Fisip

Pemerintah pusat dan daerah sering berdebat mengenai pembagian hasil dari sumber daya alam, khususnya minyak dan gas bumi. Daerah penghasil (seperti Riau dan Kaltim) menuntut agar pembagian hasil lebih adil karena dampak lingkungan dan sosial lebih banyak dirasakan oleh masyarakat daerah, sedangkan pemerintah pusat menekankan pada pemerataan nasional.

Pada tahun 2020, pemerintah mengajukan RUU Cipta kerja ke DPR. Lalu DPR menggunakan kekuasaannya sesuai Pasal 20 ayat (1) untuk membahas dan mengesahkan RUU tersebut menjadii UU No. 11 tahun 2020, undang-undang tersebut mengubah banyak aturan sekaligus banyak hal lain seperti, perizinan usaha, ketenagakerjaan, lingkungan, dan investasi. Tujuan dirubahnya RUU tesebut untuk, menyederhanakan regulasi, menarik investasi, dan menciptakan lapangan kerja. Tetapi, undang-undang ini banyak menuai protes besar dari masyarakat, mahasiswa, buruh, bahkan lembaga internasional yang menyoroti isu lingkungan dan perlindungan tenaga kerja. Hubungannya studi kasus diatas dengan Hubungan Internasional adalah; a. Undang-undang Cipta Kerja dinilai sebagai sinyal ke dunia internasional bahwa indonesia ingin lebih ramah investasi. b. Banyak investor asing menunggu undang-undang ini sebagai kepastian hukum sebelum masuk ke Indonesia. c. Tetapi dari sisi lain ada juga, organisasi internasional dan negara mitra menyoroti dampaknya pada lingkungan dan hak pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa undangundang DPR bisa memengaruhi citra Indonesia di dunia. Kesimpulan dari teks diatas adalah, Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 memberi DPR kekuasaan membentuk undang-undang. Dan contoh nyatanya adalah UU Cipta Kerja. Hal itu juga bisa berdampak pada Hubungan Internasional, karena bisa memngaruhi citra Indonesia di mata dunia dan investasi global.

Dengan adanya mobilitas Warga Negara Asing yang kian tinggi di Indonesia, maka Indonesia pun mengalami rintangan dan permasalahan di penataannya. Adanya banyak gerbang masuk keluar di negara indonesia Indonesia penjadikan perbatasan serta pemantauan pemerintah tentang perpindahan masyarakat di Indonesia menjadi sukar. Terlebih lagi pada saat pandemi covid 19 ini memasuki wilayah Indonesia, berbagai keputusan, kebijakan serta upaya-upaya telah diekluarkan pemerintah guna menekan angka peningkatan virus covid 19 ini, namun banyak masyarakat yang tidak menyoroti bahwa adanya arus mobilitas warga negara asing di Indonesia juga berpengapruh dalam ancaman keamanan Indonesia, dikarenakan jika mobilitas internasional terlalu banyak terjadi di Indonesia maka, penyebaran virus corona tersebut akan lebih cepat dan angka pandemic covid 19 akan meningkat jika pemerintah tidak berupaya dengan tepat dan cepat untuk mengelola arus moblitias warga negar sing tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas kebijakan pemerintah Indonesia dalam pembatasan warga negara asing pada era covid 19 terhadap tingkat arus mobilitas warga negara asing di bandara juanda Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif analisis isi yakni berupaya untuk melihat dan menganalisa feneomena lalu merumuskan fenomena tersebut dengan tepat. Analisis isi yang diambil oleh penulis pada penulisan jurnal kali ini adalah analisis wacana yakni discourse analysis yang mana hal tersebut merupakan suatu tahapan guna meneliti dan mengkasi adanya wacanaa(discourse) yang mana termaktub dalam bentuk penyampaian komuniaksi tekstuall ataupun kontekstual. Dalam data wawancara serta statistik yang penulis peroleh dapat diketahui bahwa kebijakan pemerintah indonesia dalam bidang pembatasan warga megara sing di era covid 19 yang diterapkan sektor ke imigrasian di Indonesia khususnya di Dinas Imiigrasi Surabaya di wilayah Surabayaa, Sidoarjo dan Mojokerto sangat efektif dan juga memberikan dampak yang besar bagi mobilitas warga negara asing karena dengan adanya kebijakan dan peraturan khusus yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terkait mobilitas warga negara asing dan juga kebijakan yang diterapkan dinas keimigrasian bagi mobilitas WNA di masa pandemi covid-19 terjadi penurunan angka dalam data arus perlintasan WNA yakni sebesar 19%, yang mana hal tersebut merupakan tujuan utama bagi Indonesia khususnya wilayah Surabaya Raya, Sidoarjo dan Mojokerto untuk menekan arus mobilitas WNA agar angka penyebaran covid-19 dapat mengalami penurunan.

Kata Kunci : mobilitas Warga Negara Asing, kebijakan pemerintah Indonesia dalam pembatasan warga negara asing pada era covid 19, Bandara Juanda Surabaya, Pandemi Covid 19, eefektivitas kebijakan Indonesia

Pada awal tahun 2020 kita tahu bahwa dunia sedang mengalami bencana yang amat
besar, yang mana bencana tersebut menciptakan suasana yang tidak aman di beberapa sector,
terutama di sector Kesehatan. Adanya virus novel coronavirus yang berawal dari negara china
yang tepatnya di Wuhan itu tidak hanya mengancam negara china saja, melainkan mengancam
seluru negara yang ada di dunia dikarenakan inkubasi dan penyebaran virus tersebut yang
sangat cepat. China di berbagai negara dianggap sebagai sumber penyakit baru tersebut, namun
china juga yang menjadi negara pertama yang dapat mengatasi wabah Covid-19 ini. Setelah
china berhasil mengendalikan virus Covid-19 di dalam negerinya, china mulai gencar
melakukan diplomasi public ofensif, yang mana nantinya akan disebut sebagai ‘diplomasi
Virus Corona’. Yang mempunyai fokus utama membantu negara lain yang mempunayi tingkat
penyebaran virus corona yang tinggi dan tingkat kematian yang tinggi akibat virus corona,
china juga berfokus untuk membantu negara-negara yang memiliki banyak kendala seperti
kekurangan peralatan medis dan tenaga medis. Jurnal ini bertujuan untuk meninjau diplomasi
public yang dilakukan oleh China secara bersamaan dengan wabah Covid 19 di musim semi
tahun 2020. Yang memiliki maksud untuk mengetahui pesan yang dikirim pemerintah China
melalui diplomasi public tersebut. Jurnal ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
mana penulis akan menggunakan model analisis isi. Penulis akan menganalisa pernyataan dari
perwakilan negara China untuk mencari pesan yang seharusnya dikomunikasikan.

Kata Kunci : Diplomasi Publik, Diplomasi Corona, Diplomasi China, Covid-19, China
Diplomasi Publik di Era Pandemi

Penulisan jurnal ini dilatar belakangi oleh keingin tahuan untuk menambah informasi mengenai perbandingan kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk dan juga Recep Tayyib Erdogan ketika mereka berdua memegang kendali Turki. Dimulai ketika Mustafa Kemal Ataturk membuat konsep negara sekuler di Turki pada saat itu beliau benar-benar memisahkan hubungan antara agama dan juga negara. Dilain sisi Recep Tayyib Erdogan terus menggalakkan gerakan islamisme di Turki modern dan tentu ini adalah dua sisi. Data penelitian dihimpun melalui teknik studi pustaka selanjutnya dikomparasikan untuk mendapatkan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan dari pemikiran kedua tokoh tersebut mengenai konsep serta pemikiran politik dalam bernegara.

Kepala daerah atau seorang pemimpin merupakan elemen penting dalam suatu tatanan negara. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai sifat kejujuran, dan kecerdasan untuk memimpin umat. Tentunya dalam proses pemilihan seorang kepala daerah terdapat berbagai macam teknis dan persiapan yang harus di siapkan untuk mendapatkan sosok pemimpin yang ideal.Artikel ini membahas tentang pemikiran Al-Mawardi dalam hal pemilihan pemimpin yang direlevansikan terhadap pemilihan kepala daerah yang ada di Indonesia, dimana nantinya kita dapat mentelaah bagaimana pemikiran Al-Mawardi mengenai hal tersebut dan bagaimana pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Indonesia dalam perspektif Al-Mawardi. Dalam tulisan ini menggunakan metode pendekatan literatur review. Adapun data yang dikumpulkan melalui studi pustaka, dimana data tersebut diangkat dari karya-karya yang berkenaan dengan pembahasan pemikiran politik Al-Mawardi, khususnya yang menjelaskan tentang kepemimpinan hingga pelaksanaan pemilihan pemimpin tersebut.

Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh mitra berupa teknologi tepat guna untuk monitoring kualitas air berbasis IoT dan microbubbles yang dilengkapi dengan sensor salinitas, kejernihan, pH, dissolved oxygen (DO), dan sensor temperatur. Perangkat ini dapat memantau kualitas air secara realtime dan ketika kualitas air dibawah ambang batas, maka generator microbubbles akan aktif untuk memproduksi microbubbles kemudian mengalirkan air tersebut ke kolam ikan. Metode pelaksanaan pengabdian ini dimulai dengan observasi untuk mengetahui masalah pada mitra, perancangan dan pembuatan perangkat teknologi, sosialisasi serta pengujian performa perangkat. Hasil pengujian menunjukan bahwa dengan menggunakan instrumen yang diajukan, mitra dapat menghemat penggunaan air sebanyak 20%, pengeluaran listrik sebanyak 17%, dan memudahkan mitra karena perangkat teknologi ini dapat diatur dengan mudah menggunakan smartphone. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang diajukan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang dialami mitra.

Kesterite Cu 2 ZnSnS 4 (CZTS) photovoltaics have been comprehensively investigated in the past decades but are still hampered by a relatively large open circuit voltage (V oc) deficit, which is correlated to bulk defects in CZTS and interface recombination. Heterojunction interface management is of critical importance to tackle the interface recombination. In this work, we use atomic layer deposition (ALD) to synthesize a wide range of Zn 1-x Sn x O (ZTO, 0≤x≤1) films for application as a buffer layer in CZTS solar cells. A favourable band alignment is achieved using a 10 nm Zn 0.77 Sn 0.23 O buffer layer which enabled an impressive 10 % increase in open circuit voltage of the CZTS solar cell. The microstructure and chemical nature of the CZTS/ZTO

Atomic layer deposited zinc nickel oxide (ZNO, ZnxNi1−xO) films with Zn concentrations of 0.09, 0.46, and 0.62 are investigated for application as a hole-selective contact for crystalline silicon solar cells. The ZNO films were found to be p-type by evaluating their contact performance on p-Si. A direct contact between ZNO and p-Si showed perfect ohmic behaviour. Spectroscopic ellipsometry measurements revealed a high optical transparency of the ZNO films with a bandgap of >3 eV. X-ray photoelectron spectroscopy confirmed a much lower valence band offset between ZNO and p-Si than the conduction band offset, which is favourable for selective hole extraction on p-Si. In addition, subsequent annealing at 200 °C significantly decreased the contact resistivity, and annealing temperatures up to 500 °C did not degrade its contact performance. A minimal contact resistivity of 21.5 mΩ·cm2 was obtained on p-type c-Si for a 3.4 nm ZNO film with a Zn concentration of 0.62 after annealing at ...

High quality graphene oxide (GO) and reduced graphene oxide (rGO) have been synthesized by chemical oxidation of graphite flakes via three modified Hummers methods using a mixture of sulfuric acid (H 2 SO 4), phosphoric acid (H 3 PO 4) and nitric acid (HNO 3) as intercalating agents and potassium permanganate (KMnO 4) and hydrogen peroxide (H 2 O 2) as oxidizing agents. In this study the production of dangerously explosive gases was avoided. The temperature was carefully controlled using ice baths, ensuring the temperature was kept at the minimum during the reaction. The prepared samples were extensively characterized using various techniques including X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive Xray spectroscopy (EDS), high-resolution transmission electron microscopy (HRTEM), Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), and X-ray photoelectron spectroscopy (XPS). The results indicated greater presence of oxygen containing groups and an increase in the (C/O) ratio, both of which served as reliable indicators of high quality graphene oxide. Atomic ratio of carbon to oxygen (C/O) quantified by XPS was calculated to be 25.

Amorphous/crystalline silicon heterojunction (SHJ) solar cells technology is attracting tremendous attention in recent years due to its potential to achieve high power conversion efficiencies at low fabrication temperatures and using few process steps. However, the commercial mass production of this technology is still somehow restricted so far, which is mainly due to the high sensitivity of the SHJ solar cell parameters to the growth conditions. A significant distinctness between the SHJ configuration and the standard silicon wafer solar cell is the current collection scheme. Indeed, as the SHJ silicon wafer solar cell is limited by the low lateral conductivity of the thin-film-silicon layers used to form the contact, a transparent conductive oxide (TCO) is systematically employed to improve the carrier transport properties, whilst also acting as an antireflective coating (ARC) for the front side. From the variety of TCOs, indium tin oxide (ITO) is the most frequently used. In this work, we investigate the properties of ITO thin films grown by DC magnetron sputtering using different oxygen to total flow ratios [r(O2) = O2/(Ar+O2)] ranging from 0.01 (1%) to 0.08 (8 %). Hall effect measurements together with optical spectrometry were carried out and were found to be drastically affected by the oxygen content. Furthermore, time of flight-secondary ion mass spectrometry (TOF-SIMS) was used to determine the depth profiling of indium, oxygen, tin, silicon, phosphorous, and hydrogen throughout the ITO and silicon layers forming the solar cell. Finally, silicon heterojunction devices were fabricated and the associated photovoltaic performance were evaluated as a function of the r(O2) into the ITO electrodes. Lower oxygen flow ratio was found to yield the best performance which is attributed to lower parasitic resistive losses.

Transition metal oxides such as MoO 3 , WO 3 , V 2 O 5, and NiO have shown potential as hole-selective passivating contact for crystalline silicon (c-Si) solar cells. Among them, NiO is a notoriously poor hole-conducting semiconductor. Doping metal oxide with multivalent metal cations is an effective method to modify their electronic properties because dopant-induced favorable defect states play a crucial role in charge carrier transport in device applications. We use first-principles density functional theory to identify suitable metal cations that favorably affect the hole-conducting properties of NiO. We identify Al, Mg, and Zn as suitable dopants for NiO, improving ohmic contact properties with c-Si. Subsequently, Al-doped NiO (Al x Ni y O) films were synthesized onto c-Si using an atomic layer deposition supercycle approach. The Al x Ni y O films showed a contact resistivity of 331 mΩ cm 2 with c-Si, in contrast to undoped NiO where no ohmic contact could be formed. This in-depth computational study followed by the experimental synthesis of Al x Ni y O films removes a critical barrier for the future applications of NiO-based carrier-selective passivating contacts for c-Si and other types of solar cells and provides a path for the optimization of other functional materials. Index Terms-Density functional theory (DFT), density of states (DOS), nickel oxide (NiO), passivation contact, p-type conductivity, Si photovoltaics. I. INTRODUCTION T RANSITION metal oxides (TMOs) are low-cost, earthabundant semiconducting materials, which are important for a wide range of applications, such as water splitting [1], gas

The discovery of lead-based organicinorganic perovskite materials for optoelectronic applications has triggered a revolution in photovoltaic material research. Despite their exceptional material properties such as strong light absorption, long charge carrier lifetimes in combination with high carrier mobility, and low production costs, their long-term instability, and the toxicity of lead currently hamper their deployment at an industrial scale. [1] To overcome this drawback, double perovskites with the general formula A 2 1+ M 1+ M′ 3+ X 6 have been proposed as candidate materials providing leadfree alternatives in the vastly expanding research field of perovskites. One of the first materials investigated in this branch of the perovskite catalog is Cs 2 AgBiBr 6 , demonstrating high stability in devices [2,3] and low effective carrier masses [4] with the long carrier recombination lifetimes Lead-free double perovskites have great potential as stable and nontoxic optoelectronic materials. Recently, Cs 2 AgBiBr 6 has emerged as a promising material, with suboptimal photon-to-charge carrier conversion efficiency, yet well suited for high-energy photon-detection applications. Here, the optoelectronic and structural properties of pure Cs 2 AgBiBr 6 and alkalimetal-substituted (Cs 1−x Y x) 2 AgBiBr 6 (Y: Rb + , K + , Na + ; x = 0.02) single crystals are investigated. Strikingly, alkali-substitution entails a tunability to the material system in its response to X-rays and structural properties that is most strongly revealed in Rb-substituted compounds whose X-ray sensitivity outperforms other double-perovskite-based devices reported. While the fundamental nature and magnitude of the bandgap remains unchanged, the alkali-substituted materials exhibit a threefold boost in their fundamental carrier recombination lifetime at room temperature. Moreover, an enhanced electron-acoustic phonon scattering is found compared to Cs 2 AgBiBr 6. The study thus paves the way for employing cation substitution to tune the properties of double perovskites toward a new material platform for optoelectronics.

A novel robust preparation method based on thermal salt decomposition has been elaborated for synthesis of halloysite nanotubes (HNTs) impregnated with silver and iron oxide nanoparticles. The developed method is simple, time-effective, and can be employed for large scale material fabrication. Different characterization techniques, including X-ray diffraction (XRD), scanning and transmission electron spectroscopy (SEM and TEM) and energy dispersive X-ray spectroscopy (EDS) have been used to characterize the functionalized HNTs composite materials. Surface elemental and chemical state analysis was conducted using X-ray photoelectron spectrometer (XPS). The functionalized HNTs exhibit enhanced total surface area (by 17.5%) and pore volume (by 11%) compare to the raw HNTs calculated by using the Brunauer–Emmett–Teller (BET) method. It was shown that functionalized HNTs possess high antimicrobial properties towards both gram- positive and gram-negative bacteria species. The enhanced sur...