Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Program Fisioterapi pada Kondisi Pasien Lesi Nervus Peroneus (Drop Foot) Pada Penderita Kusta : Case Report A Abdurrachman; Farid Rahman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kusta adalah penyakit menular kronis yang menahun yang disebabkan oleh bakteri atau kuman mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatan pada tahap awal dapat mencegah kecacatan. Salah satu permasalahan yang muncul dari kondisi adalah gangguan atal lesi padan nervus peroneous yang mengakibatkan terjadinya drop foot. Drop foot adalah kondisi dimana pasien tidak mampu mengangkat sisi kaki bagian depan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional. Fisioterapi yang diberikan pada kasus ini antara lain electrical stimulation, stretching, assisted active movement untuk mempertahankan sifat dan fungsi otot. Untuk mengeahui hasil dari program fisioterapi pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali pertemuan didapatkan hasil adanya peningkatan kekuatan otot pada dorso fleksi dekstra 1 poin dan sisnitra 2 poin, plantar fleksi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin, eversi ankle dekstra tetap dan sinistra 1 poin, sedangkan inversi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin. Peningkatan ROM dorso fleksi dekstra aktif 15 derajat dan pasif 20 derajat, dorso fleksi sinistra aktif 10 derajat dan pasif 25 derajat, eversi dektra hanya pasif 5 derajat dan eversi dektra pasif 5 derajat. Peningkatan keseimbangan mengalami penningkatan skor 3 poin dan fungsional sendi ankle terjadi peningkatan 13 poin. Kesimpulan : program fisioterapi berupa electrical stimulation, stretching, assisted active movement bisa meningkatkan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta.
Program Fisioterapi pada Kondisi Pasien Lesi Nervus Peroneus (Drop Foot) Pada Penderita Kusta : Case Report A Abdurrachman; Farid Rahman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kusta adalah penyakit menular kronis yang menahun yang disebabkan oleh bakteri atau kuman mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatan pada tahap awal dapat mencegah kecacatan. Salah satu permasalahan yang muncul dari kondisi adalah gangguan atal lesi padan nervus peroneous yang mengakibatkan terjadinya drop foot. Drop foot adalah kondisi dimana pasien tidak mampu mengangkat sisi kaki bagian depan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional. Fisioterapi yang diberikan pada kasus ini antara lain electrical stimulation, stretching, assisted active movement untuk mempertahankan sifat dan fungsi otot. Untuk mengeahui hasil dari program fisioterapi pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali pertemuan didapatkan hasil adanya peningkatan kekuatan otot pada dorso fleksi dekstra 1 poin dan sisnitra 2 poin, plantar fleksi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin, eversi ankle dekstra tetap dan sinistra 1 poin, sedangkan inversi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin. Peningkatan ROM dorso fleksi dekstra aktif 15 derajat dan pasif 20 derajat, dorso fleksi sinistra aktif 10 derajat dan pasif 25 derajat, eversi dektra hanya pasif 5 derajat dan eversi dektra pasif 5 derajat. Peningkatan keseimbangan mengalami penningkatan skor 3 poin dan fungsional sendi ankle terjadi peningkatan 13 poin. Kesimpulan : program fisioterapi berupa electrical stimulation, stretching, assisted active movement bisa meningkatkan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta.