Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM AGRIBISNIS INTEGRASI PADI KERBAU DAN POLA PEMELIHARAAN KERBAU DI KECAMATAN PAMPANGAN SUMATERA SELATAN Rosana, Elly; Thirtawati, Thirtawati; Arbi, Muhammad; Ridwan, Muhammad
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 18, No 1 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v18i1.45630

Abstract

This study aimed to determine and analyze the integrated rice-buffalo agribusiness system and to describe the pattern of buffalo raising in Pampangan District. This research was conducted in Pampangan District in July 2020. This research is a survey that took 30 samples purposively. Primary and secondary data obtained from the field survey were tabulated and analyzed descriptively-qualitatively. The integrated rice-buffalo agribusiness system in Pampangan District consists of the upstream subsystem, namely the provision of production facilities for rice-buffalo integration activities, the farming subsystem in the form of rice cultivation and livestock raising, the downstream subsystem, namely post-harvest and management of rice-buffalo waste used for organic fertilizer and silage. The supporting subsystem is that farmers have joined Gapoktan and have received training from BPTP on making compost. Raising buffalo in Pampangan District is still traditional, which is almost entirely relying on nature. The buffaloes are released in the morning and put back in the afternoon, allowed to eat the feed in the grazing environment. In contrast, for the health of the buffalo, it is still done as necessary and not as intensive. The profit-sharing system between the owner and the custodian is known as the half system. The results of buffalo livestock production are obtained from the sale of buffalo and from the processing of buffalo milk production into sugar, sagon, curd or cow oil (a popular local term in Pampangan Sub-district).
Pengaruh Fluktuasi Harga Minyak Kelapa Sawit terhadap Alokasi Tenaga Kerja dan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Swadaya di Kabupaten Musi Rawas Lifianthi, Lifianthi; Rosana, Elly; Thirtawati, Thirtawati
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 12, No 1 (2024): Vol 12, No 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 “Revital
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lifianthi, L., Rosana, E., & Thirtawati, T. (2024). The Effects of Palm Oil Price Fluctuations on Farm Labor Allocation and The Income of Independent Smallholder Oil Palm Plantation in Musi Rawas Regency. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 Tahun 2024, Palembang  21 Oktober 2024. (pp. 293–304).  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Independent oil palm plantations are farms that produce Fresh Fruit Bunches (FFB) owned by individuals without being tied to a company and are usually managed by family labor.  The oil palm commodity is one of the export-oriented plantation commodities, and its price is highly dependent on the price in the global market.  The fluctuating condition of FFB prices greatly affects the allocation of labor and income of independent oil palm farmers. This study aimed to analyze the labor allocation of independent oil palm farmers, calculate the income of independent oil palm farmers, and analyze the effect of family labor allocation on the household income of independent oil palm farmers.  The research was conducted in two sub-districts, namely Suka Karya and Megang Sakti sub-districts in Musirawas Regency.  A survey research method with simple random sampling was carried out for 100 independent smallholder respondents. Calculation of research data with two conditions for each per 6 months, namely before and after the change in FFB price.  The results of the study for the average labor allocation before the price change was 117.40 mandays, while after that was 115.07 mandays, the average income before the price change was Rp29.280.176,- and after that was Rp25.764.662, -.  Regression analysis results for the effect of labor allocation on income before price changes obtained a coefficient value of 11270,54, while after, a the value was -4584,11.
PENYULUHAN OPTIMALISASI LAHAN USAHATANI KELAPA DI DESA MUARA SUNGSANG Ritonga, Utan Sahiro; Wahyuni, Reshi; Silvian, Trissa; Yuliani, Maulidia Tri; Swasdiningrum, Trisna Wahyu; Sari, Serly Novita; Zuliansyah, Muhammad Andri; Adriani, Dessy; Purbiyanti, Erni; Malini, Henny; Thirtawati, Thirtawati
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 9, No 1 (2025): Inpress
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v9i1.2459

Abstract

Tanaman kelapa pada area yang mengalami siklus pasang surut dan penggenangan air mengahadapi beberapa kendala jika tidak dikelola dengan optimal. Untuk itu penyuluhan budidaya yang tepat, dan pengenalan pola tanam yang optimal untuk dapat meningkatkan penerimaan yang maksimal pada usahatani kelapa menjadi sangat perlu. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman petani pada pengetahuan tentang tumpang sari meningkat dari 36,4% (4 orang) menjadi 90,9% (10 orang), pemahaman terhadap manfaat meningkat dari 27,3% (3 orang) menjadi 81,8% (9 orang), dan keyakinan akan nilai ekonomi tumpang sari meningkat dari 45,5% (5 orang) menjadi 72,7% (8 orang). Sebanyak 10 dari 11 petani menyatakan ketertarikan untuk menerapkan optimalisasi lahan melalui teknik tumpang sari, meskipun masih ditemukan satu petani yang ragu karena terbatasnya modal, usia petani, dan usia tanaman yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan adaptasi terhadap metode budidaya baru. Kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan berhasil mengubah persepsi dan minat petani, membuka peluang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Untuk keberlanjutan diperlukan kegiatan penyuluhan sesuai kebutuhan yaitu pelatihan maupun pengetahuan dalam analisis pasar dan praktik lapangan.Abstract. Coconut plants in areas that experience ebb and flow cycles and waterlogging face several obstacles if not managed optimally. For this reason, appropriate cultivation extension and introduction of optimal planting patterns to be able to increase maximum income from coconut farming are very necessary. The results showed an increase in farmers' understanding of intercropping knowledge increased from 36.4% (4 people) to 90.9% (10 people), understanding of the benefits increased from 27.3% (3 people) to 81.8% (9 people), and belief in the economic value of intercropping increased from 45.5% (5 people) to 72.7% (8 people). As many as 10 out of 11 farmers expressed interest in implementing land optimization through intercropping techniques, although one farmer was still hesitant due to limited capital, age of the farmer, and age of the plants that no longer allow for adaptation to new cultivation methods. The extension activities that have been carried out have succeeded in changing farmers' perceptions and interests, opening up opportunities for increasing farmer productivity and income. For sustainability, extension activities are needed according to needs, namely training and knowledge in market analysis and field practice.
Perbandingan Skala Usahatani Padi Rawa Lebak: Luas Lahan Minimal untuk Pemenuhan Kesejahteraan Petani Aryani, Desi; Thirtawati, Thirtawati; Sakinah, Nur; Silvian, Trissa
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.61202

Abstract

Sebagian besar petani di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan, adalah petani gurem dengan luas lahan kurang dari satu hektar. Hal ini menyebabkan usahatani menjadi kurang efisien dengan hasil produksi sedikit dan pendapatan rendah. Lahan sawah di Sumatera Selatan agak berbeda dengan lahan sawah pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Lahan sawah di Sumatera Selatan didominasi oleh empat tipologi lahan yaitu lahan sawah rawa lebak, pasang surut, tadah hujan, dan irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi berdasarkan skala usaha dan menghitung kebutuhan luas lahan minimal yang layak diusahakan untuk pemenuhan kesejahteraan petani padi pada tipologi lahan rawa lebak di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Metode penelitian dilakukan dengan metode survei. Sampel petani yang menjadi responden diambil secara non-probabilitas (Non-probability Sampling) dengan jenis penarikan sampel berkuota (Quota Sampling). Data diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara statistik menggunakan uji t sampel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi rawa lebak berdasarkan skala usaha. Rata-rata pendapatan petani skala usaha kecil hanya 10,92% dari standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL )yang berlaku, sedangkan rata-rata pendapatan usahani padi yang diperoleh petani skala usaha sedang hanya 20,52% dan petani skala usaha luas hanya 44,37% dari standar KHL yang berlaku. Luas lahan minimal yang dibutuhkan petani padi rawa lebak untuk memenuhi kebutuhan hidup layak rata-rata seluas 2,25 ha.