Dinamika demografis Nusa Tenggara Barat yang ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang menonjol, keberlanjutan dan kesejahteraan keluarga menjadi fokus utama. Pendekatan interdisipliner digunakan untuk memeriksa faktor-faktor yang memicu pertumbuhan penduduk serta implikasi sosial, budaya, dan ekonominya pada dinamika keluarga. Berdasarkan data Sensus Penduduk Tahun 2020, Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi diluar pulau Jawa yang mengalami pertumbuhan penduduk cukup signifikan. Proyeksi penduduk menggunakan SUPAS 2015, diperkirakan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sampai dengan 2035 menurun dibawah 1.17, namun dari hasil Sensus Penduduk 2020 ternyata LPP meningkat menjadi 1.63. Terkait dengan hal ini, kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kualitas penduduk tentu berubah dan perlu dilakukan penyesuaian. Pertambahan penduduk Nusa Tenggara Barat yang cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun tersebut akan menimbulkan berbagai persoalan yang semakin kompleks. Hal ini terlihat pada pencapaian indikator pembangunan keluarga yang diukur menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Walaupun dari tahun ke tahun pencapaian nilai IPM Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan, tetapi peningkatan tersebut terlihat sangat lambat. Peningkatan LPP tersebut harus diiringi dengan penyesuaian SPM untuk menjaga kualitas penduduk yang terkait dengan Pembangunan Keluarga. The Increase in Population Growth Rate in Relation to Family Development Abstract The demographic dynamics of West Nusa Tenggara, characterized by a prominent population growth rate, have made family sustainability and welfare the primary focus. An interdisciplinary approach is employed to examine the factors driving population growth and the social, cultural, and economic implications on family dynamics. According to the 2020 Population Census data, West Nusa Tenggara is one of the provinces outside Java experiencing significant population growth. Population projections using the 2015 Population Survey (SUPAS) estimated that the Population Growth Rate (PGR) would decrease below 1.17 by 2035. However, the 2020 Population Census results revealed an increase in PGR to 1.63. In response to this, policies established to improve population quality need to be adjusted due to the change in PGR. The continuous population growth in West Nusa Tenggara from year to year will give rise to increasingly complex issues. This is evident in the achievement of family development indicators measured using the Minimum Service Standards (SPM). Despite the incremental improvement in the Human Development Index (HDI) values for West Nusa Tenggara each year, the progress appears to be slow. The rise in PGR must be accompanied by adjustments to the SPM to maintain the quality of the population related to family development.