
Pindo Tutuko
Pindo Tutuko is a professor in the Department of Architecture, Engineering Faculty, Universitas Merdeka Malang, East Java, Indonesia (from 1998) and got a PhD from Kanazawa University, Japan (2014). He got a Post Graduate Diploma in Developing Social Housing Projects (DSHP) from IHS Erasmus University Rotterdam in 2017. His research interests include urban housing, urban facilities, spatial planning, and sustainable urban form.
less
Uploads
Books by Pindo Tutuko
1. Ruang lingkup Permukiman dalam beberapa aspek bersinggungan dengan disiplin ilmu planologi, perencanaan wilayah kota, sipil, dan lingkungan.
2. Dilihat dalam satu disiplin arsitektur, jika kurang bisa membatasi penjelasan substansi permukiman maka akan sering terjadi tumpang tindih dengan arsitektur kota, perancangan kawasan, dan perencanaan tapak.
3. Permukiman terasa sangat luas dan cenderung mengangkat permasalahan sosial dan peraturan-peraturan pemerintah pusat dan lokal.
4. Kurang memberi tempat pada perencanaan lingkungan permukiman secara utuh sampai dengan sarana dan prasarana ligkungan permukiman dibangun.
Akhir kata penyusun berharap agar buku ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi para mahasiswa, para peneliti maupun kaum praktisi. Jika ada yang bersedia dan mempunyai waktu untuk mengembangkan buku-buku lain sejenis ini atau langsung memberikan masukan untuk perbaikan buku ini, penyusun akan merasa sangat berbahagia dan menerima dengan tangan terbuka.
Hunian perlu indikator tentang kualitas lahan dalam hal ini adalah Natural environment (sumberdaya alam yang sesuai), Topographical (kondisi topografi yang sesuai), dan Proximity dan accessibility (batas standar minimal hunian dan potensi kemudahan). Keberadaan jenis usaha yang terdapat suatu permukiman biasanya telah ada sejak lama dan bertahan sampai sekarang. Usaha rumahan ini terus ada dan usaha ini sudah menjadi usaha yang turun menurun dilakukan dari generasi ke generasi. Pola hunian rumah produktif dan pola permukiman mereka secara keseluruhan dipengaruhi proses produksi yang ada dalam usaha tersebut. Hal ini menjadikan perubahan pola hunian yang semestinya sebagian besar untuk kebutuhan bertempat tinggal menjadi kegiatan untuk melakukan usaha.
Tradisi warga dalam suatu setting lingkungan fisiknya menciptakan keseimbangan yang menyeluruh akan pola kegiatan produktif dan domestik. Hal tersebut pada akhirnya menimbulkan keterikatan antara warga dengan rumah dan lingkungan permukiman (kampung) mereka terhadap kegiatan usaha sehingga tetap bertahan. Penggunaan ruang untuk kegiatan produktif dan kegiatan domestik menghasilkan pola-pola perkembangan. Pola-pola ini memiliki kecenderungan perkembangan yang berbeda-beda tergantung dari luas lahan dan posisi rumah terhadap lingkungan ketetanggaanya
Setiap usaha pasti tidak dapat lepas dari limbah produksi yang dihasilkan sekecil apapun. Dalam rangka menjaga keberlangsungan rumah produktif di suatu permukiman ini, maka pengelolaan limbah perlu dikelola dengan baik, antara lain dengan pendistribusian limbah usaha dan limbah rumah tangga yang terpisah serta perencanaan drainase permukiman yang dijaga dengan baik.
Diskusi tentang sintesis dari analisis perkembangan pola hunian rumah produktif dijelaskan dengan mengkaji sebuah perkembangan rumah produktif dan pengaruhnya terhadap lingkungan permukiman. Hal ini menunjukkan bahwa Rumah produktif di suatu permukiman memiliki ikatan keluarga satu sama lain dan ditinjau dari perkembangan pola rumah produktif (mikro) mempengaruhi perkembangan pola permukiman (kampung) (makro). Hal lain yang ditemukan yaitu terdapat kesamaan perkembangan dari tiap kelompok hunian yang disebabkan faktor kekerabatan. Berkaitan dengan daya dukung lingkungan, maka permukiman tidak bisa lepas dari sumberdaya air untuk kebutuhan produksi dan kebutuhan rumah tangga. Dengan dilakukannya perbaikan saluran di kampung dapat mengurangi polusi yang terjadi di sekitar lingkungan permukiman tersebut.
Buku ini bisa memberikan beberapa rekomendasi antara lain:
• Menjaga tradisi yang dilakukan secara turun temurun dengan menyesuaikan kondisi yang ada baik di rumah maupun di lingkungan rumah mereka.
• Dalam melakukan perubahan rumah produktif untuk tujuan pengembangan usaha dan kebutuhan rumah tangga tetap berpedoman pada zona-zona produksi yang terdapat pada tiap-tiap rumah. Selanjutnya perlu mengetahui pola-pola hunian rumah produktif mereka masing-masing sebagai acuan dalam menentukan arah perkembangan rumah dari sudut kepentingan produktif dan domestik.
• Memperhatikan pola perkembangan rumah produktif mereka dengan rumah produktif yang lain, sehingga pada akhirnya terdapat keselarasan dengan pola hunian kampung.
• Pengelolaan limbah secara bijaksana, terutama limbah produksi, karena limbah ini terus ada beriringan dengan kegiatan usaha yang masih terus dilakukan.
• Menjaga sarana dan prasarana lingkungan yang ada, karena daya dukung lingkungan yang terjaga akan menjamin proses keberlangsungan hidup (sustainable living). Karena sebagian besar pengusaha dalam melakukan proses produksi membutuhkan air, maka sumberdaya air yang menjadi pendukung lingkungan utama dalam permukiman (kampung) baik untuk kegiatan produksi dan domestik harus tetap terjaga.
Akhir kata penyusun berharap agar buku ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi para mahasiswa, para peneliti maupun kaum praktisi. Jika ada yang bersedia dan mempunyai waktu untuk mengembangkan buku-buku lain sejenis ini atau langsung memberikan masukan untuk perbaikan buku ini, penyusun akan merasa sangat berbahagia dan menerima dengan tengan terbuka.