Siti Kholifah
Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Wiyata Husada Samarinda

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN PERENCANAAN KEHAMILAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT PRENATAL DISTRESS Yati Luaq Lung; Desy Ayu Wardani; Siti Kholifah
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 2 No 1 (2021): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.015 KB) | DOI: 10.35728/jkw.v2i1.584

Abstract

ABSRAK Latar Belakang : ibu hamil yang kehamilannya tidak direncanakan dan kurangannya dukungan suami menyebakan ibu hamil mengalami distress sebelum melahirkan sehingga kondisi fisik dan psikologis ibu sehingga berdampak lansung pada perkembangan janin. Tujuan : untuk mengetahui hubungan perencanaan kehamilan dan dukungan suami dengan tingkat prenatal distress. Metode : jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel Consecutive sampling jenis Non probality sampling. sampel responden sebanyak 46 orang ibu hamil di puskesmas air putih samarinda . Hasil Penelitian : Hasil uji chi-square menunjukan bahwa tidak ada hubungan perencanaan kehamilan dengan tingkat prenatal distress dengan nilai p. value =0,090 > 0,05. Ada hubungan dukungan suami dengan tingkat prenatal distress dengan nilai p. value 0,013 < 0,05 . Kesimpulan : Ada hubungan Dukungan Suami dengan tingkat prenatal distress. Saran: Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan berdasarkan variabel yang berbeda, dengan jumlah sampel lebih banyak,tempat yang berbeda, desain yang tepat dan tepat.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit (Literature Review) Dwi Ekti Oktafiani; Siti Kholifah; Anisa A'in; Siti Mukaromah
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 2 No 2 (2021): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jkw.v2i2.400

Abstract

Latar Belakang: Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berperan besar dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan dan proses pelayanan kesehatan. Motivasi kerja perawat sangat mempengaruhi perilaku caring perawat dan menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan. Motivasi penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit. Metode: Jenis penelitian literature review, dikumpulkan dari database ProQuest, Pudmed, dan google scholar. Kriteria dari tahun 2015-2020, kata kunci yang di gunakan work motivation, nurse, hospital. Adapun populasinya yaitu perawat. Terdapat 10 jurnal sesuai dengan kriteria, jenis penelitiannya yaitu mixed method, descriptive, dan cross-sectional. Hasil: Literature Review dari hasil analisis 10 jurnal yang direview menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat adalah gaya kepemimpinan, umur, masa kerja, prestasi kerja, pengakuan, pengembangan potensial individu, gaji/upah, kondisi kerja, kebijakan administrasi dan supervisi. Saran: Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dan menambah jurnal dengan menggunakan situs jurnal yang terakreditasi terkait dengan motivasi kerja perawat di rumah sakit.
Hubungan Work Family Conflict Dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Di Rumah Sakit Nurhaini Bulinda Surapak; Siti Kholifah; Suwanto Suwanto; Rusdi Rusdi
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 2 No 2 (2021): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jkw.v2i2.528

Abstract

Latar Belakang : Tingginya tingkat turnover intention akan mengganggu berjalannya rumah sakit karena akan berpengaruh pada keefektifan organisasi. Terdapat 20 orang pegawai RSUD Kudungga dalam 5 tahun terakhir yang sudah pindah kerja ke Puskesmas, Klinik atau Dinas Kesehatan dari 40 orang perawat yang mengajukan. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pindah kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kudungga. Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kudungga sebanyak 54 orang dengan sampel sebanyak 48 orang. Teknik sampling yang digunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan chi square. Hasil Penelitian : Sebagian besar sikap perawat dalam pekerjaan negatif (56,3%), lingkungan kerja perawat baik (58,3%), beban kerja perawat tinggi (56,3%) dan tidak ada keinginan pindah kerja (52,1%). Ada pengaruh antara sikap perawat dalam pekerjaan terhadap keinginan pindah kerja (p value : 0,008 < α : 0,05). Tidak ada pengaruh lingkungan kerja perawat terhadap keinginan pindah kerja (p value : 0,222 > α : 0,05). Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap keinginan pindah kerja (p value : 0,038 < α : 0,05). Kesimpulan : Faktor yang mempengaruhi keinginan pindah kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kudungga yaitu sikap perawat dan beban kerja.
GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN KUTAI BARAT santo sius; Rusdi Rusdi; Siti Kholifah
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 2 No 1 (2021): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.077 KB) | DOI: 10.35728/jkw.v2i1.424

Abstract

Latar Belakang Stres adalah perasaan tertekan,cemas, tegang, perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap stresor yang mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahtraan hidupnya. Stres yang terjadi pada keluarga pasien gangguan jiwa di karena keluarga merasa terbebani dan kurangnya rasa penerimaan juga kesadaran terhadap keadaan pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stress keluarga penderita gangguan jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tering Seberang Kutai Barat. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga penderita gangguan jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tering Seberang Kutai Barat dengan jumlah sampel 42 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukanbahwa mayoritas responden mengalami stress sedang sebanyak 23 orang (54,8%), tingkat stress ringan 9 orang (21,4%), stress berat 6 orang (14,3%), stress normal sebanyak 4 orang (9,5%). Mayoritas berusia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 24 responden (57,1), mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 responden (64,3%), mayoritas pendidikan SD sebanyak 19 responden (45,2), mayoritas pekerjaan bekerja 35 responden (83,3%). Kesimpulan Sebagian besar tingkat stress keluarga penderita gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Tering Sebrang Kabupaten Kutai Barat mengalami stress sedang
Korelasi Stigma Sosial Dengan Depresi Pada Pasien Tuberkulosis Paru Heni Puspita Sari; Kiki Hardiansyah Safitri; Siti Kholifah; Desy Ayu Wardani
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol 2 No 2 (2021): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jkw.v2i2.493

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Tuberkulosis Paru (TB) merupakan penyakit infeksi dan masa penyembuhan yang lama sehingga tidak jarang penderita tuberkulosis paru mendapatkan stigma sosial yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya depresi pada pasien tuberkulosis paru. Tujuan: Menganalisis arah korelasi stigma sosial dengan depresi pada pasien tuberkulosis paru. Metode: Desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan data Consecutive Sampling. Sampel yang digunakan sebesar 46 responden masyarakat disekitar pasien tuberkulosis paru dan 22 responden tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan, masih sehat dan tidak rawat inap. Pengumpulan data dengan kuesioner stigma sosial dan BDI (Beck Depression Inventory). Uji dengan menggunakan korelasi person. Hasil: Skor rerata stigma sosial 37,07 (SD: 8,928, min-max: 15-45). Skor rerata BDI (Beck Depression Inventory) 51,18 (SD: 9,669, min-max: 26-63). Uji korelasi person didapatkan (pvalue 0,47, r -0,294). Kesimpulan: Adanya korelasi dengan arah negatif antara stigma sosial dan depresi pada pasien tuberkulosis paru dengan kekuatan sedang dimana semakin rendah stigma maka akan semakin tinggi depresi pasien tuberkulosis paru.