Modul manajemen angkutan umum
Sign up for access to the world's latest research
Abstract
Manajemen angkutan umum
Related papers
alam Modul 4 ini akan dibicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana mendesain pelatihan yang akan diselenggarakan, sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih terarah. Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangbangun latihan maksud metode format Strategi Pendekatan Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan Bahan 6. akhir, penilaian apa yang Anda buat dan alat/diskusi apa yang diinginkan peserta sebelum melanjutkan ke kegiatan berikutnya. B. TUJUAN MELAKSANAKAN RANCANGBANGUN PELATIHAN 2. Model Rancangbangun Horace Reed
Modul, 2021
Modul ini berjudul Pengantar Manajemen dan Bisnis yang diperuntukkan bagi Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital, Institut Desain dan Bisnis Bali. Tujuan dari penyusunan Modul ini adalah untuk bahan tambahan pustaka pada mata kuliah Pengantar Manajemen dan Bisnis. Modul ini disusun dari berbagai sumber referensi baik dari buku-buku terkait maupun dari Artikel Jurnal Ilmiah untuk menambah pengetahuan para Mahasiswa terkait bidang Manajemen dan Bisnis.
PKB 3103 PENGURUSAN TINGKAH LAKU 1 TAJUK 1 PENGENALAN KEPADA PENGURUSAN TINGKAH LAKU 2JAM SINOPSIS Dalam tajuk ini anda akan didedahkan dengan definisi dan konsep pengurusan tingkah laku, faktor-faktor yang mempengaruhi salah laku, kesan salah laku terhadap pembelajaran dan kepentingan pengurusan tingkah laku di kalangan murid-murid berkeperluan khas. HASIL PEMBELAJARAN i. Memahami definisi dan konsep pengurusan tingkah laku secara mendalam. ii. Menjelaskan pelbagai faktor yang menyebabkan salah laku dan menghuraikan kesan-kesan salah laku terhadap pembelajaran serta iii. Mengenal pasti kepentingan pengurusan tingkah laku kepada murid-murid berkeperluan khas.
2014
Manajemen angkutan Lebaran atau Idul Fitri selalu dihadapkan pada persoalan yang sama, tingginya pengguna jalan dalam waktu yang hampir bersamaan bahkan secara serempak menuju beberapa tempat tujuan. Hal tersebut berakibat pada kepadatan, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengguna jalan. Penelitian kualitatif ini dilakukan secara deskriptif melalui metode analisis isi dengan teori efektivitas dan teori manajemen transportasi. Hasil yang diperoleh terjadi distorsi pada praktik yang terjadi selama ini, baik dari sisi manajemen transportasi maupun dari sisi kepentingan publik yang terkait dengan pelanggaran hak-hak konsumen pengguna angkutan umum, di antaranya pelanggaran tarif batas atas oleh operator.
Media Televisi Kelebihan a. Daya Jangkau yang luas. Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah,s ehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat. b. Selektifitas dan fleksibililitas. Televisi sering dikritiksebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiennya, sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen audien yang khusus atau tertentu. Namun sebenarnya televisi dapat menjangkau segmen audien tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi(Morrisan: 2007:187). Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that's permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat (Morrisan: 2007:188). Beberapa televisi nasional di Indonesia memungkinkan adanya 'local break' untuk diisi dengan iklan local sesuai dengan target audience dan segmen yang dituju. c. Fokus perhatian. Karena sifatnya yang audio visual, maka audience membutuhkan waktu khusus serta harus focus dan memperhatikan tayangan yang pada saat menyaksikannya. d. Kreatifitas dan efek. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan (Morrisan: 2007:189). Dengan efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton. e. Prestise. Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televisi menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi akan lebih cepat dikenal, dan apabila sering tampil di televisi bisa menjadi public figure. f. Mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka sedang menggunakan produk (Shimp, 2003:535) g. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value). Seringkali penonton televisi merasa lebih nyaman untuk duduk memperhatikan iklan televisi daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental (Shimp, 2003:535)

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.