PENGARUH PENAMBAHAN NaOH, TEMPERATUR DAN WAKTU TERHADAP PEMBENTUKAN FASA NATRIUM TITANAT DAN NATR... more PENGARUH PENAMBAHAN NaOH, TEMPERATUR DAN WAKTU TERHADAP PEMBENTUKAN FASA NATRIUM TITANAT DAN NATRIUM FERIT PADA PROSES PEMANGGANGAN ILMENIT BANGKA. Pada penelitian ini ini telah dilakukan percobaan untuk mempelajari pengaruh penambahan NaOH, temperatur dan waktu terhadap pembentukan fasa Natrium titanat dan Natrium ferit pada proses pemanggangan Ilmenit-Bangka. Percobaan pemanggangan dilakukan dengan menggunakan Muffle Furnace , dengan variabel percobaan meliputi: a) perbandingan mol NaOH/ilmenit yang divariasikan dari 0,5 sampai dengan 4, b) temperatur pemanggangan yang divariasikan dari 400 °C sampai dengan 800 °C, dan c) waktu pemanggangan yang divariasikan dari 0,5 jam sampai dengan 10 jam. Dari hasil analisis dengan alat menggunakan difraksi Sinar-X (XRD) terhadap kalsin yang dihasilkan dari percobaan, diketahui bahwa intensitas difraksi sinar-X dari fasa Natrium titanat dan Natrium ferit meningkat bila perbandingan mol NaOH/Ilmenit ditingkatkan dari 0,5 sampai 4, temperatur pemanggangan dinaikkan dari 400 °C menjadi 800 °C dan waktu pemanggangan ditingkatkan dari 0,5 jam sampai dengan 10 jam.
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU KALSINASI TERHADAP PERUBAHAN FASA TiO 2. Dalam makalah ini disampai... more PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU KALSINASI TERHADAP PERUBAHAN FASA TiO 2. Dalam makalah ini disampaikan hasil kegiatan penelitian kalsinasi TiO 2 untuk membuat bahan fotokatalis TiO 2 , dimana bahan TiO 2 yang digunakan merupakan hasil dari proses pengolahan ilmenit melalui jalur proses dekomposisi dengan NaOH, pelarutan titan dari kalsin hasil proses dekomposisi ke dalam larutan asam sulfat, dan pengendapan TiO 2. Proses kalsinasi TiO 2 dilakukan pada temperatur 300°C sampai dengan 1000°C pada selang waktu 0,5 jam sampai dengan 3 Jam. Kalsin TiO 2 yang dihasilkan kemudian dianalisis fasanya dengan menggunakan alat difraksi sinar-x (XRD) dan diuji sifat fotokatalitiknya untuk menguraikan zat warna methyl orange dan zat warna yang terkandung dalam limbah industri tekstil. Dari hasil percobaan kalsinasi TiO 2 dapat dilihat bahwa fasa anatase cenderung terbentuk pada temperatur lebih rendah dari 600°C. Kenaikan temperatur kalsinasi dari 300 °C menjadi 1000°C cenderung memperkecil terbentuknya fasa anatase, dan kalsin TiO 2 yang dipanaskan pada temperatur lebih rendah dari 600°C mempunyai sifat fotokatalitik yang baik dalam menghilangkan zat warna methyl orange.
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 2019
At present work, the experiment to dissolve titanium from the Indonesian Ilmenite into the aqueou... more At present work, the experiment to dissolve titanium from the Indonesian Ilmenite into the aqueous sulphuric acid solutions has been done through the following process: Ilmenite decomposition using NaOH at temperature 800°C for 5 hours to produced decomposed Ilmenite, followed with titanium dissolution from the decomposed Ilmenite into the aqueous sulphuric acid solutions in the glass reactor. The variables used for dissolution process were covering: dissolution temperature from 30°C to 70°C, sulphuric acid concentrations from 5% to 15%, and dissolution time from 30 minutes up to 180 minutes. The influence of those all variables were observed on the titanium dissolution from the decomposed Ilmenite. Result of the dissolution experiment show that the dissolved titanium in the aqueous sulphuric acid solutions increased when the dissolution temperature was increased from 30°C to 60°C, sulphuric acid concentration were increased from 5% to 15% and dissolution time were extended from 30 ...
Penggunaan kalsium sangat luas dalam berbagai aplikasi sektor industri. Dolomit merupakan salah s... more Penggunaan kalsium sangat luas dalam berbagai aplikasi sektor industri. Dolomit merupakan salah satu sumber penghasil kalsium selain batu kapur dan air laut. Ekstraksi kalsium dari mineral dolomit dapat dilakukan melalui proses pelarutan. Pada penelitian ini, dilakukan proses pelarutan dolomit menggunakan larutan asam klorida untuk mengekstrak kalsium. Pelarutan dilakukan dengan memvariasikan kecepatan pengadukan, konsentrasi asam, suhu proses dan rasio padatan terhadap larutan untuk setiap waktu proses 0,5; 1; 2; 3; 4 dan 5 jam. Setelah proses pelarutan pada waktu tertentu sejumlah larutan diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL kemudian disaring dan dianalisis menggunakan ICP-OES. Hasil percobaan menunjukkan bahwa efisiensi kalsium (CaCl2) terekstrak meningkat dengan penambahan konsentrasi asam, rasio cairan/padatan dan peningkatan suhu. Hasil optimum dicapai pada suhu 75 °C, konsentrasi larutan 2 M HCl dan kecepatan pengadukan 400 rpm dengan efisiensi kalsium terekstrak sebesar 97,57 %. Kata kunci: ekstraksi, asam klorida, dolomit, pelarutan.
Magnesium is widely used in varieties industrial sector. Dolomite is one source of magnesium besi... more Magnesium is widely used in varieties industrial sector. Dolomite is one source of magnesium besides seawater. The extraction of magnesium from dolomite ores can be done by leaching process. In this work, the dolomite leaching to extract magnesium by hydrochloric acid was investigated. The leaching experiments were performed in a spherical glass batch reactor having a capacity of 1000 ml. The effects of the stirring speed, acid concentration, reaction temperature and liquid-solid ratio for each reaction time of 1; 2; and 3 h on the Mg leaching have been evaluated. 5 ml of solution sample were collected from the leached solutions, then it was filtered prior to analysis by ICP OES. The experimental results show that the magnesium extraction increases along with the increase of acid concentration, liquidsolid ratio and temperature. The optimum conditions for magnesium extraction were achieved at temperature 75 °C, extraction time 3 h, the HCl concentration of 2 M, the liquid-solid ratio 20 ml/g and stirring speed of 400 rpm. At this condition 98,82 % of magnesium were extracted from dolomite. The conclusion obtained from this leaching process is that the magnesium can be extracted from dolomite by using hydrochloric acid solutions.
Proses pelindian mangan dari bijih mangan dioksida dalam larutan asam sulfat telah berhasil dilak... more Proses pelindian mangan dari bijih mangan dioksida dalam larutan asam sulfat telah berhasil dilakukan. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh dari kecepatan pengadukan, konsentrasi asam sulfat dan perbandingan massa padatan/larutan terhadap mangan yang terekstrak. Dalam penelitian ini, bijih mangan dipreparasi melalui proses reduksi menggunakan arang pada 700 o C selama 120 menit selanjutnya dilindi menggunakan larutan asam sulfat. Pada setiap percobaan, sebanyak 75 gram sampel dimasukkan dan dilindi dengan 750 ml larutan H 2 SO 4 dalam gelas reaktor. Setelah proses pelindian, kemudian disaring dan dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrometer. Hasil percobaan menunjukkan bahwa laju pelindian meningkat dengan naiknya kecepatan pengadukan dan konsentrasi asam serta menurunnya rasio perbandingan persen padatan. Kondisi optimum diperoleh pada kecepatan pengadukan 400 rpm, konsentrasi asam sulfat 12% pada 75 o C selama 180 menit dengan mangan terekstrak sebesar 84,61%.
Uploads
Papers by ahmad royani