Papers by Reg.A/40622100043/Hikmah Nur

Richard Mason, seorang professor dalam bidang etika komputer, memperkenalkan model PAPA Privasi (... more Richard Mason, seorang professor dalam bidang etika komputer, memperkenalkan model PAPA Privasi (Privacy), Akurasi (Accuracy), Kepemilikan (Property), dan Aksesibilitas (Accessibility), untuk membantu mengatasi tantangan-tantangan etika yang muncul seiring dengan semakin banyaknya data yang diproses oleh komputer dan sistem informasi. Dalam konteks profesi programmer, kompetensi tidak hanya diukur dari kemampuan teknis (hard skill) seperti menulis kode, merancang sistem, atau menguasai bahasa pemrograman. Aspek non-teknis berupa soft skill, khususnya integritas, memegang peranan yang sangat penting. Hard skill umumnya diperoleh melalui pembelajaran formal, latihan, serta praktik berulang, sedangkan integritas sebagai soft skill terbentuk melalui proses internalisasi nilai, pembiasaan pola pikir etis, dan konsistensi dalam perilaku. Secara konseptual, integritas dapat dipahami sebagai kualitas diri yang menunjukkan kesatuan utuh antara prinsip, ucapan, dan tindakan. Nilai ini menekankan kejujuran, keadilan, serta tanggung jawab moral dalam menjalankan pekerjaan. Integritas juga berhubungan erat dengan etika profesi karena menjadi landasan kepercayaan antara individu dengan lingkungan kerja. Menurut Covey (2004), integritas berarti "melakukan hal yang benar meskipun tidak ada orang lain yang mengawasi," sehingga menegaskan pentingnya konsistensi moral dalam setiap situasi. Bagi seorang programmer, integritas tercermin dalam kesungguhan bekerja, loyalitas terhadap organisasi, serta sikap bertanggung jawab terhadap hasil karyanya. Tanpa integritas, kemampuan teknis setinggi apa pun dapat disalahgunakan, misalnya dalam bentuk pelanggaran privasi, manipulasi data, atau penyalahgunaan hak cipta. Melihat kondisi tersebut, penting untuk meninjau kembali bagaimana prinsip PAPA dapat diterapkan sebagai kerangka etis dalam profesi programmer. Esai ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara integritas dan tanggung jawab etis seorang programmer melalui perspektif prinsip PAPA. Dengan memahami keempat aspek PAPA, diharapkan programmer mampu menjaga integritasnya sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap dunia teknologi informasi yang semakin kompleks.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi,... more Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga menciptakan gagasan-gagasan etika, sosial, dan humanistik yang kompleks. Dalam konteks ini, filsafat informatika hadir sebagai kerangka konseptual yang menawarkan panduan untuk menganalisis secara kritis bidang dan tujuan kemajuan teknologi. Artikel ini mengeksplorasi potensi teknologi informatika sebagai kerangka konseptual untuk menilai perkembangan teknologi informasi dan memengaruhi lintasannya. Dengan menggunakan pendekatan filosofis, pembahasan difokuskan pada tiga dimensi utama; (1) aspek ontologi, yaitu hakikat dan eksistensi teknologi dalam kehidupan manusia; (2) aspek epistemologi, yaitu bagaimana pengetahuan informatika dibangun dan digunakan; serta (3) aspek aksiologi, yaitu nilai, etika, dan tanggungjawab moral yang harus menyertai inovasi teknologi. Filsafat informatika berfungsi sebagai lensa teoritis untuk mengkaji dampak teknologi terhadap masyarakat, budaya, dan kesejahteraan manusia. Dengan demikian, pemahaman filosofis informatika dapat membantu memajukan bidang teknologi informasi dengan landasan nilai etika, keberlanjutan, dan kemajuan sosial.
Uploads
Papers by Reg.A/40622100043/Hikmah Nur