Resume Writing

Sumario: 1. Introducción. 2. La responsabilidad por el otorgamiento abusivo de crédito: conceptos generales. 3. Los elementos de la responsabilidad civil en el otorgamiento abusivo de crédito. 4. La prueba en la pretensión indemnizatoria fundada en el otorgamiento abusivo de crédito: generalidades. 4.1. La prueba en la pretensión indemnizatoria fundada en el otorgamiento abusivo de créditos: acreedores anteriores. 4.1.1. Hechos que deberá probar el actor. 4.1.2. La prueba en la pretensión indemnizatoria fundada en el otorgamiento abusivo de créditos: acreedores posteriores. 5. Defensas que puede aportar la entidad financiera demandada. Revista del Derecho de Daños N° 4

Physical development is not necessarily equivalent to spiritual development. Normally, a person who has reached maturity level will have spiritual maturity pattern such as thought maturity, personal maturity, and emotional maturity. Yet, the balance between physical maturity and spiritual maturity sometimes does not run in parallel. One may have grown physically but not spiritually. Religious values need to be established in children since early ages. The religious values mean any deeds relating humans and God or among human beings relationship. Physical development is measured based on chronological age, peak of human physical development which is called maturity. On the other hand, spiritual development is measured based on level of ability and certain ability level achieved by spiritual development which is called maturity.

The purpose of this study was to describe student learning in executive leadership core competencies after being engaged in a two-semester leadership education sequence. The researchers used evaluative research techniques to compare perceived and actual growth in learning of executive leadership competencies. Data collection consisted of a post-then (or Before-After) self-assessment instrument and an evaluation rubric that was designed to score the final exam. The results were reported as average learning scores based upon (Before-After) measures, narrative verifications, and comparisons of perceived versus actual growth. Students varied in their perception of their competencies using only the behavioral anchors. Based on the findings of this study, new competency-based behavioral benchmarks were developed, at the near novice, proficiency, and near expert levels of competence. Recommendations to insure the fidelity of students' self-assessment and appropriateness of the behavior...

Perkembangan teknologi yang masif di era pasca-digital telah mengaburkan batas antara manusia dan mesin, menuntut lahirnya pendekatan pendidikan baru yang lebih adaptif dan manusiawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan konsep neuropedagogi, transhumanisme, dan kesadaran emosional-sintetis guna menciptakan pembelajaran adaptif yang responsif terhadap kebutuhan kognitif dan afektif peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah literatur ilmiah yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa model neuropedagogi transhumanisme mampu mengoptimalkan pembelajaran melalui integrasi antara pemahaman neurologis, teknologi canggih (seperti AI dan sensor emosi), serta kecerdasan emosional sintetis. Model ini tidak hanya meningkatkan efektivitas dan personalisasi pembelajaran, tetapi juga membentuk interaksi manusia-mesin yang lebih empatik, mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi kompleksitas era digital dengan lebih resilien dan reflektif. Dengan demikian, model ini memberikan kontribusi signifikan dalam merancang pembelajaran masa depan yang holistik, kontekstual, dan berbasis kesejahteraan emosional.

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Di tengah dinamika tersebut, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan serius yang dapat mengganggu ketahanan nasional dan menghambat pembangunan, antara lain: bahaya narkoba, kejahatan siber (cyber crime), dan tindak pencucian uang (money laundering). Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) merupakan ancaman nyata yang menyerang berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda dan aparatur negara.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Untuk mengatasi krisis ekonomi yang hingga kini masih terus berlangsung, disamping harus menata sektor riil, yang tidak kalah penting adalah meluruskan kembali sejumlah kekeliruan pandangan di seputar masalah uang. 2 Seperti kita ketahui, bidang keuangan di negara manapun sangat memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, karena apabila jumlah uang yang beredar di suatu negara jumlahnya kurang maka negara tersebut akan mengalami keluasan ekonomi. Begitu juga sebaliknya jika jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan maka akan terjadi inflasi. Dengan demikian jelas bahwa untuk menjaga kestabilan jumlah uang maka pemerintah melalui bank sentral harus berupaya senantiasa menjaga kestabilan moneter. Salah satu indikator keberhasilan kebijakan moneter adalah adanya stabilitas ekonomi dan perbaikan neraca pembayaran. Fokus kebijakan moneter Islam lebih tertuju pada pemeliharaan berputarnya sumber daya ekonomi, di mana ini menjadi inti ekonomi Islam pada semua bentuk kebijakan dan ketentuan yang diperankan oleh syaiah. Dengan demikian dalam Islam, secara sederhana para regulator harus memastikan tersedianya usaha-usaha ekonomi dan atau produk keuangan syariah yang mampu menyerap "potensi investasi" masyarakat atau ketentuan-ketentuan yang mendorong preferensi penggunaan "potensi investasi" pada usaha produktif terjadi. 3

In this paper, résumés in two languages and two cultures, Peninsular Spanish and American English, are analysed. For this qualitative analysis, we have relied on the dual perspective proposed by which postulates a complementary usage of linguistic and ethnographic approaches to the study of genre. The analysis of discourse is based on tenets of genre analysis (Swales 1990; Unger 2007) which have traditionally constituted a substantial part of the theoretical basis of the LSP field. However, it also introduces tenets from sociolinguistics and pragmatics as résumés crucially involve the presentation of self -namely the construction of professional identity of candidates (de Fina et al. 2006;. The ethnographic approach consists of interviews of recruiters from both cultures to find out what their expectations are relative to applicants' presentation of selves. The results, although tentative, indicate that cultural expectations in terms of what constitutes an adequate résumé vary between the two cultures, especially with respect to the type of personal information provided and the lexico-syntactic structures that candidates use to distance themselves from their achievements.

The United Nations (UN) named year 2000 as the year in which gender equality, development and peace shall be guaranteed women for the twenty first century. The UN emphasized that gendered issues surrounding the reproductive life of women be paid serious consideration in promoting the Reproductive Health Decision-Making (RDHM) process. This study explored spousal communication between couples in Ankpa LGA where gender dictates the life of people. The presenting problem also implied how vulnerable married women were to Sexually Transmitted Infections (STIs) and Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) due to their lack of contribution to RHDM. The studies objectives were to: (a) analyze women’s role in the RHDM process; (b) explain the key factors influencing women’s participation in RHDM; (c) determine the impacts of women’s involvement in RDHM; (d) analyze the challenges faced by women in contributing to the RHDM and; (e) develop a communicati...

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan Pasien Tumor Wilms pada Anak" untuk memenuhi tugas mata kuliah anak II di semester V. Penulis memiliki banyak kesulitan dan hambatan saat menyiapkan makalah ini, tetapi berkat dukungan dukungan dosen dan berbagai pihak yang bersangkutan penulis dapat menyelesaikannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari baik dalam input, proposal, kritik, dalam teknik material, teknik penulisan dan penyusunan, makalah ini dalam hal kesempurnaan ini masih diakui ada banyak kesalahan. Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan sehingga memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah dihadapan Allah SWT.

Strategi pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif. Pengelolaan kelas yang baik dapat mendukung proses pembelajaran yang optimal, membantu siswa untuk fokus, meningkatkan partisipasi aktif, serta meminimalisir gangguan yang dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Artikel ini membahas berbagai strategi pengelolaan kelas yang dapat diterapkan oleh pendidik, seperti penerapan aturan yang jelas, penggunaan metode pengajaran yang bervariasi, pemberian feedback yang konstruktif, serta pengelolaan interaksi antar siswa. Selain itu, pengelolaan kelas juga melibatkan pemanfaatan teknologi pendidikan dan pengelolaan waktu yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya strategi pengelolaan kelas yang tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pemahaman serta dapat menghasilan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang professional dan berkarakter serta menjunjung Nilai-nilai Dasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan harapan apa yang menjadi tujuan nasional dapat terwujud yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

The learning environment plays a critical role in shaping students' learning motivation. This article examines how a supportive learning environment can enhance students' intrinsic and extrinsic motivation, leading to better academic outcomes. The research explores various components of the learning environment, including classroom atmosphere, teacher-student interaction, learning resources, and the use of technology. These elements can contribute to increasing students' engagement, satisfaction, and achievement. By creating a positive and stimulating learning environment, educators can foster a sense of competence, autonomy, and relatedness, which are essential for motivating students to engage deeply with the learning process. The article provides a comprehensive overview of the ways in which an encouraging learning environment can significantly affect students' motivation and, consequently, their academic success. Lingkungan belajar memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk motivasi belajar siswa. Artikel ini membahas bagaimana lingkungan belajar yang dapat mendukung meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa, yang berujung pada peningkatan hasil akademik yang lebih baik. Penelitian ini mengeksplorasi berbagai komponen lingkungan belajar, termasuk suasana kelas, interaksi antara guru dan siswa, sumber daya pembelajaran, dan penggunaan teknologi. Elemen-elemen ini dapat berkontribusi pada peningkatan keterlibatan, kepuasan, dan pencapaian siswa. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memotivasi, pendidik dapat menumbuhkan rasa kompetensi, otonomi, dan hubungan sosial yang sangat diperlukan untuk memotivasi siswa agar terlibat lebih dalam dalam proses pembelajaran. Artikel ini memberikan gambaran menyeluruh tentang cara-cara lingkungan belajar yang mendukung dapat mempengaruhi motivasi siswa dan, pada akhirnya, kesuksesan akademis mereka.

Dalam bidang psikologi, psikologi instruksional merujuk kembali pada kajian sistematis tentang strategi dan elemen yang terkait dengan pendidikan manusia untuk mengumpulkan pengetahuan, wawasan, dan perilaku yang akurat. Pendidikan dipandang sebagai kegiatan yang berkelanjutan dan sistematis yang bertujuan untuk mengembangkan karakter peserta didik dalam berbagai lingkungan. Psikologi instruksional memainkan peran penting dalam pendidikan modern dengan membantu mengidentifikasi faktor-faktor seperti kecerdasan, kapasitas bertanya, dan pembelajaran melalui berbagai penilaian dan evaluasi. Dalam peran Psikologi dalam pendidikan Islam, psikologi berfungsi sebagai cara untuk menjembatani transfer pengetahuan yang efektif sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik, memastikan keberhasilan hasil akademis yang selaras dengan tujuan pendidikan Islam. Memahami kondisi mental peserta didik di beberapa titik proses pengajaran memungkinkan pendidik untuk memaksimalkan transfer nilai-nilai akademis, yang berkontribusi pada pencapaian tujuan pendidikan. Keahlian psikologi akademis tentang peserta didik sangat penting bagi guru dan pendidik untuk memahami perbedaan individu, membimbing peserta didik dalam memperoleh strategi pembelajaran, menghubungkan pembelajaran dengan hasil pembelajaran, membuat pilihan dalam menghadapi proses pembelajaran, dan secara aktif mengatasi berbagai tantangan akademis. Di samping itu, menganalisis psikologi pembelajaran memungkinkan pendidik menciptakan lingkungan belajar yang kuat dan efisien yang disesuaikan dengan berbagai kebutuhan mahasiswa, memilih strategi dan metode pengajaran yang tepat, menjaga iklim belajar yang kondusif, memberikan pengarahan dan arahan kepada mahasiswa, serta mengevaluasi hasil pembelajaran secara adil dan tidak memihak.

El presente estudio tiene por objeto analizar el elemento antijuridicidad como recaudo para la procedencia de la denominada "acción preventiva" de la responsabilidad civil, limitada a la etapa de lo que puede denominarse como "pre-daño" art. 1710 inc. a del Código Civil y Comercial de la Nación (en adelante CCC) categorizada como "situación de amenaza o peligro de daño" 1 en supuestos de actividades riesgosas o con intervención de cosas riesgosas. En tal supuesto, es evidente que: i) no es recaudo que el daño este efectivamente configurado, sino que basta una posibilidad o peligro, el concepto de daño utilizado en el ámbito preventivo es el de daño en sentido amplio o daño lesión 2 ; ii) tampoco es exigible la concurrencia de ningún factor de atribución (art. 1711 del CCC); iii) la norma requiere una presumida relación de causalidad entre este potencial daño y la conducta del autor, esto es la existencia de una vinculación razonable que haga previsible la producción de un daño (art. 1711) y iv) la configuración de una acción u omisión antijurídica (art. 1711). Este último presupuesto no está definido en la norma. Al buscar el concepto genérico de antijuridicidad para la función resarcitoria, el art. 1717 nos dice que es antijurídica cualquier acción u omisión que causa un daño injustificado. Ante ello, y ceñidos al supuesto analizado -actividad o cosa riesgosa-en esta etapa de "predaño" o sin daño ¿Qué extensión corresponde otorgarle a la antijuridicidad? Presentando la problemática de esta manera, la inferencia inmediata es que la acción preventiva "sin daño" o "pre-daño" implica responsabilidad civil preventiva "sin la antijuridicidad", definida en el art. 1717. Esto involucra otro interrogante para las actividades 1 En la ponencia presentada en estas Jornadas por Leonardo MARCELLINO indica que: "La evitación del daño (inc. a y b art. 1710 del C.C.C.N.): es el deber preventivo exigible cuando temporalmente aún no se ha producido o acaecido el menoscabo, momento "pre-daño", y por tanto la exigencia consiste en la adopción de las medidas razonablemente necesarias a los fines de lograr que el mismo no se materialice" 2 La regla de no dañar, derivada del alterum non laedere, es un principio con rango constitucional: la protección jurisdiccional de los derechos y garantías no se ciñe a lesiones efectivas sino que comprende las amenazas de lesión (ZAVALA DE GONZALEZ, Matilde. Resarcimiento de daños. Presupuestos y funciones del derecho de daños. t. 4, Hammurabi.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Dasar-Dasar Pengetahuan, Penalaran, dan Logika" tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu di Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa keberhasilan penyelesaian tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan wawasan baru sesuai dengan tema yang dibahas.

Le tecnologie per il reperimento delle informazioni stanno assumendo un ruolo sempre pi u importante in applicazioni che vanno dall'accesso a banche dati bibliografiche alla navigazione in una rete di risorse informative. Spesso per o l'utente non possiede le competenze necessarie per formulare in maniera adeguata il proprio problema informativo, per decidere come affrontare la ricerca, e per reagire in maniera e cace ad eventuali situazioni impreviste e negative (ad esempio quando un'interrogazione ad una banca dati ...

Ilmu pengetahuan berasal dari keinginan manusia untuk mengetahui alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Manusia sebagai makhluk rasional diberi oleh Allah rasa ingin tahu. Keinginan itu berlangsung sejak anak-anak. Pertanyaan seperti; Apa itu?, Apa ini? selalu keluar dari mulut anak-anak. Kemudian timbul beberapa pertanyaan; Mengapa harus begini dan mengapa harus begitu: Selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan; Bagaimana masalah itu bisa terjadi? Bagaimana memecahkannya? Manusia mencari jawaban atas pertanyaan itu. Dorongan ingin mengetahui berusaha mendapatkan pengetahuan untuk menjawab masalah yan: ditanyakan. Berkembanglah pikiran manusia dan berusaha untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Manusia dibandingkan dengan binatang sama-sama memiliki pengetahaun, tetapi binatang hanya terbatas untuk survival of life (mempertahankan. - kelangsungan hidupnya). Sedangkan manusia memiliki nalar, artinya berpikir secara logis dan analisis. Kemampuan bernalar, karena mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan menghasilkan pemikiran yang abstrak, maka manusia bukan hanya memiliki pengetahuan, tetapi mengembangkannya. Seekor kera tahu mana jambu yang enak dimakan, seekor rusa dapat memberi tahu temannya bahwa ada pemburu, seekor anak tikus tahu bahwa kucing itu berbahaya, tetapi hanya sekedar tahu tidak mampu mengembangkannya berdasarkan nalar.

Autorul aduce calde mulţumiri εuzeului σaţional de Istorie şi Arheologie din Bucureşti, personal dr. George Trohani, εuzeului σaţional de Istorie şi Arheologie din Sofi a precum şi Editurii Urania, δeipzig pentru amabilitatea cu care i-au pus la dispoziţie ilustraţiile din acest volum. Introducere Traciiăşiălumeaălor Georgio εuşu, magistro mirabili S-aă scrisă multă despreă traciă înă general,ă despreă ramuraă loră noră dic ă-ă traco-daciiă-ăînăspecial,ădespreăreligia,ădespreămitologiaăşiădespreăcredinţeleă lor.ăAtâtăromânii,ăcâtăşiăalteăpopoareăvecineăsauăapropiate,ăîşiărevendic ă-ă directăsauăindirectă-ăoăanumeămoştenireătrac ă(bulgarii,ăsârbii)ăşi/sauăilir ă (albanezii);ăcaăatareăesteăutil ăfă ieăşiăoăsuccint ătrecereăînărevist ăaăunorădateă careă s ă clarifă iceă aspecteă maiă puţină cunoscuteă şiă s ă sublinieze,ă dac ă esteă cazul,ăaceleălocuriă-ădelocăpuţineă-ăundeădisputeleădintreăspecialiştiănuăauă condusălaăconsens.ăConsensulănuăesteănecesarăînăştiinţ ,ădarăseădovedeşteă utilădac ădorimăaăfă iăconving tori. Oălucrare,ăfă ieăşiăsuccint ăcumăesteăaceasta,ăcareădoreşteăs ăabordezeă credinţele,ămitologiaăşiăreligiaătracilorătrebuieăs ăr spund ăunorăîntreb riă esenţiale:ă •ăCând,ăundeăşiăcumăs-auăformatăşiăs-auăr spânditătracii?ă •ăAuăavutătraciiăunăsistemămitologicăînchegat?ă •ăă Auă avută ună sistemă religios,ă cuă alteă cuvinte,ă auă avută ună sistemă instituţionalăalăsacralit ţii?ă •ăă Cumăs-aăprodusăromanizareaătracilorăşiăpân ălaăceădat ăputemăvorbiă deătraciăînăsensăetnic,ălingvisticăşiăcultural?ă Suntăîntreb riăcomplexeăşiăcomplicate.ăS-auăscrisămiiăşiămiiădeăpaginiă despreătraci,ăiară-ăînăRomâniaă-ăpreponderentădespreăramuraănord-dun rean ă aă tracilor,ă cunoscuţiă înăAntichitateă subă numeleă deă daciă şiă deă geţi,ă iară înă literaturaămodern ăfă iindănumiţiădaco-geţi,ăgeto-daci,ătraco-daci,ătraco-geţi,ă traco-daco-geţi.ăDun reaănuăaăfostăniciodat ăoăbarier ădeănetrecut,ăiară-ăînă Antichitateă-ănuăeraăfrontier ălingvistic :ătraciătr iauăatâtălaănordădeăDun reă (daco-geţi,ătraco-daci),ăcâtăşiălaăsudădeăDun reă(traciiăpropriu-zişi).ăDac ă admitem,ăcumăcredăuniiăspecialişti,ăc ăşiăfrigieniiădinăAsiaăMic ă(Turciaădeă azi)ăerauătotădeăsorginteătrac ,ăiarăiliriiăformauăunăgrupăetnicăceăvorbeaăoă limb ărelativăapropiat ădeătrac ,ăavemăînăfaţ ătabloulăunuiăgrupăetnică-ăoriă alăunorăgrupuriăetniceăînruditeă-ădeămareăr spândire. Traciiă erauă ună mareă grupă lingvistică şiă culturală despreă careă putemă vorbiă multă înainteă deă începutulă primuluiă mileniuă î.e.n.ă Eiă reprezint ,ă caă

Tarbiyah dalam al-Qur'an merujuk pada konsep pendidikan atau pembinaan yang mencakup aspek pembentukan karakter, pemahaman agama, dan perkembangan spiritual seseorang. Secara etimologis, kata "tarbiyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "mendidik",

Diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk mencapai tujuan nasional yang
termaktub dalam Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).