Makin banyaknya pembangunan di kawasan mangrove Teluk Youtefa mengakibatkan mangrove mengalami kerusakan dan degradasi. Pelestarian ekosistem pesisir diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan kelestarian taman wisata mangrove melalui penyelenggaraan wisata mangrove terpadu. Penelitian persepsi masyarakat terhadap pengelolaan wisata mangrove terpadu di Kawasan taman wisata alam Teluk Youtefa dilakukan pada kampung Enggros, Tobati dan Nafri, tujuannya dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah masyarakat mengerti bahwa kawasan mangrove penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan pesisir. Pengambilan data dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa, Jayapura, Papua pada bulan Agustus 2019 s.d. Februari 2021. Tujuan penelitian adalah memastikan bahwa konteks sosial, ekonomi, dan budaya di tempat ekowisata mangrove dapat berkembang serta memberikan inisiatif strategis khusus, dalam hal ini pandangan masyarakat. Metode yang digunakan adalah wawancara dan diskusi kelompok terpumpun (focus grup discussion) yang kemudian dianalisis dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi masyarakat tentang fungsi dan manfaat mangrove sebagai habitat satwa bernilai tinggi (sangat paham), sedangkan persepsi mengenai Pewisata mangrove terpadu, fasilitas, dan aksesibilitas serta keamanan bernilai sedang (cukup paham). Analisis SWOT dengan lima strategi yang menjadi prioritas untuk pengembangan wisata mangrove terpadu menunjukkan bahwa pengembangan dan pengelolaan kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa berpusat pada masyarakat, komunitas adat, dinas terkait, dan pemangku kepentingan (stakeholder); ketersediaan sumber daya manusia (SDM); perbaikan kawasan taman wisata; dan lain-lain. Pengelolaan wisata mangrove terpadu dilaksanakan dengan melibatkan semua unsur (LMA, instansi pemerintah dan swasta, LSM, serta perguruan tinggi).Title: Public Perception of Integrated Management of Mangrove Tourism in Youtefa Bay Tourism Park AreaThe increasing number of developments in the Youtefa Bay mangrove area has resulted in the mangroves experiencing damage and degradation. Preserving coastal ecosystems is needed as an effort to maintain the sustainability of mangrove tourism parks through organizing integrated mangrove tourism. Research on community perceptions regarding integrated mangrove tourism management in the Youtefa Bay natural tourism park area was carried out in the villages of Enggros, Tobati and Nafri. The aim of this research was to find out whether the community understands that mangrove areas are important for the survival of the community and the coastal environment. What are the research methods and what data is needed and how to analyze it. Data collection was carried out in the Youtefa Bay Natural Tourism Park area, Jayapura, Papua from August 2019 to 2019. February 2021. The aim of the research is to ensure that the social, economic and cultural context of mangrove ecotourism can develop and provide special strategic initiatives, in this case the community’s views. The method used was interviews and focus group discussions which were then analyzed using SWOT. Based on the research results, the public’s perception of the function and benefits of mangroves as animal habitat is of high value (very understanding), while the perception of integrated mangrove tourism, facilities, and accessibility and safety is of medium value (somewhat understanding). SWOT analysis with five strategies that are priorities for the development of integrated mangrove tourism shows that the development and management of the Youtefa Bay Nature Tourism Park area is centered on the community, traditional communities, related agencies and stakeholders; availability of human resources (HR); improvement of the tourist park area; and others. Integrated mangrove tourism management is implemented by involving all elements (LMA, government and private agencies, NGOs, and universities.