MAKALAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN
Sign up for access to the world's latest research
Related papers
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen system pembelajaran (Tim pengembangan kurikulum, 2011:190). Learning is a process of active construction; that learning is a social phenomenon, as well as an individual experience; and that learner differences are resources, not obstacles (Wilson dan Petersen, 2006:1). Pembelajaran memiliki makna luas dari istilah pengajaran. Kata pengajaran mengandung makna bahwa kegiatan atau prosesnya hanya ada di dalam konteks pengajar dan pembelajar di kelas secara formal, kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks pengajar dan pembelajar di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri oleh pengajar secara fisik. Di dalam kata pembelajaran ditekankan bahwa kegiatan belajar pembelajar melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar proses belajar mengajar dapat terlaksana. 1 Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pembelajaran, dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut seorang pengajar sudah seharusnya mengetahui bagaimana membuat kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu inovasi untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar Dalam mengembangkan model-model pembelajaran, seorang pengajar harus tahu apakah yang dimaksud dengan model pembelaran, dan pol-pola apa pembelajaran yang ada, kemudian apakah cirri-ciri model pembelajaran yang dapat diterima secara umum, serta bagaimana menerapkan model-model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. (Tim Pengembangan kurikulum, 2011:198) Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendekatan,strategi,dan model pembelajaran.Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk dapat memilah,memilih,dan menetapkan dengan tepat metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. B. Rumusan Masalah a) Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran? b) Bagaimana pendekatan,model,strategi dan metode pembelajaan? c) Bagaimana jenis-jenis pendekatan,model,strategi dan metode pembelajaran? C. Tujuan dan Manfaat Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menjadi bahan bacaan yang berkualitas tentang pendekatan,model,strategi dan 2 metode pembelajaran. Manfaat penulisan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui apa itu pendekatan,model,strategi dan metode pembelajaran dan apa saja jenis-jenisnya,sehingga kita bisa menentukan tindakan apa yang akan kita terapkan dalam pembelajaran. II. Pembahasan A. Prinsip-prinsip pembelajaran Menurut Chaedar Alwasilah dalam (Tim Pengembangan kurikulum., 2011:182) , dengan memerhatikan bahwa hakikat pembelajaran adalah "interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (perubahan perilaku)", maka terdapat beberapa prinsip umum pembelajaran, yaitu: 1) Prinsip Umum Pembelajaran a) Belajar menghasilkan perubahan perilaku siswa yang relatif permanen. b) Siswa memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih kodratif untuk ditumbuhkembangkan. c) Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami, linear, dan sejalan dengan proses kehidupan. 2) Prinsip Khusus Pembelajaran a) Prinsip Perhatian dan Motivasi Perhatian adalah memusatkan pikiran dan perasaan emosional secara fisik dan psikis terhadap sesuatu yang menjadi pusat perhatiannya. Perhatian dapat muncul secara spontan atau karena direncanakan. Dalam pembelajaran, perhatian akan muncul dari diri siswa apabila pelajaran yang diberikan menarik dan dibutuhkan oleh siswa. Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Untuk memunculkan perhatian siswa, maka perlu disusun sebuah rancangan bagaimana menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 3 Gage dan Berliner (1984) mengemukakan bahwa berdasarkan kajian teori belajar pengolahan informasi tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar. Seseorang yang memiliki minat terhadap materi pelajaran tertentu, biasanya akan lebih intensif memerhatikan dan selanjutnya timbul motivasi. motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut H. L. Petri (1986), "motivation is the concept we use when we describe the forces acting or on within an organism to initiate and direct behaviour". Perhatian dan motivasi seseorang tidak selamanya stabil, intensitasnya bisi tinggi, sedang, bahkan menurun. Motivasi dapat bersifat internal (motif intrinsik), artinya muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada intervensi dari yang lain, misalnya harapan, cita-cita, minat, dan aspek lain yang terdapat dalam diri sendiri. Motivasi juga dapat bersifat eksternal (motif ekstrinsik), yaitu muncul karena adanya stimulus dari luar dirinya, misalnya kondisi lingkungan kelas, sekolah, reward, pujian, dan rasa takut oleh hukuman. Motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah pada pencapaian tujuan. Perilaku belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran merupakan pencapaian tujuan dan hasil belajar. b) Prinsip Keaktifan Anak merupakan makhluk yang aktif. Anak memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu, memilikin kemauan, dan keinginan. Belajar pada hakikatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, adanya respons terhadap setiap pembelajaran. Proses pembelajaran, siswa harus aktif belajar dan guru hanya membimbing dan mengarahkan. Gage dan Berliner Teori kognitif menyatakan bahwa belajar 4 menunjukan adanya jiwa yang aktif dan tidak sekedar merepsons informasi, namun jiwa mengolah dan melakukan transformasi informasi yang diterima. (Tim Pengembang Kurikulum 2011:185). Berdasarkan kajian teori tersebut, maka siswa sebagai subjek belajar memiliki sifat aktif, kontruktif, dan mampu merencanakan, mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi kedalam kehidupan yang lebih luas. Menurut McKeachie, individu merupakan manusia yang aktif dan selalu ingin tahu, dapat menjadi masukan bahwa dalam proses pembelajaran, guru dapat menggali dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa. c) Prinsip Keterlibatan Langsung/Berpengalaman Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus melihat secara langsung untuk mengalaminya. Hal ini sejalan dengan pernyataan "I hear and I forget, I see and I remember, I do and I understand". Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar harus melibatkan diri (setiap individu) terjun mengalami. Edgar Dale melalui penggolongan pengalaman belajarnya (kerucut pengalaman) menyatakan bahwa "belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung." Idealnya, setiap belajar harus terjadi suatu proses internalisasi bagi pihak yang belajar, sebab belajar bukan hanya sekadar proses mengahapal sejumlah konsep, prinsip atau fakta. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsugn secara aktif melakukan perbuatan belajar, hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang hanya sekadar menuangkan pengetahuan/informasi. d) Prinsip Pengulangan 5 Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar, antara lain adalah dalil-dalil belajar yang dikemukakan oleh Edward L. Thorndike. Kesimpulan penelitiannya telah memunculkan tiga dalil belajar, yaitu "Law of Effect, Law of Exercise, and Law of Readiness". Law of effect mengindikasikan bahwa hubungan antara stimulus dan respons menguat dalam keadaan yang memuaskan, dan sebaliknya akan melemah dalam keadaan yang menyebalkan. Law of Exercise mengindikasikan bahwa hubungan antara stimulus dan respons menguat ketika digunakan/dilakukan, dan sebaliknya akan melemah ketika praktik dihentikan/tidak digunakan. Law of Readiness mengindikasikan bahwa ketika siswa siap untuk melakukan, maka akan dilakukan dengan keadaan memuaskan, sebaliknya bila tidak siap/terpaksa melakukan, maka akan dilakukan dengan keadaan yang menyebalkan. Teori lain yang berhubungan adalah teori Psikologi Gaya, manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, menanggapi, mengigat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut teori ini belajar adalah melebihi daya-daya tersebut dengan pengulangan, agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang. e) PrinsipTantangan Teori medan (Field Theory) menurut Kurt Lewin, mengemukakan bahwa siswa dalam setiap situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis, siswa menghadapai suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dihadapakan pada sejumlah hambatan/tantangan, yaitu materi/bahan belajar. Maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mepelajarinya. Pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukannya. 6 Bila dilihat dari segi penggunaan metode pembelajaran, maka metode-metode tersebut memiliki karakteristik yang menantang yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Begitu pula penguatan diberikan terhadap setiap hasil belajar siswa, apakah penguatan positif/negatif akan menantang siswa, dan dapat menimbulkan motif belajar untuk memperoleh ganjaran atau menghindari...
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori dan dalam prinsip-prinsip.
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain, karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk beriteraksi dengan sesamanya, selain itu manusia memiliki potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Dari adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan), saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Perbedaan antarmanusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antarsesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku, agama, dan lainlain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul suatu pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling belajar satu sama lain?
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.
Akhmad Syaferi, 2020
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Strategi Pembelajaran Biologi" Dosen Pengampu: Nasrul Hakim, M. Pd Disusun oleh: AKHMAD SYAFERI NPM. 1801060003 TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO SEMESTER GENAP 2020

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.