Iqlima Safitri, Iqlima
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh pemberian sari umbi bit (beta vulgaris) terhadap kadar hemoglobin dan performa atlet sepak bola Dieny, Fillah Fithra; Fitranti, Deny Yudi; Panunggal, Binar; Safitri, Iqlima
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.907 KB) | DOI: 10.14710/jgi.5.2.119-126

Abstract

Background: Nutritional factors in athletes were very influential to lead achievement. Giving special food or drink is also important to improve VO2max. One of the substances that can optimized the levels of VO2max is the content of nitrates in foodstuffs. The beetroot is one source of food with high nitrate content.Objective: This study aimed to analyze the effect of bit extract (beta vulgaris) on Hb Levels and performance among football athleteMethods: Design of quasi experimental research with pretest-post test control group approach, conducted on 18 athletes of UNNES Football Club aged 18-22 years. The treatment of beetroot juice was given for 7 days, consist of P200 treatment group consumed 200 ml, P300 was given 300 ml, while control consumed 300 ml of syrup with the same color with beet extract. Athlete’s performance was obtained with VO2max levels. VO2max measurements were taken twice using MFT (multistage fitness test) on day 1 before intervention and day 7 after intervention. Confounding variables were energy intake, macronutrient intake, iron intake, vitamin C intake, and smoking habits. The analysis using by paired-t-test, kruskal wallis, and one way anova.Result: Most subjects had intake (energy, carbohydrate, fat, protein, iron and vitamin C) less categories. Most of the subjects had a good category VO2 Max and were excellent, as well as not anemic. There was no significant effect of treatment on VO2 Max and Hb level (p <0.05), but the increase in VO2 Max was greater in group P 300 than in group P 200 and control. Hb levels of subjects after intervention decreased, but still relatively normal levels. Conclusions: There was no significant effect of giving beetroot juice on VO2 Max and Hb levels, but the increase in VO2 Max in group P 300 was higher than in P group of 200 and control group.
PENGARUH SARI UMBI BIT (BETA VULAGARIS) TERHADAP VO2MAX ATLET SEPAK BOLA Safitri, Iqlima; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 4, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.488 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i2.10066

Abstract

Latar Belakang: Atlet sepak bola Indonesia sering mengalami penurunan performa. Penelitian terdahulu menyebutkan nitrat dapat mempengaruhi performa atlet. Adanya kandungan nitrat pada umbi bit akan berperan dalam sistem ketahanan aerobik tubuh dengan melibatkan nitrit oksida (NO) pada mekanisme penghasilan energi.Tujuan: menganalisis pengaruh sari umbi bit terhadap VO2max pada atlet sepak bola.Metode: Penelitian quasi experimental dengan pendekatan pretest–post test control group design pada 12 atlet Klub Sepak Bola Unnes usia 18-22 tahun bulan Februari 2014. Kelompok perlakuan diberikan sari umbi bit 300 ml, sedangkan kontrol 300 ml sirup. Intervensi diberikan selama 7 hari. Pengukuran VO2max diambil dua kali menggunakan MFT (multistage fitness test) pada hari sebelum intervensi (VO2max pre) dan hari terakhir intervensi (VO2max post). Uji independent-t-test dan Mann Whitney untuk menganalisis perbedaan VO2max post, peningkatan VO2max, dan variabel perancu antara kedua kelompok. Uji regresi linier ganda untuk menganalisis variabel perancu yang paling berpengaruh terhadap peningkatan VO2max. Uji ANCOVA untuk menganalisis pengaruh sari umbi bit setelah dikontrol dengan variabel perancu.Hasil: VO2max pre intervensi pada kedua kelompok tidak berbeda signifikan (p>0.05), berkisar 33.6-47.5 ml/kg/menit. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan VO2max antara kedua kelompok (p>0.05). Peningkatan VO2max lebih tinggi pada kelompok perlakuan (11.8±5.07 ml/kg/menit) dibandingkan kontrol (8.1±2.04 ml/kg/menit). Variabel perancu yang ikut berpengaruh terhadap peningkatan VO2max yaitu asupan zat besi. Setelah dikontrol dengan variabel perancu, tidak ada pengaruh yang signifikan baik pemberian sari umbi bit maupun asupan zat besi terhadap peningkatan VO2max (p>0.05).Kesimpulan: Pemberian sari umbi bit 300 ml selama 7 hari tidak berpengaruh signifikan pada peningkatan VO2max atlet sepak bola (p>0.05). Namun, peningkatan VO2max lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibanding kontrol.
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN SENG DAN ZAT BESI DENGAN JUMLAH LEUKOSIT ATLET SEPAK BOLA REMAJA Setyarsih, Liani; Safitri, Iqlima; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26926

Abstract

Latar belakang: Latihan fisik intensitas tinggi dapat menyebabkan timbulnya stres fisik yang akan menekan sistem imun pada tubuh atlet. Penurunan fungsi sistem imun tersebut akan meningkatkan risiko infeksi dan menurunkan performa atlet. Leukosit adalah komponen yang berperan dalam homeostasis sistem imun. Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem imun adalah asupan zat gizi termasuk seng dan zat besi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit pada atlet sepak bola remaja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Terang Bangsa Semarang. Jumlah subjek sebanyak 24 atlet remaja dengan metode pengambilan sampel Simple Random Sampling. Data asupan makan diperoleh melalui food recall 24 jam, data aktivitas fisik, kualitas tidur dan kondisi stres psikologis diambil menggunakan kuesioner, dan sampel darah diambil melalui pembuluh darah vena. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pearson dan rang spearman.Hasil: Sebanyak 91,7% jumlah leukosit subjek dalam kategori normal. Rerata tingkat asupan seng subjek yaitu 56,22% sedangkan zat besi sebesar 57,7%.Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.Simpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.
The Effect of Low and High Glycemic Load Diet on Muscle Fatigue of Young Soccer Athletes Safitri, Iqlima; Setyarsih, Liani; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i1.23508

Abstract

Muscle fatigue in adolescent soccer athletes can degrade performance during a match. A low Glycemic Load (GL) diet before exercise is believed to improve soccer athlete performance because it can decrease carbohydrate oxidation during exercise and has a lower increase in lactic acid levels than a high GL diet. The study aimed to identify the effect of low and high glycemic load diets on muscle fatigue in adolescent soccer athletes. A quasi experimental with multiple series group design was conducted in November 2019 on 22 adolescent soccer athletes aged 15-17 at the Terang Bangsa Soccer School Semarang. The low GL group was given food with GL 9.15; while the high GL group contained GL 27.29. Diets given once in 2 hours before exercise. Each group was triggered by RAST (Running based Anaerobic Sprint Test) to cause anaerobic muscle fatigue. Muscle fatigue is measured using blood lactic acid, BUN (Blood Urea Nitrogen), and fatigue index. There were no significant differences in blood glucose, lactic acid, and BUN levels between the low GL and high GL groups (p>0.05). Nonetheless, a low GL diet had a smaller increase in blood glucose levels (1.91 mg/dL vs 4.09 mg/dL) and lactic acid (4.5 mg/dL vs 4.7 mg/dL) after exercise than high BG diet. A low GL diet also has a lower fatigue index than a high GL. Keyword: glycemic load diet, muscle fatigue, lactic acid, blood urea nitrogen.
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KELELAHAN OTOT PADA ATLET SEPAK BOLA REMAJA Safitri, Iqlima; Setyarsih, Liani; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.26925

Abstract

Latar belakang: Kelelahan otot pada atlet sepak bola dapat memperburuk performa atlet selama pertandingan di lapangan. Kelelahan otot ditandai dengan adanya hasil samping asam laktat. Kadar hemoglobin yang rendah dapat menimbulkan produksi asam laktat yang lebih tinggi.Tujuan: menganalisis hubungan kadar hemoglobin dengan kadar asam laktat atlet sepak bola remaja.Metode: Penelitian observasional dengan desain Cross-sectional di Sekolah Sepak Bola Terang Bangsa Semarang. Sampel penelitian adalah 24 atlet sepak bola berusia 15-17 tahun. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanthemoglobin. Kadar asam laktat diukur dengan cara pengambilan sampel darah kapiler di ujung jari menggunakan alat Roche Accutrend Plus. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson dan Rank Spearman.Hasil: Lebih dari 70% subjek memiliki tingkat kecukupan asupan protein yang kurang dan 50% di antaranya juga memiliki tingkat kecukupan asupan zat besi yang kurang. Meskipun demikian, hampir seluruh subjek memiliki kadar hemoglobin yang normal. Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kadar asam laktat dengan nilai kekuatan korelasi sedang (p<0,05; r: -0,465). Artinya, jika atlet memiliki kadar Hb yang tinggi, maka dia akan memiliki kadar asam laktat yang rendah, begitupun sebaliknya.Simpulan: Adanya hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kelelahan otot yang ditandai dengan kadar asam laktat pada atlet sepak bola remaja.
Low and High Glycemic Load Diet on Immune Responses of Adolescent Football Athletes Setyarsih, Liani; Safitri, Iqlima; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 3 (2021)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i3.23553

Abstract

High-intensity physical exercise causes physical stress that will suppress immune system in athlete’s body. Decreased immune system function can cause physiological and pathological changes such as fatigue, reduce athlete performance, and increase risk of infection. Regulation diets of glycemic index (GI) and glycemic load (GL) are known to help control blood glucose during exercise so the immune system can be maintained.The purpose of this study was to determine differences effects of low and high glycemic load diets on immune responses in adolescent football athletes. This study was a quasi experimental with multiple time series design, conducted on 22 adolescent football athletes aged 15-17 years old. The subjects were divided into two groups, low GL diet group was given carbohydrate-source foods with GL 9.15, high GL diet group was given foods with GL 27.29. Diet was given once in the morning and 2 hours later subjects doing RAST (Running-based Anaerobic Sprint Test) to trigger physical stress. Immune response was measure using total leukocytes and leukocytes differential count. There were no significant differences in blood glucose levels, leukocyte counts, and leukocytes differential count between low GL and high GL groups (p>0.05). Low GL diet causes an increase in blood glucose and total leukocytes smaller than high GL diet.ÂÂ