Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Penilaian Indikator Kesehatan Hutan Rakyat Pada Pola Tanam Agroforestri (Studi Kasus Hutan Rakyat Milik Anggota Gapoktan Satria Rimba Desa Kubu Batu, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran) Puspita, Eka Nala; Safe'i, Rahmat; Kaskoyo, Hari; Hilmanto, Rudi
Indonesian Journal of Conservation Vol 10, No 1 (2021): June
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v10i1.28894

Abstract

Hutan rakyat menjadi sistem manajeman dan startegi penggunaan lahan terpadu melalui penerapan pola agroforestri.  Penerapan pola agroforestri memberikan keuntungan lebih baik dari segi aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.  Tujuan penerapan agroforestri untuk membantu mengoptimalkan perolehan hasil pengelolaan lahan hutan rakyat secara berkelanjutan serta meningkatkan daya dukung ekologi lahan.  Pentingnya peranan hutan rakyat pola agroforestri kelestariannya perlu dijaga.  Cara memelihara kelestarian hutan rakyat yaitu melalui kondisi kesehatan hutannya.  Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesehatan hutan rakyat pola agroforestri Desa Kubu Batu sebagai penunjang keberlanjutannya.  Penelitian dilakukan dengan metode Forest Healt Monitoring (FHM).  Hasil nilai akhir kesehatan hutan menunjukan bahwa dari 7 klaster plot pengamatan klaster plot 1(8.17) kategori sedang, Klaster Plot 2(6.87) kategori sedang, Klater plot 3 (4.41) kategori buruk, klaster plot 4 (10.67) kategori baik, klaster plot 5(8.26) kategori sedang, klaster plot 6 (7.56) kategori sedang, dan klaster plot 7 (5.48) kategori buruk.
Kajian Ketahanan Pangan Rumah Tangga pada Berbagai Agroekosistem di Kabupaten Lampung Utara Putri, Dewi Lestari; Abidin, Zainal; Prasmatiwi, Fembriarti Erry; Kaskoyo, Hari
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.42579

Abstract

Pencapaian ketahanan pangan merupakan masalah inti yang dihadapi petani terutama petani yang memiliki produktivitas tanaman utama yang rendah. Kemampuan petani untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh luas lahan dan produksi tanaman yang mereka usahakan. Ketahanan pangan ini harus terwujud untuk menghindari keadaan rawan pangan di kalangan petani. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis ketahanan pangan beserta faktor-faktor yang memengaruhinya untuk rumah tangga petani pada berbagai agroekosistem di Kabupaten Lampung Utara. Penelitian dilakukan pada agroekosistem padi di Desa Sinar Jaya Kecamatan Tanjung Raja, agroekosistem singkong di Desa Ratu Jaya Kecamatan Sungkai Tengah, dan agroekosistem lada di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Sungkai Barat. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni – September 2021. Jumlah sampel adalah 105 rumah tangga petani. Metode analisis data yang digunakan, yaitu klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan tingkat kecukupan energi serta regresi ordinal logistik. Penelitian menyimpulkan bahwa mayoritas rumah tangga petani diklasifikasikan sebagai kurang pangan. Jumlah rumah tangga yang paling banyak terkategori tahan pangan adalah petani agroekosistem padi, sedangkan rumah tangga yang paling banyak terkategori rawan pangan adalah petani agroekosistem singkong. Variabel pendidikan ibu rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan dummy agroekosistem berpengaruh nyata terhadap tingkat ketahanan pangan.
Are the Physical and Social Capitals Still Productive Resources for Coffee Agroforestry Development?: The Evidence of Endogenous Growth Role in Leveraging the Sluggish Production Factors at Batutegi Forest Management Unit Bakri, Samsul; Apriliani, Adella Putri; Kaskoyo, Hari; Wulandari, Christine
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.30.2.284

Abstract

Increasing income (INC) is a key variable for the encroacher's self-empowerment in order to able to leave protected forest areas voluntarily when their concessionary period will be due. This urgency is facing by almost Social Forestry Programs across the country such as for Batutegi Lampung Province, whose empowerment period only has 20 years left so that they don't become encroachers again. While physical capital (PC), especially forest land, has seemed leveling off for increasing INC, so the stimulating social capital (SC) is a must. In this context, the role of extension activities (ROLE) in amplifying PC and SC productivity in leveraging INC needs to be elucidated. The objectives of this research are to: (1) reveal the strengths of the direct effect of ROLE on INC, (2)compare the effectiveness of ROLE in leveraging SC to PC in order to increase INC, and (3) evaluate the effectiveness of ROLE in stimulating FC and SC in order to leverage INC. The SEM (structural equation modeling) postulates employed at a confidence level of 95%, where PC and SC are treated as exogenous variables, ROLE as intervening variables, and INC as endogenous variables. The land tenure both inside and outside the forest area is used as an indicator for the PC. Elements of norms, trust, and network as indicators for SC. The three indicators for ROLE employed are the benefit of extension activities about forest protection, agroforestry technique, and post-harvest skill. Two indicators for INC are from coffee beans and other non-timber forest products (NTFP). Data collection was carried out in between April to June 2020 through semi-structured interviews with 98 forest encroachers who were drawn using stratified random sampling. Conclusion: (1) FC and SC not directly productive, did not significantly increase INC (P=0.740 and 0.123 respectively), and in contrast to ROLE were highly productive (P=0.000), (2) PC was also not significantly stimulated to ROLE (P=0.112) but SC was significant (P=0.000) and [3] for PC the ROLE activities were blunt or not significant in amplifying INC (P=0.188) but very powerful or significant for SC (P=0.000). The implication: to ensure that encroachers or HKm land concession holders are able to leave protected forest areas voluntarily when their concession rights expire, the FMU authority must increase the knowledge and skills of HKm concession holders through strengthening extension performance (ROLE) as a necessary condition for increasing income, not continuing to increase the land allotment.
The Gender Role in Agroforestry Management in Sungai Langka Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency, Lampung Province Pasaribu, Septo Widodo; Kaskoyo, Hari; Safe’i, Rahmat
Journal of Sylva Indonesiana Vol. 2 No. 02 (2019): Journal of Sylva Indonesiana
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.308 KB) | DOI: 10.32734/jsi.v2i2.980

Abstract

Agroforestry has been developed for community welfare. Agroforestry is a combination of forestry crops and agricultural crops. Agroforestry management can not be separated from the active role of the community so that it is closely related to the role of men and women (gender) in managing agroforestry. Sampling was carried out in September 2018 using the simple random sampling method. The method of data collection is interview using a questionnaire. Data was tabulated and analyzed descriptively qualitatively using Harvard gender model analysis. Agroforestry management activities carried out by farmers in Sungai Langka Village include pre-harvest, planting, maintenance, harvesting and transport activities and post-harvest activities (post-harvest activities and marketing). The results showed men who opposed pre-harvest activities with a percentage of 93.95%. This is because these activities are heavy work and require a large amount of energy so that they are suitable for work by men. Women dominate pre-harvest activities such as post-harvest and marketing activities with a percentage of 93.02%. This concerns this work is a light work and can be done while taking care of the household.
PENGARUH FAKTOR AKSESIBILITAS WILAYAH DAN PROGRAM KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN TERHADAP TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT PADA PENGELOLAAN BISNIS MINYAK ATSIRI DI KPH PESAWARAN Mahyuddin, Arie; Yuwono, Slamet Budi; Bakri, Samsul; Febryanto, Indra Gumay; Wulandari, Christine; Kaskoyo, Hari
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 2 (2024): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 2 Edisi Juni 2024
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i2.19753

Abstract

Minyak atsiri merupakan komoditas ekspor non-migas yang diperlukan di berbagai bidang industri. Namun, masih banyak masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan penghasil minyak atsiri, hidup di bawah garis kemiskinan. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari pengelolaan dan pemanfaatan hutan sehingga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) mempunyai peranan dalam pembangunan kehutanan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh aksesibilitas wilayah dan program kerja KPH terhadap tingkat ketertarikan masyarakat dalam pengelolaan  bisnis minyak atsiri di KPH  Pesawaran. Teknik yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan variabel respon (dependen) tingkat ketertarikan yaitu sangat tertarik, tertarik, dan tidak tertarik. Variabel perjelas (independen) berupa aksesibilitas wilayah dan program kerja KPH yang diuji dengan model regresi logistik ordinal. Hasil wawancara diolah secara deskriptif dan hipotesis diuji menggunakan uji multikolinearitas, uji rasio likelihood, uji wald, dan uji kesesuaian model. Hasil menunjukkan bahwa aspek aksesibilitas memiliki peran signifikan dalam membentuk minat masyarakat terhadap pengelolaan bisnis minyak atsiri. Semakin dekat jarak rumah dengan kebun dan desa, serta semakin baik ketersediaan pasar, maka minat masyarakat semakin tinggi. Jarak tempuh yang jauh ke kecamatan dan adanya hambatan transportasi dapat memberikan pengaruh negatif minat masyarakat. Faktor-faktor lain seperti program pemanfaatan hasil hutan, sosialisasi, bantuan alat produksi, dan penanaman memiliki pengaruh yang lebih signifikan karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN WAY PISANG PROVINSI LAMPUNG PASCA UNDANG – UNDANG CIPTA KERJA Febrian, Ardi; Wulandari, Christine; Kaskoyo, Hari; Bakri, Samsul
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 3 (2024): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 3 Edisi September 2024
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i3.20554

Abstract

The Way Pisang Forest Management Unit (FMU) has significant obligations and roles in overseeing forest areas at the ground level, including forest management and preparing forest management plans; forest utilization; forest use; rehabilitation and reclamation; and forest protection and nature conservation. Performance appraisals are completed to examine the progress of implementing forest management role at the site level. This research aims to provide a performance assessment of the Way Pisang FMU after the enforcement of the Job Creation Law (UUCK) using models and indicators from Forest Watch Indonesia version 2.0 which consists of 9 measures, 28 indicators and 62 quality components. The result shows that the forest management performance index value of Way Pisang FMU is at Medium category, which means that KPH Way Pisang is quite good at managing forest areas. However, there are yet a few rules that require improvement, namely area stabilization, government relations  and regulations, and investment mechanisms to ensure the optimization of operationalization of Way Pisang FMU in the site level of forest management.
KONTRIBUSI AGROFORESTRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN KELOMPOK KEMITRAAN KONSERVASI DI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN Wati, Mira Amelda; Kaskoyo, Hari; Nurindarwati, Rini; Qurniati, Rommy; Puspasari, Eny
JURNAL RIMBA LESTARI Vol 2 No 1 (2022): Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Jurusan Kehutanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/rimbalestari.v2i1.1412

Abstract

Agroforestry is a land management system that can overcome food problems, the application of which is to combine two or more types of plants, both forestry and agricultural crops. The application of agroforestry in Lampung has been implemented, one of which is Pesawaran Sub-village, Pesawaran Village, Kedondong District, Pesawaran Regency, Lampung. The contribution obtained from forest land using an agroforestry system to people's income is the yield of agricultural crops on a weekly, monthly or annual basis, depending on the type of agricultural crops planted. This study aims to determine the contribution of agroforestry to income and the factors that influence farmers' income in Sejahtera 4 Forest Farmers Group (FFG). This study uses interview and observation methods and multiple linear regression to analyze the data. The results show that agroforestry contributes 25.64% of income, or around Rp. 111,306,690 lower than that of non-agroforestry, contributing 74.36% of income or around Rp. 322,800,000. The results of the analysis show that age has a significant effect on farmers' income in FFG of Sejahtera 4. In contrast, plot area, number of plant species, the combination of plant types, and level of education have no significant effect on income.
Perkembangan Kreativitas Membuat Motif Batik Dengan Teknik Ecoprint Desa Labuhan Ratu VII Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur Wahanawati, Vicky Puja; Kaskoyo, Hari; Winarno, Gunardi Djoko
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.9909

Abstract

Desa Labuhan Ratu VII ini termasuk salah satu dari desa penyangga yang berada di dekat PLG (Pusat Latihan Gajah) yang ada di Lampung Timur yang memiliki KWT (Kelompok Wanita Tani) Dharma Lestari yaitu suatu organisasi kelompok Ibu-ibu ecoprint. Tujuan dari penelitian magang ini yaitu mengetahui pengaruh membatik dengan teknik ecoprint terhadap perkembangan kreativitas Kelompok Wanita Tani (KWT) Dharma Lestari dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan kreativitas membuat motif batik dengan teknik ecoprint. Metode pengumpulan data menggunakan metode studi literatur, observasi dan wawancara secara langsung untuk mengetahui teknik ecoprint. Teknik ecoprint berdampak positif pada kreativitas dan ekonomi ibu-ibu rumah tangga, memberikan keterampilan baru dan peluang penghasilan tambahan. Pengembangan ecoprint didukung oleh ketersediaan peralatan, bahan alami, sumber daya alam lokal, serta jejaring sosial dengan ARAE, IRI, dan wisatawan. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan bahan di pasar lokal, jenis tanaman menarik yang terbatas, dan minat yang rendah dari sebagian ibu-ibu dalam pembuatan ecoprint.
Pelatihan Pembuatan Kuliner Berbahan Dasar Porang Winarno, Gunardi Djoko; Safe’i, Rahmat; Kaskoyo, Hari; Darmawan, Arief; Asmarahman, Ceng; Harianto, Sugeng P.; Wulandari, Christin; Setiawan, Agus; Dewi, Bainah Sari; Riniarti, Melya; Hidayat, Wahyu; Salsabila, Sahda; Fitriana, Yulia Rahma; Hilmanto, Rudi
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.9905

Abstract

Pemanfaatan porang sebagai bahan dasar kuliner sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas rasa produk. Selama ini porang masih belum digunakan oleh petani walaupun mereka mempunyai bahan umbi porang. Kondisi ini terjadi karena mereka tidak tahu bagaimana pengolahan porang dan meramunya untuk kuliner. Tujuan Pelatihan adalah membangun ketrampilan petani dalam membuat kuliner berbahan dasara porang. Pelatihan dilakukan di Desa Hanura Pesawaran Lampung. Jumlah peserta yang dilatih sebanyak 30 orang yang berasal dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) Lestari Hanura Pesawaran Lampung. Peran mitra (kelompok tani Sistem Hutan Kerakyatan Lestari adalah penyedia umbi porang yang selama ini tidak dimanfaatkan karena harga umbinya sangat rendah hingga mencapai Rp 2.500. Kelompok tani berharap tanaman porang dapat dikembangkan di areal kelola mereka.  Untuk peningkatan hasil panen diharapkan adanya mesin pengolah umbi porang menjadi glukomanan sehingga nilai jual porang menjadi meningkat melalui pengolahan porang menjadi berbagai kuliner seperti bakso dan mpek-mpek. Para petani diharapkan menjadi pioneer untuk membuat tepung porang dan bakso. Dampak yang akan terjadi adalah petani yang selama ini memiliki tanaman porang menjadi terampil dalam mengolah porang kuliner yang dapat dikonsumsi ataupun di pasarkan. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani desa Hanura dan sekitarnya.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Hutan Dalam Pemanfaatan Pekarangan Secara Agroforestry, Gapoktan Wana Tani Lestari KPH Batu Tegi Tanggamus Yuwono, Slamet Budi; Kaskoyo, Hari; Qurniati, Rommy; Safe'i, Rahmat; M, Andre H; S, Ade Irma
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2024): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i2.9901

Abstract

Desa Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan KPH Batutegi Kab. Tanggamus. Masyarakat desa tersebut terhimpun dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wana Tani Lestari yang merupakan Kumpulan kelompok tani Hkm (Hutan Kemasyarakatan) yang memiliki izin memanfaatkan Kawasan hutan dalam skema perhutanan sosial, selain memiliki lahan garapan di dalam kawasan hutan pada umumnya mereka juga memiliki lahan kebun dan pekarangan di luar Kawasan hutan. Lahan berkebun biasanya berjarak kurang dari satu kilometer dari pemukiman dan lahan pekarangan berada di sekitar rumah tempat tinggal mereka. Pada umumnya kegiatan pemanfaatan lahan hutan dan kebun dilaksanakan oleh kaum laki-laki sedangkan kaum ibu atau perempuan lebih banyak di rumah membantu proses pengolahan hasil hutan seperti menjemur kopi dan kakao, menjemur pinang dan mengolah hasil panen lainnya untuk mendukung pendapat keluarga. Selama ini lahan pekarangan masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani pada umumnya khususnya oleh para kaum perempuan. Hal ini karena mereka menganggap kegitan tersebut kurang bermanfaat. Seiring berjalannya waktu, terpikir oleh para kaum ibu/perempuan untuk berperan lebih aktif khususnnya dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi dan kebutuhan pangan dengan cara menanam tanaman sayuran seperti tomat, terong, cabai dan lain-lain yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Hasil kegiatan pengabdian kepada Masyarakat antara lain terbentuk kelompok wanita tani (KWT) dengan nama Bumi Tani Sejahtera. Setelah mendapatkan kegiatan pengabdian pengetahuan KWT Bumi Tani Sejahtera terhadap pemanfaatan lahan pekarangan mengalami peningkatan, selain itu mereka mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dengan mencoba memanfaatkan pekarangan dengan tanaman produktif (cabe).