Papers by M. Rahmad Suhartanto

Buletin Agrohorti
ABSTRAK Kedelai (Glycine max (L.)) merupakan salah satu komoditas utama selain beras dan jagung d... more ABSTRAK Kedelai (Glycine max (L.)) merupakan salah satu komoditas utama selain beras dan jagung di Indonesia yang sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk olahan pangan. Kesenjangan kebutuhan dan ketersediaan kedelai terus meningkat sehingga diperlukan usaha untuk menunjang produksi kedelai, salah satunya benih kedelai harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup serta dengan mutu yang memadai. Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan benih kedelai bermutu adalah daya simpan benih kedelai yang pendek sehingga benih mengalami penurunan vigor dan viabilitas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode uji vigor benih menggunakan urine sugar analysis paper (USAP) pada berbagai tingkat vigor benih kedelai yang diperoleh dari metode pengusangan cepat (AAM). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah benih k...

AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Salah satu kendala pemupukan fosfat pada tanah ultisol adalah terikatnya unsur P oleh Al dan Fe,... more Salah satu kendala pemupukan fosfat pada tanah ultisol adalah terikatnya unsur P oleh Al dan Fe, dan masalah ini dapat diatasi dengan aktivitas bakteri pelarut fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk fosfat dengan bakteri pelarut fosfat terbaik untuk produksi benih padi gogo Varietas PBM UBB1 (padi beras merah Universitas Bangka Belitung 1) dan pengaruhnya terhadap kualitas benih. Penelitian dilaksanakan di Kebun Penelitian dan Percobaan – Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, pada bulan Agustus hingga Desember 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan petak terbagi, petak utama adalah bakteri pelarut fosfat (perlakuan dan kontrol) dan anak petak adalah pupuk fosfat (P1– seperempat dosis, P2 – setengah dosis, P3 – tiga perempat dosis, P4 – dosis penuh). Benih hasil dilapangan diuji di laboratorium untuk uji viabilitas dan vigor. Di lapangan, bakteri pelarut fosfat (Burkholderia sp) dapat menggantikan setengah dosis pupu...

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 2021
Vatica venulosa Blume is an endangered plant species with Critically Endangered A1c ver 2.3 statu... more Vatica venulosa Blume is an endangered plant species with Critically Endangered A1c ver 2.3 status. The seeds of V. venulosa are recalcitrant, and studies regarding the determination of harvest time, the standard of viability testing and critical moisture content of seeds to support the conservation of V. venulosa have not been carried out. This research aimed to study the germination period, physiological maturation of fruit, critical moisture content, and conservation methods of V. venulosa embryos. The germination period of V. venulosa had first and final counts on the 23 rd day after sowing (DAS) and 33 DAS. The seeds reached physiological maturity at 101±3 days after anthesis (DAA) to 106±3 DAA. The critical moisture content of V. venulosa seeds is 38.63%-39.59%. The growth of V. venulosa embryos using woody plant medium has a success rate of 70% at a moisture content of 34.1%. We can only use up the media to 15 DAS for embryonic explants of woody plants with high phenolic content. The seeds of V. venulosa have a germination capacity of 78.75%-81.25% and will become seedlings with two leaves at 45 DAS. The results of this study provide information that the seeds of V. venulosa can be preserved by the in-vitro conservation method to support the seed conservation program for endangered plants.

Pengelolaan polen merupakan salah satu faktor penting dalam sistem produksi benih hibrida. Peneli... more Pengelolaan polen merupakan salah satu faktor penting dalam sistem produksi benih hibrida. Penelitian bertujuan mempelajari pengelolaan polen untuk produksi benih hibrida melon Sunrise Meta dan Orange Meta. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Tajur II, Bogor dan Laboratorium Biologi dan Biofisik Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei 2012 hingga Februari 2013. Penelitian terdiri atas dua percobaan dengan dua tetua jantan M13 dan M21 yang diuji terpisah. Percobaan pertama bertujuan meningkatkan produksi dan viabilitas polen, dilakukan dengan rancangan acak lengkap satu faktor dengan empat perlakuan, yaitu kontrol (tanpa penambahan unsur mikro), boraks 10 kg/ha, aplikasi 200 ppm AgNO3+1.000 ppm Na2SO4 dan kombinasi perlakuan keduanya. Pengamatan dilakukan terhadap semua bunga jantan saat P1: 22-27 HST, P2: 28-33 HST, P3: 34-39 HST, P4: 40–45 HST, dan P5: 46-51 HST. Peubah yang diamati ialah jumlah polen per antera, viabilitas p...

Indonesian Journal of Agronomy, 2007
There are phenolic compounds in sarcotesta of papaya seed which can act either as inhibitor or as... more There are phenolic compounds in sarcotesta of papaya seed which can act either as inhibitor or as antioxidant. The objective of this experiment was to study the effect of sarcotesta and seed moisture content on total phenolic content and seed longevity of papaya seed. The experiment was conducted in November 2004 - May 2005, at Bogor Agicultural University, by using papaya seed (IPB-1) harvested from Center for Tropical Fruit Studies orchard in Bogor. In this study, seeds were dried in the absence and presence of sarcotesta until 11-12% and 6-7% moisture content (mc). After drying, seeds were packed in sealed plastic bag and stored in ambient room until 0, 3, 6, 9, 12 and 15 weeks. Seed viability and total phenolic compound were evaluated every 3 weeks. Total phenolic content of seed with sarcotesta was higher ( > 327mg/100g dry weight) than the seed without sarcotesta ( 165mg/100g dry weight). Total phenolic content of seed with sarcotesta decreased during storage. In the ab...

Indonesian Journal of Agronomy, 2013
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengeringan benih jagung melalui pen... more ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengeringan benih jagung melalui pengembangan rancangan sistempengeringan dan melakukan kombinasi perlakuan prapengeringan dengan suhu udara pengeringan untuk mendapatkan mutubenih yang maksimum. Prapengeringan dapat dilakukan dengan cara menghembuskan udara suhu kamar menggunakanmesin blower dan dilakukan sebelum benih jagung diberikan perlakuan udara panas. Penelitian terdiri atas 3 tahap, yaitu(1) Perancangan sistem pengeringan, (2) Optimasi pengeringan benih jagung, dan (3) Analisis ekonomi. Kegiatan pertamaterdiri atas 2 tahap, yaitu pembuatan dan pengujian mini box dryer. Optimasi pengeringan benih jagung terdiri atas 2 faktorperlakuan, yaitu prapengeringan (0, 12, 24, dan 36 jam), dan suhu udara pengeringan (40, 45, 50, dan 55 °C), menggunakanrancangan kelompok lengkap teracak dengan 3 ulangan. Analisis mutu fisik dan fisiologis dilakukan untuk mendapatkanperlakuan yang mampu menghasilkan benih dengan kualitas baik....

Indonesian Journal of Agronomy, 2003
It has been shown that chlorophyll content of seeds was negatively correlated with germinability ... more It has been shown that chlorophyll content of seeds was negatively correlated with germinability towards the end of maturation. Physiological maturity was achieved when the chlorophyll fluorescence reached a minimum. The presence of chlorophyll in seeds and its relation with the progress of seed maturation has gained renewed interest after the development of Laser Induced Fluorescence (LIF). This equipment is able to measure and analyze chlorophyll fluorescence in the seed instantaneously and non-destructively. The use of LIF makes it possible to perform physiological and biochemical assays after chlorophyll fluorescence measurement in the same seeds. Based on the results from some experiments as well as the literature, the role of chlorophyll in developing seeds is presented. The overall conclusion is that chlorophyll is required during seed development, but undesirable during maturation. We hypothesize that the presence of chlorophyll during seed maturation is undesirable s...

Indonesian Journal of Agronomy, 2012
The ability of seed to maintain seed quality during storage is called seed vigor. Accurate method... more The ability of seed to maintain seed quality during storage is called seed vigor. Accurate method for seed vigor testing of pepper seeds is necessary to accurately determine seed storability during seed distribution. The aim of this research was to determine the best accelerated aging method (AAM) of pepper seed. Freshly harvested seeds of Capsicum annuumL., IPB C9 genotype were used in this study. The experiment used randomized complete block design (RCBD) with three replications. The experimental treatments were seed vigor testing methods i.e. natural deterioration test at room temperature in controlled humidity (RH 90-95%), and four AAM (hot water 60 oC, methanol 20%, ethanol 20%, and high temperature at 40 oC). The best method was selected using analysis of variance, coeficient of variance, regresion dan t student analysis. AAM using 20% methanol at periods of 0, 2, 4, 6 and 8 hours was the best method of seed vigor testing for pepper seed. Keywords: accelerated aging, deteriora...

Bioteknologi, 2010
Widiastuti A, Sobir, Suhartanto MR. 2010. Diversity analysis of mangosteen (Garcinia mangostana) ... more Widiastuti A, Sobir, Suhartanto MR. 2010. Diversity analysis of mangosteen (Garcinia mangostana) irradiated by gamma-ray based on morphological and anatomical characteristics. Bioteknologi 7: 85-98. The aim of this research was to increase genetic variability of mangosteen (Garcinia mangostana L.) irradiated by gamma rays dosage of 0 Gy, 20 Gy, 25 Gy, 30 Gy,35 Gy and 40 Gy. Plant materials used were seeds collected from Cegal Sub-village, Karacak Village, Leuwiliang Sub-district, Bogor District, West Java. Data was generated from morphological and anatomical characteristics. The result indicated that increasing of gamma ray dosage had inhibited ability of seed to growth, which needed longer time and decreased seed viability. Morphologically, it also decreased plant heigh, stem diameter, leaf seizure, and amount of leaf. Anatomically, stomatal density had positive correlation with plant height by correlation was 90% and 74%. Gamma rays irradiation successfully increase morphological ...

Jurnal Hortikultura Indonesia, 2015
ABSTRACTCosmos caudatus Kunth is an annual herb useful for natural herbal medicine especiall... more ABSTRACTCosmos caudatus Kunth is an annual herb useful for natural herbal medicine especially for reducing body odour and improving apetite. The leaves are edible vegetable. Research was conducted in Unit of Conservation and Biofarmaka Cultivation (UKBB) and Seed Technology Laboratory at the Department of Agronomy and Horticulture in Bogor Agricultural University between December 2013 until April 2014. The purpose of this research was to determine the period of physiological maturity and to study the resistance of Cosmos caudatus Kunth seed to dessication. The first stage of this research used completely randomized design with 1 factor and 5 different levels of harvest period : 24 days, 28 days, 32 days, 36 days, 40 days. The second stage of research used completely randomized design with 2 factors, i.e. drying method and time. The drying methods used were of 2 types : drying in box dryer (fan and heater) at 37-41 0C and RH 29-...

Jurnal Hortikultura Indonesia, 2015
ABSTRACTThe purpose of this study was to estimate the narrow sense heritability (h2ns), broad sen... more ABSTRACTThe purpose of this study was to estimate the narrow sense heritability (h2ns), broad sense heritability (h2bs), heterosis, and heterobioltiosis, coefficient of genetic variances, coefficient of phenotypic variances, additive and dominant variances. Pepper population used in this study consisted of IPB C2, IPB C9, IPB C10, IPB C15 and half diallel hybrid. To estimate the effect of reciprocal IPB C10 x IPB C2 hybrid was used. Accelerated aging method was used to test the vigor using methanol 20% in five periods of time 0, 2, 4, 6 and 8 hours. Observations consisted of: (1) germination rate, (2) the length of radicle, (3) the length of hypocotile, (4) dry weight of normal seedlings, (5) speed of growth, (6) electrical conductivity and (7) moisture content. Genetic parameters were estimated using affinity analysis. Reciprocal effect indicated that there was no maternal effect. Parents with high combining ability was IPB C15 and that with high specific combining ability was IPB ...

Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 2020
ABSTRAKProgram pengembangan dan rehabilitasi tanaman kakao membutuh-kan benih bermutu. Mutu benih... more ABSTRAKProgram pengembangan dan rehabilitasi tanaman kakao membutuh-kan benih bermutu. Mutu benih antara lain ditentukan oleh saat panenyang tepat, terutama berhubungan dengan masak fisiologis. Beberapaindikator penting yang berkaitan dengan masak fisiologis benih adalahkarakteristik biologis dan fisiologis. Penelitian telah dilaksanakan diKebun Induk Benih Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember,Laboratorium Fisika dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB,serta Rumah Kaca Balai Penelitan Bioteknologi Perkebunan Indonesia,Bogor pada bulan Februari-September 2008. Penelitian ini bertujuan untuk(1) mempelajari perubahan biologis dan fisiologis selama perkembanganbenih kakao hibrida, (2) mengetahui hubungan antar berbagai karakterbiologis dan fisiologis benih yang mencerminkan mutu benih, dan (3)menentukan saat panen yang tepat benih kakao hibrida TSH 858 xSca 6 dan ICS 60 x Sca 6. Benih yang digunakan berasal dari hasilpersilangan buatan antara kakao TSH 858 x Sca 6 d...

Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 2020
ABSTRAKBenih merupakan komponen dasar dalam menentukan produktivitastanaman kakao. Benih yang seh... more ABSTRAKBenih merupakan komponen dasar dalam menentukan produktivitastanaman kakao. Benih yang sehat dapat merupakan faktor penting dalammenentukan keberhasilan produktivitas kakao. Benih kakao mempunyaikadar air cukup tinggi sehingga berpotensi terinfeksi cendawan, yangdapat menurunkan mutu benih dan produksi kakao. Penelitian bertujuanuntuk mengisolasi dan mengidentifikasi beberapa cendawan terbawa benihpada kakao hibrida. Penelitian dilakukan di Kebun Induk Benih PusatPenelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, Laboratorium Mikro-biologi, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, danLaboratorium Pengendalian Hayati IPB Bogor pada bulan Juni sampaiOktober 2008. Penelitian menggunakan benih kakao hibrida dari hasilpersilangan buatan antar TSH 858 dengan Sca 6, dan percobaan disusundengan rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Benih ditumbuhkanpada 3 media, yaitu water agar (WA), potato dextrose agar (PDA), dankertas saring (KS). Tingkat infeksi pada benih diamati setiap...

Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 2020
ABSTRAKBenih kakao hibrida diketahui dapat membawa beberapa mikrobayang bersifat patogenik dan me... more ABSTRAKBenih kakao hibrida diketahui dapat membawa beberapa mikrobayang bersifat patogenik dan menurunkan mutu benih. Penelitian bertujuanuntuk mengetahui pengaruh beberapa isolat cendawan terbawa benihterhadap penurunan viabilitas benih dan vigor bibit kakao hibrida.Penelitian dilakukan di Kebun Benih Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia, Jember, Laboratorium Mikrobiologi dan rumah kaca BalaiPenelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor, pada bulan Julisampai November 2008. Penelitian menggunakan 13 cendawan terbawabenih kakao hibrida. Benih diperoleh dari persilangan buatan antara kakaoTSH 858 dengan Sca 6. Penelitian menggunakan model Rancangan AcakLengkap dengan 4 ulangan. Inokulasi patogen pada benih kakao dilakukandengan cara merendam benih di dalam suspensi patogen dengan kerapatan10 6 spora/ml selama 30 menit. Selanjutnya benih ditanam pada media pasirsteril dalam boks plastik ukuran 30 x 30 cm, menurut rancangannya.Setiap perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang d...
Comm. Horticulturae Journal, 2018

Jurnal Fitopatologi Indonesia, 2016
Seed treatment using microwave has been reported as an effective and efficient method to control ... more Seed treatment using microwave has been reported as an effective and efficient method to control seed borne pathogens of chili pepper. The purpose of this research was to evaluate the effectiveness of microwave irradiation treatment to suppress seedborne Colletotrichum spp. while maintaining physiological quality of chili’s seed. First experiment was aimed to select the best condition for seed germination, and was done in completely randomized design with three levels of water content (4.31%, 6.33%, and 8.25%). The second experiment was aimed to determine the best condition for disease suppression, and was done in completely randomized design with different levels of microwave irradiation duration (0, 10, 20, 30, 40, and 50 seconds) using the best seed water content level from the first experiment. Application of systemic fungicide with benomyl as active ingredient (0.5 g L-1) was done as check treatment. Four major species of Colletotrichum was found from chili’s seed, i.e. C....
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 2020

Buletin Agrohorti, 2014
Deteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Pemanfaatan bu... more Deteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Pemanfaatan bunyi yang dihasilkan benih bila dipantulkan dengan benda lain adalah salah satu cara yang belum diteliti. Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan alat deteksi bunyi untuk menduga kadar air dan viabilitas benih kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan melihat frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan kadar air terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Percobaan kedua mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan viabilitas terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu ukuran benih + kadar air dan ukuran benih + viabilitas. Hasil menunjukan bahwa pada percobaan pertama terdapat interaksi antara ukuran benih dan kadar air. Ukuran benih sedang memiliki korelasi yang positi...

Buletin Agrohorti, 2014
Kemunduran benih ditandai dengan penurunan vigor, viabilitas, dan peningkatan asam lemak bebas. P... more Kemunduran benih ditandai dengan penurunan vigor, viabilitas, dan peningkatan asam lemak bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penurunan viabilitas, vigor dan peningkatan asam lemak bebas benih kedelai Varietas Anjasmoro dan Wilis antara benih yang telah diusangkan menggunakan Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM dengan penyimpanan alami dan untuk mengetahui hubungan antara viabilitas dan vigor dengan asam lemak bebas. Penelitian terdiri atas dua percobaan yaitu penyimpanan alami dan pengusangan. Penyimpanan alami terdiri atas 5 waktu penyimpanan yaitu 0, 2, 4, 6, 8 minggu dan pengusangan terdiri atas 5 waktu pengusangan 0, 15, 30, 45, 60 menit. Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian (korelasi nyata) laju penurunan viabilitas dan vigor antara penyimpanan alami selama 8 minggu dengan pengusangan selama 60 menit, sedangkan pada asam lemak bebas tidak adanya kesesuaian (korelasi tidak nyata) antara penyimpanan alami selama 8 minggu (diasumsikan setelah pe...

Jurnal Hortikultura Indonesia, 2019
Metode pembibitan nanas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan jumlah bibit yangdapat dihasil... more Metode pembibitan nanas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan jumlah bibit yangdapat dihasilkan adalah setek basal daun mahkota. Tingkat kematangan buah diduga berpengaruhterhadap tingkat keberhasilan setek basal daun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasimengenai pengaruh tingkat kematangan buah pada saat pengambilan bahan setek untuk produksi bibitasal setek basal daun mahkota pada nanas cv. Smooth Cayenne. Percobaan menggunakan RKLT satufaktor, yaitu tingkat kematangan dengan empat taraf perlakuan: tingkat kematangan 1 (K1) : semuamata berwarna hijau; kematangan 2 (K2) : mata buah yang berwarna kuning < 20%; kematangan 3(K3) : mata buah yang berwarna kuning 40-55%; kematangan 4 (K4): mata buah yang berwarnakuning >90%; tetapi yang berwarna jingga kemerahan <20%. Hasil penelitian menunjukkankandungan auksin dan sitokinin endogen tidak berbeda pada semua tingkat kematangan, namunNisbah C/N K3 dan K4 menunjukkan hasil lebih tinggi. Pada semua tingkat kem...
Uploads
Papers by M. Rahmad Suhartanto