Hal ini mendukung pembelajaran yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

The study aims to discover the relationship between students’ perception about career guidance services and students’ independency in planning career. This research used correlational design with 37 samples of students taken using Simple Random Sampling method. The data collection method uses the scale of students’ independency in career planning and students’ perception scale about career guidance services which analyzed using descriptive statistical and regression analysis method. The results show that students’ independency in planning career is high category (M= 188,14) and students’ perception about career guidance services is very high category (M=194,32). The correlation coefficient obtained results (R = 0.620) in the strong / high category, the contribution to the influence of students’ perception on the career guidance services with students’ independency in career planning is (R2 = 0,385), and the significance value is (p = 0,000). Therefore, when the students’ perceptions...

Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemajuan kerjanya. Karir merupakan istilah yang didefinisikan oleh kamus bahasa indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang. Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan khusus, jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah yang dikedepankan dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang.

Pengembangan kurikulum melibatkan penggunaan prinsip-prinsip yang sudah ada atau menciptakan prinsip-prinsip baru sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam penerapan kurikulum di berbagai lembaga pendidikan, dimungkinkan penggunaan prinsip yang berbeda-beda, sehingga terdapat beragam prinsip dalam pengembangan kurikulum (Fitroh, 2011). Sukmadinata mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pengembangan kurikulum terbagi menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum mencakup relevansi, fleksibilitas, kesinambungan, kepraktisan, dan efektivitas. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan kurikulum yang relevan bagi siswa, guru, dan masyarakat. Sementara itu, prinsip khusus mencakup tujuan pendidikan, pemilihan konten, proses belajar mengajar, media pembelajaran, dan kegiatan penilaian.Hernawan dalam Sudrajat juga mengusulkan lima prinsip

Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Proses pengembangan kurikulum harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk itu, para pengembang kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum agar bisa bekerja secara mantap, terarah, dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Produk dari proses pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Arifin, 2017). Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum yang terdiri atas prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, berorientasi pada tujuan,

Prinsip umum pengembangan kurikulum Sukmadinata, membagi prinsippengembangan kurikulum menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum dan prinsip khusus.Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut :