MAKNA TAUHID DALAM ISLAM
Sign up for access to the world's latest research
Abstract
I. LATAR BELAKANG Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid yang lebih dikenal dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah begitu masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu. Namun rupanya saat ini pembahasan masalah 'Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua akan pentingnya peran agama Islam sebagai agama yang tidak mengatur urusan akhirat saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang menjadikan aqidah sebagai landasan berfikirnya.
Related papers
Tauhid dalam kajian disebut sebagai ilmu tauhid, yang juga dinamakan sebagai ilmu kalam, karena dalam pembahasannya mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan-Nya digunakan argumentasiargumentasi filosofis dengan menggunakan logika atau mantik. Ilmu tauhid menetapkan aqidah-aqidah di dalam agama Islam melalui dalil atau aturan yang jelas. Terdapat sejumlah ayat di dalam Alquran yang membahas mengenai keutamaan tauhid.
PENGENALAN Ilmu kesufian atau Ilmu Tasawuf adalah ilmu yang didasari oleh Al-Qur'an dan hadis dengan tujuan utamanya amar makruf nahi munkar. Sejak zaman sahabat Nabi SAW, tanda-tanda sufi dan ilmu kesufian sudah ada. Namun nama sufi dan ilmu tersebut belum muncul, sebagaimana ilmu-ilmu lain seperti Ilmu Hadis, Ilmu Kalam, Ilmu Tafsir, Ilmu Fiqh dan lain-lain. Pada tahun 150 H bersamaan 8 M Ilmu Sufi atau Ilmu Tasawuf ini diwujudkan dan berkembang sebagai ilmu yang bersifat kerohanian. Menurut Prof Dr. Hamka, tasawuf Islam telah timbul sejak wujudnya agama Islam itu sendiri. Telah tersemai di dalam jiwa umat Islam itu sendiri iaitu Nabi Muhammad Saw. Diambil sumbernya dari Qur'an sendiri. Menurut Imam Malik :" Barangsiapa mempelajari atau mengamalkan tasawuf tanpa fiqh maka dia telah zindiq (iaitu mereka yang menyeleweng), dan barangsiapa mempelajari fiqh tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dan fiqh dia meraih kebenaran." Oleh yang demikian, Ilmu Tasawuf dan Ilmu Fiqh bagaikan isi dengan kuku yang tak dapat dipisahkan, dan tidak boleh diabaikan kerana ilmu ini penting untuk akal dan hati manusia. Secara sedarhana, Tasawuf adalah melawan kehendak hawa nafsu jahat yang menghalangi seseorang melakukan suruhan Allah dan melatih diri dan hawa nafsu supaya tunduk di dalam melakukan suruhan Allah dan ibadah-ibadah yang lain supaya menjadi suatu kelaziman bagi diri seseorang (riyadhah-mujahadah) untuk membersihkan hati, meninggikan martabat di sisi Allah, lantaran mampu mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah, sehingga menjadikan kehidupan seseorang mukmin itu bertujuan pengabdian kepada allah semata-mata. DEFINISI TASAWUF Tasawuf itu berasal daripada perkataan ()ﺻﻮف yang bermaksud baju bulu yang dipakai oleh ahli-ahli sufi. Pendapat lain pula mengatakan bahawa tasawuf berasal daripada perkataan (ﺻﻔﺎء) yang bermaksud bersih, hening dan suci selaras dengan aliran pengajaran ilmu tasawuf yang cenderung ke arah pembersihan diri daripada segala penyakit hati dan maksiat sama ada maksiat zahir dan batin. Ada juga yang berpendapat bahawa tasawuf itu berasal daripada perkataan suffah iaitu generasi sahabat yang pertama yang tekun dalam pelaksanaan ibadah mereka di Masjid Nabawi pada zaman Rasulullah.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Dalam pengamalannya ketauhidan dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Alhamdulillahi robbil'alamiin, wassholatu wassalamu 'ala syaidina Muhammadin wa 'ala aliihi wa shohbihi ajma'iin. Mimiti jisim kuring nulis ieu kitab, ngalap berkah tina jenengan Allah ta'ala, nu murah ti dunya ka umat-umatna sakabeh, jeung nu asih di Akherat ka umat-umatna anu mu'min, ari Rohmatna Allah ta'ala kasalametannana turuna ka atas panutan urang Kangjeng Nabi Muhammad Shalallohu 'alaihi wassalam, jeung ka para sahabatna rawuh kulawargana sakabeh. WAJIB MA'RIFAT KA ALLAH TA'ALA Ari ma'rifat ka Allah ta'ala teh wajib di sakabeh jalma mukalaf, tegesna jalma anu geus aqil baligh, eta wajib teu meunang henteu, karana aya dawuhannana Kangjeng Nabi Muhammad shalallohu 'alaihi wassalam kieu : Awwalu dinni ma'rifatullahi ta'ala Sundana : Awal-awal Agama eta kudu nyaho heula ka Allah ta'ala, sababna pang kudu nyaho heula teh, supaya manusa enggoning ngalakonan ibadahna syah ditarima amal ibadahna ku Allah ta'ala, sabab tadi oge amal teh kudu kalawan ilmu, upama teu kalawan ilmu batal, tegesna teu jadi, samangsa-mangsa teu jadi tangtu moal aya mangfa'atna pikeun di Akherat ngan ukur keur di dunya wungkul.
Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman.
Tasawwuf or Sufism is often referred to as the esoteric dimension of Islam, focusing on the inner and spiritual aspects. Sufis usually lead an ascetic life and engage in various spiritual practices to get closer to God. Tariqas were originally autonomous communities usually formed around Sufi masters. This study aims to explore the dimensions of Sufism and tariqa in Islam. The research methodology used is qualitative, with literature study as the data collection method. Various literatures on Sufism and tariqa in Islam were reviewed to get a comprehensive understanding. The findings of this study indicate that Sufism and tariqa are an important part of Muslim religious practices in many parts of the world. Sufism and tariqa have also influenced the socio-religious development and dynamics in the history of Islamic civilization. This study is expected to be the first step towards further research into the esoteric dimensions of Islam.
PARLINDUNGAN SIMBOLON, 2020
Sesungguhnya syuhadat adalah merupakan Rukun Islam yang pertama, dimana seseorang itu ingin menjadikan islam sebagai cara hidupnya haruslah terlebih dahulu mengucapkan dua kalimah syuhadah yaitu : Jadi sesungguhnya selagi seseorang itu tidak melafazkan dua kalimah syuhadat, maka selama itulah seseorang itu tidak boleh diiktiraf sebagai seorang islam. Didalam pengertian syariat dua kalimah syuhadat : Memberi Arti : Aku menaik saksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan aku juga menaik saksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah pesuruh Allah. Sesungguhnya ramai dikalangan kita hanya pandai melafazkan ucapan dua kalimah syuhadat ini tetapi jarang benar dikalangan kita coba mengkaji atu sekurangnya menyoal / menyadari pada diri sendiri tentang hakikat pengertian hujung jatuh syuhadat itu sendiri, kita lihat ibu dan bapak kita melafazkan syuhadat, maka kitapun turut berbuat demikian, namun begitu kita tidak pernah bertanya kenapa kita harus melafazkan, dan kenapa pula kita tidak boleh melafazkan satu bentuk lafaz menyaksikan lain daripada kalimat syuhadat di atas dan dibawah ini. Tiada Nyata Hanya Allah

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.