Teknologi Pendidikan

Rapid development of mobile technologies is influencing a new learning paradigm. Recently, learning mediated by mobile devices give significant increasing. One of innovative learning through mobile devices is mobile game-based learning. The purpose of this research is to develop and pilot a prototype mobile game that might be used to promote vocabulary acquisition in supporting second language learning. The evaluation of the prototype system was conducted to evaluate the effectiveness of the mobile game. The French language is used as a second language in this game as a consideration, for Indonesians it is difficult to learn since it differs in writing and pronunciation. The evaluation revealed the potential learning through the mobile game to promote vocabulary acquisition in second language learning.

In this mixed-methods research, the relationship between four factors of individual online learners and their mathematics self-concept was explored. In addition, the challenges the students faced in learning mathematics online during the Coronavirus disease (COVID-19) pandemic were determined. The participant students were from two mathematics classes offered online during the summer of 2020. Pure online classes were first offered during this period because face-to-face learning sessions were suspended due to the COVID-19 pandemic. It was found that students owned the devices they were using for online classes. Internet connection and power interruption were the most problematic aspects of online learning. Students had positive as well as negative mathematics online learning self-concepts. Individual factors were partly related to mathematics self-concept. Qualitative data shows that students faced technological, personal, domestic, assessment, pedagogical, consultation, and test an...

Sulung Yanuar Anugerah (150121603359) Teknologi Pendidikan (2015-C) Fakultas Ilmu Pendidikan Sulungkerpus@yahoo.com Lanjut usia, menjadi tua merupakan proses alami yang dialami oelah semua makhluk. Pada manusia proses tersebut ditandai oleh menurunnya beberapa aspek, terutama aspek physiologis, psikis dan fungsi-fungsi sensio motorik. sedangkan aspek lainnya yang dipengaruhi oleh pengalaman malah justru meningkat. Dalam hal ini dikenal dua teori yang menerangkan manusia dengan kegiatannya yaitu teori disangegement dan teori activity. Teori yang pertama mengatakan bahwa semakin tinggi usia manusia akan diikuti secara berangsur-angsur oleh semakin mundurnya interaksi sosial, fisik dan emosi dengan kehidupan di dunia, sedangkan dengan teori yang kedua mengatakan bahwa semakin tua akan semakin memelihara hubungan fisik, sosial dan emosionalnya. Jika lansia lebih bugar secara fisiknya maka akan memberi harapan hidup lebih lama, dan tidak akan merepotkan keluarganya serta dalam hubungannya dengan kesehatan, lansia akan lebih ekonomis dalam pemeliharaan kesehatannya. Menurut Nitisemito (1984:166) pengertian pelatihan (training) yaitu sebagai suatu kegiatan dari suatu lembaga yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengambangkan sikap, tingkah laku dan keterampilan serta pengetahuan. Senam Lansia Bugar (SLB) adalah suatu bentuk senam kebugaran yang diperuntukkan para lanjut usia (Lansia) sehingga bentuk kegiatan latihannya disesuaikan dengan orang lanjut usia. Sehingga pelatih atau instruktur yang baik harus memiliki beberapa kemampuan antara lain kemampuan fisik, psikis, pengendalian emosi, sosial serta kemampuan untuk dapat mewujudkan kemampuan-kemampuan yang dilandasi oleh tanggung jawab dan pengabdian.

Analisis merupakan suatu kegiatan berpikir untuk mengurai informasi dan mencari kaitan dari informasi tersebut untuk memperoleh pengertian dan pemahaman keseluruhan dari sebuah konteks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) (KBBI, 2008:58). Tahap analisis tersebut dilakukan sebagai langkah awal dalam merancang sebuah program diklat. Apabila tahap analisis yang dilakukan secara baik maka akan menciptakan program diklat yang efektif. Tujuan dari tahap analisis adalah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam membuat sebuah program diklat. Pedoman analisis melalui dua tahap, yaitu :

Desain adalah suatu kegiatan kreatif yang menghasilkan sebuah rancangan ataupun hasil jadi yang inovatif sesuai dengan keilmuan dan profesi khusus yang dijalani dan memiliki pinsip dan unsur yang sama. Sedangkan menurut Agus Sachari (2005:7) desain merupakan upaya manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk menjalani kehidupan yang lebih aman dan sejahtera. Dalam mendesain suatu pelatihan, kita harus mengacu pada sebuah model. Dimana model tersebut akan membantu untuk memberikan langkah-langkah sistematis dan spesifik untuk kegiatan pelatihannya. Model-model pelatihan tersebut proses dan langkah-langkahnya disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai, masalah-masalah yang ingin dipecahkan, metode atau strategi yang ingin digunakan. Terdapat tiga kunci untuk membimbing terhadap desain proses pelatihan yaitu konten (materi yang diperlukan dalam pelatihan), proses (strategi pelatihan yang diperlukan), pengukuran (sejauh mana keefektifan pelatihan sehingga dapat dievaluasi). Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian agar desain program dapat berjalan dengan lancar untuk langkah selanjutnya, yaitu : 1. Penentuan kriteria awal atau tingkat pengetahuan pembelajar yang harus ditunjukkan sebelum pelatihan. 2. Mengembangkan sasaran pelatihan untuk setiap tugas yang diberikan. 3. Mengidentifikasi struktur dan langkah pelatihan yang dibutuhkan untuk melakukan penugasan, mulai dari yang termudah sampai yang tersulit. 4. Berdasarkan alokasi waktu yang disediakan pada pelatihan, tentukan kisaran berapa lama penyampaian program pelatihan sesuai dengan kecepatan instruktur, format pelatihan, dan moda pemberian pelatihan sesuai dengan isi dan tampilan program. 5. Jika dimungkinkan, lakukan presentasi mini mengenai program pelatihan agar diperoleh gambaran apakah program sudah dapat memvalidasi sasaran pelatihan.

Pengembangan adalah proses mewujudkan desain menjadi kenyataan. Hal pertama yang dilakukan dalam pengembangan adalah menganalisis pengguna sistem dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan pengguna dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan pengguna pada sistem. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:538) pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk mengembangkan desain atau rencana yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model ADDIE. Pada tahap pengembangan, materi pembelajaran dibuat dan disusun sesuai dengan rancangan atau storyboard yang telah dibuat pada tahap desain. Sumber daya yang diperlukan seperti audio, video, grafis dan multimedia lainnya yang mulai dikemas dalam sebuah bahan ajar. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. 1. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. 2. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Implementasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu, kelompok, tertentu dimana kegiatan tersebut menjabarkan berbagai rencana yang telah disusun, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Van Meter dan Van Horn (Winarno, 2007:146) menjelaskan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok-kelompok pemerintah ataupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya.

Salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kegiatan adalah tahap evaluasi. Apapun jenis kegiatan yang dilaksanakan pastinya memerlukan adanya evaluasi. Dengan adanya evluasi, maka akan diketahui tingkat ketercapaian dari tujuan kegiatan tersebut. Dalam konteks program diklat, tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting. Evaluasi adalah merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas serta untuk mengukur tingkat ketercapaian dari tujuan suatu kegiatan itu sendiri. Lessinger (Gibson, 1981:374) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan atau prestasi nyata yang dicapai. Menurut Gibson dan Mitchell (Uman, 2007:91) evaluasi adalah proses untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program. Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dalam merancang sebuah program diklat. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari program diklat, apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana atau masih ada kekurangan yang harus dibenahi kembali. Evaluasi juga membantu untuk menentukan apakah implementasi instruksional telah efektif dalam mencapai tujuan. Setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Adapun dilakukannya evaluasi program diklat bertujuan untuk : • Menunjukkan bagaimana suatu program diklat berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. • Menentukan apakah program diklat dapat berlanjut atau tidak. • Mendapatkan informasi perbaikan program diklat di masa mendatang.

Dalam makalah ini penulis membatasi masalah pada tiga
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi cara guru mengajar berdasarkan karakteristik guru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi cara guru mengajar berdasarkan karakteristik siswa?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi cara guru mengajar berdasarkan karakteristik pembelajaran?

Media pembelajaran membantu pebelajar dalam mengkonstruksi keilmuan di berbagai lembaga penyelenggara Pendidikan dunia. Perkembangan teknologi membantu media pembelajaran semakin mudah digunakan. Berbagai teknologi media pembelajaran juga telah menjadi trend dan bahkan membantu sumber-sumber belajar melawati batas-batas wilayah, negara hingga benua.

Pengembangan media pembelajaran berbasis web memerlukan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan membawa pengetahuan sebelumnya ke pengalaman belajar. Pengalaman belajar dari media berbasis web berimplikasi pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pengajar pembelajaran jarak jauh harus mengakui konstruktivisme sebagai paradigma dalam belajar dan pembelajaran. Sehingga perlu mengalihkan praktik pembelajaran berbasis web untuk pembelajaran berparadigma konstruktivisme.

Implementasi (Implementation) merupakan pelaksanaan pelatihan. Pada tahap ini diimplementasikan apa yang sudah dirancangan sebelumnya. Implementasi dilakukan pada situasi yang nyata. Tahap implementasi pada penelitian ini, dilaksanakan dengan mengujicobakan media secara langsung. Uji coba media dilaksanakan sebanyak dua tahap yaitu: tahap pertama uji validitas oleh ahli media atau ahli yang lain. Tahap kedua uji kepraktisan oleh kelompok perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar. Pada tahap ini juga semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika pelatihan kita memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal. Intinya di implementasi kita menerapkan atau melaksanakan apa yang sudah kita buat pada tahap sebelumnya. Semua yang sudah kita rancang, semau yang ada di blueprint yang sudah kita buat, semuanya di laksanakan pada tahap ini.

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.