FGD HIV AIDS adalah Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) tentang HIV/AIDS, yang merupakan metode edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan pemahaman masyarakat tentang HIV dan AIDS, termasuk cara pencegahan, penularan, gejala, dan penanganannya, serta untuk mengurangi stigma terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). FGD ini sering melibatkan berbagai pihak seperti tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mencari solusi dan merencanakan strategi penanggulangan HIV/AIDS.
Tujuan FGD HIV AIDS
Meningkatkan Pengetahuan:
Memberikan informasi yang akurat tentang virus HIV, cara penularan, dan cara pencegahannya.
Mengurangi Stigma:
Mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap penderita HIV, sehingga mereka tidak dijauhi melainkan dirangkul.
Meningkatkan Komunikasi:
Mendorong dialog dua arah untuk memastikan informasi yang disampaikan dipahami dengan baik oleh peserta.
Mencari Solusi dan Strategi:
Membahas langkah-langkah konkret untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tingkat daerah dan nasional.
Siapa yang Terlibat dalam FGD HIV AIDS
Narasumber:
Tenaga ahli dari kesehatan (Dinas Kesehatan), pemerintah daerah (Bappeda, Satpol PP), akademisi, dan aktivis KPA (Komisi Penanggulangan AIDS).
Peserta:
Tenaga pendidik (guru, pengawas kurikulum), siswa, santri, masyarakat, dan perwakilan pemerintah daerah (kepala dinas, camat, seksi trantib).
Manfaat FGD HIV AIDS
Edukasi dini:
Membantu remaja untuk menjaga diri dari perilaku berisiko dengan memberikan pemahaman yang cukup.
Pengembangan kurikulum:
Membantu dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum muatan lokal yang relevan dengan konteks daerah untuk pencegahan HIV/AIDS.
Penguatan konseling sebaya:
Melalui FGD, dapat dibentuk konselor sebaya yang mampu memberikan dukungan dan informasi kepada teman sebayanya.
Perencanaan aksi daerah:
Membantu pemerintah daerah dalam merencanakan dan mengevaluasi program penanggulangan HIV/AIDS.