The kinetics of radionuclide desorption from bentonite colloids and subsequent sorption onto frac... more The kinetics of radionuclide desorption from bentonite colloids and subsequent sorption onto fracture filling material can influence colloid-facilitated radionuclide migration in ground water. To shed light on the significance of these issues batch-type experiments using a cocktail of strong and weak sorbing radionuclides as well as FEBEX bentonite colloids in the presence of fracture filling material from Grimsel (Switzerland) under Grimsel ground water conditions have been conducted. Results show that tri-and tetravalent radionuclides, 232 Th(IV), 242 Pu(IV) and 243 Am(III) are clearly colloid associated in contrast to 233 U(VI), 237 Np(V) and 99 Tc(VII). Concentrations of colloid-borne 232 Th(IV), 242 Pu(IV) and 243 Am(III) decrease after $100 h showing desorption from bentonite colloids while 233 U(VI) and 99 Tc(VII) concentrations remain constant over the entire experimental time of 7500 h thus showing no interaction either to colloids or to the fracture filling material. 232 Th(IV) and 242 Pu(IV) data yield a slower dissociation from colloids compared to 243 Am(III) indicating stronger RN-colloid interaction. In the case of 237 Np(V), a decrease in concentration after $300 h is observed which can be explained either by slow reduction to Np(IV) and subsequent sorption to mineral surfaces in accordance with the evolution of pe/pH and/or by a slow sorption onto the fracture filling material. No influence of the different fracture filling material size fractions (0.25-0.5 mm, 0.5-1 mm and 1-2 mm) can be observed implying reaction independence of the mineral surface area and mineralogical composition. The driving force of the observed metal ion desorption from colloids is binding to fracture filling material surfaces being in excess of the available colloid surface area (76:1, 55:1 and 44:1 for the 0.25-0.5 mm, 0.5-1 mm and 1-2 mm size fraction of the FFM, respectively).
Modul pembelajaran Biologi SMA Kelas x MODUL 1 Ruang Lingkup Biologi objek/kajian tersebut. Baikl... more Modul pembelajaran Biologi SMA Kelas x MODUL 1 Ruang Lingkup Biologi objek/kajian tersebut. Baiklah sekarang mari kita mulai saja mempelajari cabang-cabang Biologi tersebut. ________________________________________ 2. CABANG-CABANG BIOLOGI Di atas telah dijelaskan bahwa untuk mempermudah mempelajarinya, maka Biologi dipilah-pilah menjadi cabang-cabang ilmu. Tiap cabang ilmu mengkhususkan bahasannya pada satu objek tertentu saja. Misalnya cabang Biologi yang didasarkan pada objek diantaranya Zoologi, Botani, Mikologi, Mikrobiologi, dan Virologi. Kemudian dari tiap objek itu, misalnya Zoologi terbagi lagi menjadi Vertebrata dan Invertebrata. Dan Vertebrata yang terbagi lagi menjadi 5 Filum (Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia) memunculkan cabang-cabang ilmu seperti Ichtyologi, Herpitologi, Ornitologi dan Mamalogi. Dari tiap cabang ilmu ini muncul lagi cabangcabang ilmu yang semakin spesifik. Misalnya, dari Mamalogi kemudian muncul cabang-cabang ilmu yang mengkaji lebih jauh mengenai hewan mamalia dan manusia tersebut, seperti Sitologi, Anatomi, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Genetika, Embriologi. Pemilahan ilmu ini terjadi pula pada cabang-cabang ilmu Biologi lainnya. Adapun cabang Biologi yang didasarkan pada persoalannya antara lain Ekologi, Toksikologi, Taksonomi, Biologi Reproduksi, dan Teratologi. Dan cabang Biologi yang didasarkan pada tingkat organisasi kehidupan antara lain Sitologi, Histologi, Organologi, Biologi Populasi, Biologi Molekuler, dan Genetika Populasi. Pada cabang Biologi Terapan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pun kini terbagi menjadi Kedokteran, Gizi dan Kesehatan/Higiene, Pertanian, Peternakan, Perikanan, serta Bioteknologi. Kemudian dari ilmu
Uploads
Papers by Onto Huber