TAUHID SEBAGAI KEYAKINAN YANG PALING BISA DIPERTAHANKAN
Sign up for access to the world's latest research
Related papers
Saudaraku pembaca, sebagai seorang muslim, pasti tidak asing lagi mendengar kataTauhid. Sebuah kata yang sangat penting dan urgen di dalam agama Islam. Tetapi, betapa banyak kaum muslimin yang meremehkan kata tersebut. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita akan sedikit mengulang dan membahas tentang kedudukan dan keutaman tauhid dalam agama Islam, dengan harapan kita semakin cinta akan agama ini dan semakin bersemangat dalam memahami, mengamalkan, dan kemudian mendakwahkanya. Atau minimal dapat menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya kalimat At-Tauhid dalam diri kita.
Alhamdulillahi robbil'alamiin, wassholatu wassalamu 'ala syaidina Muhammadin wa 'ala aliihi wa shohbihi ajma'iin. Mimiti jisim kuring nulis ieu kitab, ngalap berkah tina jenengan Allah ta'ala, nu murah ti dunya ka umat-umatna sakabeh, jeung nu asih di Akherat ka umat-umatna anu mu'min, ari Rohmatna Allah ta'ala kasalametannana turuna ka atas panutan urang Kangjeng Nabi Muhammad Shalallohu 'alaihi wassalam, jeung ka para sahabatna rawuh kulawargana sakabeh. WAJIB MA'RIFAT KA ALLAH TA'ALA Ari ma'rifat ka Allah ta'ala teh wajib di sakabeh jalma mukalaf, tegesna jalma anu geus aqil baligh, eta wajib teu meunang henteu, karana aya dawuhannana Kangjeng Nabi Muhammad shalallohu 'alaihi wassalam kieu : Awwalu dinni ma'rifatullahi ta'ala Sundana : Awal-awal Agama eta kudu nyaho heula ka Allah ta'ala, sababna pang kudu nyaho heula teh, supaya manusa enggoning ngalakonan ibadahna syah ditarima amal ibadahna ku Allah ta'ala, sabab tadi oge amal teh kudu kalawan ilmu, upama teu kalawan ilmu batal, tegesna teu jadi, samangsa-mangsa teu jadi tangtu moal aya mangfa'atna pikeun di Akherat ngan ukur keur di dunya wungkul.
I. LATAR BELAKANG Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid yang lebih dikenal dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah begitu masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu. Namun rupanya saat ini pembahasan masalah 'Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua akan pentingnya peran agama Islam sebagai agama yang tidak mengatur urusan akhirat saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang menjadikan aqidah sebagai landasan berfikirnya.
Muhammad Ichsan Syahrir, 2023
The human need for tawheed is much greater than their need for food and drink. If a person does not eat or drink, the worst consequence experienced is simply death. However, if a person does not believe in tawheed even for a moment and at that moment he dies in a polytheist state, then eternal torment in hell awaits him. Allah Ta'ala says: "...Whoever associates others with Allah ˹in worship˺ will surely be forbidden Paradise by Allah. Their home will be the Fire. And the wrongdoers will have no helpers. (QS. al-Ma'idah: 72) Even his deeds that are piled up throughout his life will be in vain if, at the end of his life, he has committed shirk to his Lord and has not repented from it. Allah Ta'ala said: " It has already been revealed to you-and to those ˹prophets˺ before you-that if you associate others ˹with Allah˺, your deeds will certainly be void, and you will truly be one of the losers." (QS. az-Zumar: 65) So to reach heaven and avoid the threat of hell, a Muslim is not enough to know monotheism and practice it. However, knowledge about shirk is absolutely necessary so that one does not fall into it. Unfortunately, many people do not understand the nature of polytheism and its dangers, so they underestimate it. Whereas the stronger a person's monotheism, he should be increasingly afraid of idolatry and worried about being the perpetrator. On the other hand, someone who does not understand the reality of monotheism will underestimate it until there is no fear in his heart.
Catatan Kajian Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzhahullahu Ta’ala : Belajar Tauhid, 2024
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Alloh ﷻ menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-esakan ibadah kepada Alloh .ﷻ
SWT adalah semata-mata untuk ta'abbudi yaitu penghambaan yang penuh dengan cara beribadah hanya karena Allah SWT. Beribadah tanpa ilmu tiada guna dan akan sia-sia. Ada tiga komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan sangat urgen untuk dijaga dan diamalkan oleh seorang hamba. Tiga komponen dasar yang menjadikan sempurnanya predikat hamba disisi tuhannya. Tiga komponen tersebut adalah Iman, Islam, dan Ihsan. 2 Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu keyakinan atau akidah dan sesuatu yang di amalkan atau amaliah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implentasi dari akidah tersebut. Islam adalah agama samawi yang bersumber dari AllahSWT yang berintikan keimanan dan perbuatan.Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya ialah keimanannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya bahwa apapun peristiwa yangterjadi di alam ini dan apa pun yang terjadi pada diri manusia adalah berkat qadha' dantaqdir Allah. Iman ialah melindungkan diri dibawah naungan Allah SWT dengan teguhmemegang aqidah yang tersurat di dalam Al Qur'an dan Hadits atau sunnah.Keimanan kepada Allah SWT itu merupakan hubungan yang semulia-mulianya antarmanusia dengan dzat yang Maha menciptakan. 3 Keimanan bukanlah semata-mata ucapanyang keluar dari bibir dan lidah saja ataupun semacam keyakinan dalam hati belaka,
Madrasah Malem Reboan (MMR), 2014
Tulisan Dr. Ahmad Sarbini tentang “Nilai Tauhid dan Profesionalisme Da’i” didiskusikan tanggal 20 Agustus 2013. Ia berasal dari disertasi yang dipertahankan di Universitas Pendidikan Indonesia. Ia merupakan bagian dari pembahasan teori yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan disertasi tersebut. Ada dua konsep yang dihubungkan, yakni nilai tauhid dan profesionalisme da’i.

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.