Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Potensi Pemanfaatan Limbah Peternakan Sapi Pedaging di SPR (Sekolah Peternakan Rakyat) Ngudi Rejeki, Kabupaten Kediri Septian Bima Fajar Prambudi; Salundik; Muladno
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 3 (2020): Juni 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.609 KB)

Abstract

Waste is used material or leftovers from an activity or production process whose function has changed from the original. Livestock waste directly has a negative impact on residents in the Ngudi Rejeki School for Smallholder Community area. The Ngudi Rejeki SPR is located in Ngadiluwih Village, Kediri Regency. The main commodity produced from the Ngudi Rejeki SPR is a beef cattle with a maintenance period of around 4-6 months. The method used in this study is through direct interviews with informants and, joint discussions, and verification of data with the literature. There are various problems that arise, especially the pungent odor resulting from the waste produced so that it becomes a complaint for local residents. Some breeders have utilized waste such as biogas and fish feed, but the amount is very small. Therefore, breeders' awareness is needed to process the waste produced so that it is not wasted but it can also be used to get income and reduce pollution that occurs. Based on research conducted, it is found that about 1.8 tons of waste is produced every day from beef cattle farmers in the Ngudi Rejeki SPR, but it has not been maximally utilized. Some examples of waste utilization that can be done include making organic fertilizer, biogas, and fish feed. This Research aims to analyze the waste potention from the fattening cattle farm that can used in SPR Ngudi Rejeki. Keywords: School for Smallholder Community, Waste, Biogas, Fertilizer, Fish Feed
ASIMILASI NARAPIDANA DI TENGAH COVID-19 DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA Salundik
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.984 KB)

Abstract

Terpidana ataupun narapidana mempunyai relevansi dengan hukum pidana dalam arti subyektif yakni memiliki dua makna secara implementatif : Hak dari negara dan alat kekuasaannya untuk menghukum yaitu hak yang telah mereka peroleh dari peraturan – peraturan yang ditentukan oleh hukum pidana dalam arti obyektif. Hak negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan – peraturannya dengan hukuman (sanksi). Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka secara implementatif, bagaimanakah alat negara penegak hukum untuk melaksanakan dan mengawas pelaksanaan asimilasi narapidana (warga binaan). Asimilasi narapidana ditengah pandemi covid 19, aturan perundangan yang mengatur adalah Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2020 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Asimilasi, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat Bagi Narapidana dan Anak Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulanggan Penyebaran Covid 19, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019, yang secara teknis operasionalnya disinkronisasikan horizontal kedua substansi aturan tersebut. Karena Peraturan Menteri Kesehatan bertujuan untuk memutus mata rantai penularan covid 19 dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM selain mengatur pula mengenai protokol kesehatan, juga mengatur tata cara melaksanakan asimilasi terhadap narapidana (warga binaan), agar dalam implementasinya tidak justru berimflikasi menimbulkan gangguan ketertiban dan keamanan dalam masyarakat yaitu mengulangi lagi melakukan kejahatan dan tindak pidana saat melaksanakan asimilasi maupun setelah selesai menjalami pidana (hukuman). Pengawas pelaksana asimilasi yang terintegrasi oleh Balai Pemasyarakatan Unit Bimbingan Klien Dewasa (BKD) bersama dengan Pembimbing Kemasyarakatan, dilakukan secara profesional dan cermat terhadap pelaksanaan program, pembinaan dan bimbingan kepada warga binaan kemasyarakatan yang walaupun dilakukan secara virtual.
PENEGAKAN HUKUM OLEH BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TERHADAP OBAT YANG MENGANDUNG ETILEN GLIKOL Salundik
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.916 KB) | DOI: 10.61394/jihtb.v7i2.231

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara hukum yang mana semua tingkah laku yang ada di dalam masyarakat harus diatur oleh hukum, tidak terkecuali dengan makanan dan obat obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (disingkat BPOM) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan. BPOM berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan. Badan Pengawas Obat dan Makanan mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan dibidang Pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jika melihat fungsi dan tugas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan berdasarkan pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan maka jelas ditemukan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari peredaran obat dan makanan yang dapat berbahaya jika dikonsumsi oleh masyarakat. Akan tetapi akhir-akhir ini ditemukan obat yang sangat berbahaya bagi anak-anak, dimana didalam obat anak-anak tersebut mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan anak-anak mengalami gagal ginjal dan dapat menyebabkan kematian. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kematian anak-anak yang disebabkan oleh gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) mencapai 159 anak hingga 31 Oktober 2022. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, tingkat kematian (fatality rate) kasus gagal ginjal ini mencapai 52 persen. Adapun pasien yang meninggal didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun dengan total mencapai 106 kasus. "Kematian ada 159 (kasus) kematian, terbanyak di kelompok umur 1-5 tahun sebanyak 106 anak. Sementara itu, tingkat kematian kedua terbanyak berada pada rentang usia 6-10 tahun sebanyak 23 kasus, bayi di bawah 1 tahun sebanyak 21 kasus, dan anak-anak usia 11-18 tahun mencapai 9 kasus. Syahril bilang, jumlah kasus kumulatif gagal ginjal akut hingga 31 Oktober mencapai 304 kasus yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. "304 kasus ini tersebar di 27 provinsi, secara detail yang 10 besar provinsi terbanyak (termasuk) DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," tuturnya. Dilihat berdasarkan umurnya, anak-anak usia 1-15 tahun mendominasi kasus dengan jumlah kumulatif mencapai 173 anak sejak Januari 2022. Diikuti oleh bayi di bawah 1 tahun sebanyak 46 kasus, usia 6-10 tahun 43 kasus, dan usia 11-18 tahun mencapai 42 kasus. Untuk melindungi masyarakat terutama dari bahaya obat-obatan yang mengandung bahan atau zat berbahaya bagi tubuh seperti mengandung zat etilen glikol dan dietilen glikol yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan berujung pada kematian maka langkah penegakan hukum yang tegas harus diambil oleh badan pengawas ibat dan makanan. Badan pengawas obat dan menganan harus berupaya agar produsen obat obatan yang mengandung bahan atau zat berbahaya bagi tubuh seperti mengandung zat etilen glikol dan dietilen glikol untuk tidak memasarkan dan menarik obat yang mengandung zat berbahaya bagi tubuh seperti mengandung zat etilen glikol dan dietilen glikol diseluruh wilayah negara Republik Indonesia. Jelas Didalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengupayakan Kesehatan bagi masyarakat Indonesia serta masyarakat Indonesia memiliki hak dan dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,, maka jika mengacu pada Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan maka penegakan hukum yang dapat diberikan kepada produsen dapat menerapkan pasal pada pasal 196 Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tersebut mengatur ancaman pidana 10 tahun penjara hingga denda paling banyak Rp 1 miliar kepada setiap orang yang sengaja memproduksi atau mengedarkan alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, atau kemanfaatan, dan mutu atau dalam hal ini kepada produsen obat yang mengandung zat kimia zat etilen glikol dan dietilen glikol yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan beresiko akan mengalami kematian.
The Impact of Barns Microclimate Modification on the Beef Cattles Physiological Responses Raised in the Peatlands of Central Kalimantan A. Yani; Adrial; R. Priyanto; Salundik; L. Abdullah; S. Prabowo
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan
Publisher : Department of Animal Production and Technology, Faculty of Animal Science, IPB University in associated with Animal Scientist's Society of Indonesia (HILPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jipthp.12.2.94-100

Abstract

This study aimed to evaluate the effect of cattle barns microclimate modification on the physiological response of beef cattles reared on peatland. This study used direct observation and experimental research methods. Microclimate modification is done by using asbestos material, gable roof type and roof height ≥3.5 meters, and vegetation arrangement. Data were collected through measurements of microclimatic parameters and physiological responses in the morning (06.30–07.30), at noon (11.30–12.30), and in the afternoon (16.30–17.30), with measurement intervals every month. The number of cattle barns observed was 46 units. The physiological parameter measurements involved 124 female beef cattle, consisting of 70 Bali and 54 crossbred cattle with physiological stages, gestating cows and lactation period. The results showed that modifying cattle barns and the surrounding environment can reduce the microclimate in the cattle barn as indicated by a decrease in THI from emergency to dangerous levels during the noondayand from dangerous to caution levels in the afternoon. The improvement in microclimate conditions was also followed by a decrease in the level of heat stress as indicated by a decrease in the physiological responses of cows.
Evaluation of Acid Value, Free Fatty Acids, and Malondialdehyde (MDA) Content in Chevon Fat: A Pre- and Post-Roasting Comparison M. S. Soenarno; M. Arifin; S. Prabowo; Salundik; D. Murtini; Q. Alifiya; R. R. S. Wihansah
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan
Publisher : Department of Animal Production and Technology, Faculty of Animal Science, IPB University in associated with Animal Scientist's Society of Indonesia (HILPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jipthp.12.2.101-104

Abstract

The roasting process using high heat will decrease the quality of fat and can produce toxic compounds that are mutagenic and carcinogenic to the body if consumed over a long period of time. This study aims to analyze the effect of roasting on chevon fat. The roasting process in this study was carried out using charcoal with a distance of 5 cm between the charcoal and the fat for 10 minutes. The observed test parameters were acid value, free fatty acids, and malondialdehyde (MDA) levels. The data obtained from the study were analyzed using a T-test based on the treatment of chevon fat before and after roasting. The results showed that the acid value and free fatty acid value of the fat after roasting were significantly (P<0.05) higher than before roasting, while the MDA value was not significantly different (P>0.05). This study indicates a change in the quality of chevon fat after roasting.
Analisis Daya Dukung Populasi Kambing Berdasarkan Potensi Aerial Tanaman Singkong di Kabupaten Lampung Tengah Fuah, Asnath Maria; Fanani, Anhar Faisal; Wiryawan, I Komang Gede; Salundik; Rahayu, Sri; Fajrih, Nurul
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v4i2.2303

Abstract

Sisa tanaman berupa batang, ranting, dan daun (aerial singkong) adalah limbah yang berpotensi dijadikan untuk bahan hijauan pakan ternak kambing. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa daya dukung aerial singkong sebagai pakan ternak kambing. Lokasi penelitian di Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil aerial yang dipotong 40 cm di atas tanah. Populasi kambing di 28 Kecamatan sebanyak 277.420 ekor atau 20.385 animal unit (AU). Analisis location quotient (LQ) diperoleh 46,4 % kecamatan merupakan basis dari ternak kambing. Produksi bahan kering (BK) aerial tanaman singkong yaitu 242.247 ton/tahun, kebutuhan konsumsi BK 71.427 ton/tahun. Daya dukung ternak dengan memanfaatkan sisa tanaman singkong sebesar 69.134 AU, sehingga kapasitas peningkatan ternak untuk Kabupaten Lampung Tengah adalah 48.750 AU. Sebanyak 36 % kecamatan yang ada di Lampung Tengah memiliki kebutuhan pakan melebihi daya dukungnya jika hanya memanfaatkan sisa tanaman singkong saja.
Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Sistem Integrasi Ternak dan Sayuran Rab, Samsu Alam; Fuah, Asnath Mariah; Salundik; Yani, Ahmad; Sumiati
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v5i2.3751

Abstract

Pengelolaan ternak dan tanaman oleh petani cenderung bersifat sub sektoral, sehingga pendapatan menjadi kurang optimal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan usaha tani dengan sistem integrasi ayam arab dan sayuran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental riset untuk pengumpulan data produksi usaha ayam dan sayuran. Populasi ayam yang digunakan sebanyak 120 ekor, sedangkan usaha sayuran menggunakan tiga jenis sayuran yaitu kangkung, bayam, dan caisim. Variabel yang diamati adalah pendapatan dan kelayakan investasi usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha tani secara integrasi dan tanpa integrasi adalah Rp. 10.609.750 dan Rp. 5.682.854, dengan nilai R/C ratio 1,16 dan 1,09. Evaluasi kelayakan investasi usaha tani secara integrasi dan tanpa integrasi menunjukkan nilai NPV masing-masing Rp. 30.720.977 dan Rp. 11.166.910, nilai IRR 36 % dan 19 %, nilai payback period (PP) 3,04 dan 4,38 tahun. Usaha tani ayam arab yang terintegrasi dengan sayuran dapat meningkatkan pendapatan usaha tani dan memenuhi kriteria kelayakan usaha secara finansial dengan pengembalian modal investasi yang lebih singkat, sehingga lebih layak untuk dikembangkan.
Performance Pheretima sp. and The Quality of Vermicompost on Media Using Clam and Snail Shell Flour C. D. Darmawan; A. M. Fuah; Y. C. Endrawati; Salundik
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan
Publisher : Department of Animal Production and Technology, Faculty of Animal Science, IPB University in associated with Animal Scientist's Society of Indonesia (HILPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jipthp.12.3.144-150

Abstract

The abundance of green mussel shells, clam shells, and snail shells that have not been maximally utilized has caused environmental disturbances. These shells can be used as a substitute for worm food because of their good nutritional content. This research aimed to analyze the productivity of Pheretima sp. with the combination of shell powder (green mussel, clam, and snail) and cow dung to their living media (feed) and the quality of vermicompost. The data were analyzed using SAS Studio application with completely randomized design (CRD), 10 treatment levels, with 3 replications each. The observed variables included earthworm productivity, vermicompost quality, and vermicompost performance. The results of the studyshow a significant (P<0.05) on the use of green mussel shell 10% in all earthworm productivity variables, and show a significant (P<0.05) on the use of green mussel shell 30% in vermicompost quality and vermicompost performance. The combination of 10% green mussel shell powder in cow dung media can increase the productivity of Pheretima sp. The best vermicompost testing result on water spinach plants was found in the treatment with the addition of 30% green mussel shell powder in cow dung media.
Sustainability Analysis of Bali Cattle Farming (Bos Javanicus) in Tebo District P. Yulianso; A. M. Fuah; R. Priyanto; Salundik
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan
Publisher : Department of Animal Production and Technology, Faculty of Animal Science, IPB University in associated with Animal Scientist's Society of Indonesia (HILPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jipthp.13.1.8-14

Abstract

Tebo Regency is known as one of the centers for beef cattle farming in Jambi Province. Raising Balinese cattle on people’s farms is dominated by local cattle, especially Bali cattle (Bos javanicus). The study aims to stop the business index for Bali cattle farming integrated with oil palm plantations in Tebo Regency on intensive and extensive rearing patterns. This research uses a survey method, a longing index using a Multidimensional Scaling (MDS) approach called Rap-CP (Cattle Palm), a modified approach from the rapfish program. Multidimensional scaling (MDS) RAP-CP method (palm cattle). The results of the analysis of the inventory index values for the economic, legal-institutional, technological-infrastructural, socio-cultural and ecological dimensions of intensive and widespread maintenance patterns, respectively in the categories entirely sustainable (68.72) and very sustainable (88.44), entirely sustainable (67.05) and less sustainable (40.67), entirely sustainable (55.34) and less sustainable (32.87), less sustainable (39.94) and less sustainable (37.04), quite sustainable (52.46) and entirely (74.41). The results of sustainability index analysis indicate that Tebo Regency has sustainable potential for establishing a Bali cattle farming enterprise using an extensive rearing system.
Pengaruh Substitusi Pakan Komersial dengan Pakan Hasil Samping Agroindustri pada Babi Fase Grower: Effect of Agroindustrial By-Product as Commercial Feed Substitution on Grower Phase Pigs Matutu, Ardi; Wiryawan, I Komang Gede; Salundik; Negara, Windu
Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Vol. 23 No. 1 (2025): Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
Publisher : Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jintp.23.1.1-9

Abstract

This research was conducted to determine the impact of substituting commercial feed with agroindustrial by-product feed on the growth performance of pigs in the grower phase and the benefits obtained by farmers. A total of 20 pigs aged 18 weeks were tested in a randomized block design with four treatments and five replications. The feed treatments were P0= commercial feed (CP 552), P1= 50% CP552 and 50% agroindustry feed, P2= 100% agroindustry feed, and P3= P2 feed with the addition of phytase and mannase enzymes. The results showed that feed consumption, body weight gain, and feed conversion were not significantly different among the treatments. The digestibility of the P0 was significantly higher than that of P1, P2, and P3 (p<0.05). The digestibility of the P3 was not significantly different from that of the P1; however, it was significantly higher than P2 (p<0.05). The IOFC of P2 was higher than P0 and P1, while P3 resulted in the highest IOFC among treatments. It can be concluded that utilizing feed containing agro-industrial by-products could substitute 100% of commercial feed in growing pigs and provides 60% higher income than commercial feed. Moreover, additional phytase and mannase enzymes on agroindustrial by-products feed might provide 89% higher income than commercial feed. Key words: agroindustry, by-products, commercial feed, pigs, substitution